Sedikitnya 5 buah tongkang terdampar pasca diterjang gelombang akibat hujan diiringi angin kencang yang terjadi sejak siang hingga sore pada Kamis (22/12/2022). Informasi terkini dua tongkang berhasil di evakuasi ke perairan.
Pengamatan detikJabar, masih tersisa tiga tongkang yang terdampar dan nyaris menyentuh garis pesisir. Dua tongkang berada di Kampung Baru, sementara satu tongkang di Kampung Rawakalong, keduanya di Pantai Cipatuguran, Kelurahan/Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi.
"Dari kemarin kita sudah melakukan upaya evakuasi, tadi kita sudah upaya nyambungin tali towing ke tongkang sudah sambung, sekarang tinggal nunggu penarikan hanya melihat cuaca saat ini pasang surut," kata Dede Sumarlan dari Agen Tongkang, PT Bilqis Mutiara Bahari kepada detikJabar, Jumat (23/12/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rencananya, proses penarikan akan kembali dilakukan pada sore ini sekitar pukul 16.00 WIB dengan mengerahkan kapal Tugboat atau kapal penarik. Diketahui tongkang tersebut memiliki bobot 3.000 GT dalam keadaan kosong, sementara dalam kondisi terisi batubara bobot tongkang menjadi sekitar 10.000 GT.
"Tepat nanti pukul 16.00 WIB, untuk evakuasinya air agak pasang dibantu tiga tugboat untuk melakukan penarikan. Kami yang tongkang di lokasi ini, kalau yang dua di lokasi sana beda (keagenan). Kami sudah berhasil menarik satu tongkang malam tadi sekitar pukul 19.00 WIB," lanjut Dede.
Sementara itu, Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) mengungkap pihaknya sudah berkomunikasi dengan agen tongkang untuk bisa secepatnya melakukan evakuasi.
"Tadi malam, tentunya sudah berkomunikasi dengan perusahaan perusahaan dengan agen agen nya untuk mengetahui progres apa saja yang sudah dilakukan agen tersebut terkait dengan evakuasi, tentunya sekarang sudah dlakukan evakuasi," kata Sep Radi Priadika, Sekretaris DPC HNSI Kabupaten Sukabumi.
"Tetapi memang kendala cuaca saat tidak memungkinkan sudah dilaksanakan evakuasi tapi terjadi putus tambang, evakuasi akhirnya ditunda," sambungnya.
Terkait keluhan dari masyarakat, Radi membenarkan pihaknya sudah banyak menerima informasi terkait itu. Oleh karena itu ia berharap evakuasi bisa segera dilakukan.
"Keluhan di masyarakat tentunya khususnya masyarakat pesisir kami dari HNSI tentunya menampung aspirasi masyarakat terkait dengan dampak ini, pertama ketika terjadi tumpahan batubara ini mereka sangat terdampak, kedua ada beberapa lokasi saat ini memang sudah terjadi abrasi di pesisir," ucap Radi.
Yang paling terdampak sebut Radi, adalah mereka yang memiliki usaha warung-warung wisata di pesisir. "Itu ada pelaku usaha yang mana mereka itu notabene usaha di pesisir seperti cafe yang terdampak abrasi. Terakhir bagaimana kita menjaga perairan Palabuhanratu ini tetap terjaga, bagaimanapun dua sektor adalah pariwisata dan perikanan tentunya estetika perairan dari laut ini harus kita jaga," pungkas dia.
Diberitakan, hujan diiringi angin kencang yang terjadi sejak siang hingga sore ini membuat sejumlah kapal tongkang pengangkut batubara ke PLTU Jabar II Palabuhanratu terseret hingga nyaris menyentuh garis pesisir Pantai Cipatuguran, Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi.
Pantauan detikJabar di lokasi, terlihat salah satu tongkang berada sejauh 200 meter dari garis pantai. Hujan masih deras disertai angin, hal itu juga membuat ombak di pesisir cukup besar.
"Tongkang (terdampar) sekitar jam 16.15 WIB, saat hujan badai. Ada 5 tongkang yang terbawa ke pinggir," kata Jack, warga Rawa Kalong, RT 1 RW 32, Kelurahan/Kecamatan Palabuhanratu kepada detikJabar, Kamis (22/12/2022).
(sya/yum)