Pantauan detikJabar, Kang Emil menari bersama Bupati Sukabumi, Marwan Hamami. Hal itu dilakukan Emil di sela kegiatannya menghadiri gelaran acara Riksa Budaya Sabilulungan, di Lapang Cangehgar, Kelurahan/Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jumat (23/12/2022)
"Itu tari Jipeng khas Sukabumi, namun dikreasikan kembali. Awalnya tarian bersifat sederhana hanya dikreasikan kembali oleh Pak Toto dari Disbudpora," kata Mira intruktur tari yang memandu penari Jipeng.
"Yang ditarikan (oleh Kang Emil) itu motif satu ada beberapa ragam geraknya agak lumayan banyak namun yang diambil hanya motif satu. Tadi pesertanya dari sanggar-sanggar dan pelajar di Kabupaten Sukabumi," tambahnya.
Riksa Budaya sendiri diketahui merupakan kegiatan tahunan yang ditujukan untuk melestarikan tiga kekuatan budaya di Jawa Barat yaitu Melayu-Betawi, Priangan, dan Kacirebonan.
"Kami sangat bangga dengan Jawa Barat di bidang budaya, yang diakui pemerintah pusat ekpresi budaya Jabar kurang lebih ada 108, dimana 81 nya ada disaat kami menjadi gubernur, kita motivasi kita lestarikan kita register dan alhamdulillah salah satunya tadi kita berikan kepada Kabupaten Sukabumi dengan total 108 dan tahun ini ada 19 terbanyak se Indonesia, nah salah satu kita lakukan salah satu panggungnya Riksa budaya Jawa Barat," kata Gubernur Jabar Ridwan Kamil, kepada awak media Jumat (23/12/2022).
Kang Emil mengatakan, budaya di Jabar terbagi menjadi tiga. Depok-Bekasi, Betawi-Melayu kemudian Indramayu-Cirebon terdapat bahasa jawa Cirebonan dan terakhir Priangan sebagai tatar sunda tatar Pasundan.
"Sebagai Gubernur semua kami ayomi, maka riksa budaya yang pertama di Indramayu, kedua di Depok, ketiga paling istimewa di Kabupaten Sukabumi dengan dukungan ini kita harapkan kabupaten Sukabumi maju, sebagai kabupaten yang ekonominya mantap, pariwisatanya luar biasa dan yang paling juara adalah pelestarian buadayanya," ujar Emil.
"Salah satu yang dilestrikan adalah budaya ketahanan pangan berbentuk leuit yang minggu lalu, saya masifkan di seluruh ribuan desa desa se Jawa Barat untuk meniru apa yang dilakukan kasepuhan-kasepuhan yang ada di Kabupaten Sukabumi sebagai keseimbangan alam dalam menangani potensi krisis pangan," sambung Emil.
Pantauan detikJabar, selain pentas seni budaya mulai dari Debus, aneka tarian hingga pencak silat khas tatar pasundan, dalam event itu juga ditampilkan beragam permainan tradisional anak yang ditampilkan oleh anak-anak sanggar. Mulai dari congklak, bakiak dan egrang.
"Mudah mudahan riksa budaya ini membangkitkan semangat disaat covid sudah raat (reda) dan ekonomi pariwista pasti meningkat, saya titip forkompimda ini tahun baru luar biasa. Viralnya postif bukan viral negatif, saya pantau nanti dari kejauhan," pungkasnya. (sya/mso)