Mengenal Samurai dan Kehebatannya

Mengenal Samurai dan Kehebatannya

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Sabtu, 17 Des 2022 03:31 WIB
Samurai
Samurai (Foto: Istimewa).
Sukabumi -

Kisah tentang kehebatan samurai Jepang masih melegenda hingga kini. Tidak sedikit yang kemudian ceritanya diangkat ke layar lebar, gaungnya bahkan sampai ke Indonesia. Hingga ada penyebutan Samurai untuk pedang panjang ala-ala Jepang.

Tulisan detikJabar mengenai Samurai Selendang dan King Roll mengantar kami berkenalan dengan seorang Head Instructor pada seni beladiri Samurai bernama David Cahyanto, pengajar di Samurai Academy System sebuah dojo yang berpusat di Infini Space, Sleman-DIY.

"Penyebutan pedang Jepang yang benar adalah katana. Sementara kata Samurai sendiri menunjukkan orangnya. Istilah Samurai berasal dari kata saburau yang berarti orang yang melayani. Karena seseorang dapat disebut Samurai hanya ketika dia melayani aristokrat atau sosok penguasa pada jamannya," kata David kepada detikJabar, dalam wawancara tertulis belum lama ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, dalam dunia Samurai dikenal juga sebutan Ronin. Mereka ini adalah para Samurai yang tidak memiliki tuan untuk dilayani.

"Samurai yang tidak memiliki tuan untuk dilayani disebut Ronin, sementara istilah umum untuk menyebut orang yang ahli bela diri atau bertempur adalah Bushi. Sementara Shogun sendiri adalah kependekan dari Seii-taishogun dan awalnya merupakan titel yang diberikan pada tokoh yang ditunjuk untuk menaklukkan wilayah utara Jepang (sekitar abad ke-7) dimana pada saat itu penduduknya (bangsa Emishi) dianggap masih barbar," ujarnya.

ADVERTISEMENT

"Di kemudian hari sebutan Shogun berkembang menjadi istilah yang merujuk pada penguasa militer era tertentu, mungkin padanannya di masa sekarang adalah Jendral atau Panglima," tambahnya.

David menjelaskan, Samurai Academy System yang berdiri sejak 2006. Ia menceritakan awal mula mengenal kenjutsu atau seni pedang dan sejarah Samurai berawal pada tahun 2001 (21 tahun lalu) sewaktu menjadi siswa pertukaran pelajar ke Nagoya, Jepang. Di luar itu ia mengenal budaya dan sejarah Jepang ketika menjalani studi di Jurusan Bahasa Jepang, Fakultas Ilmu Budaya, UGM.

"Kalau bicara dalam konteks Jepang jaman dahulu, maka sebelum sistem dan aturannya dibentuk dengan lebih tegas pada era Tokugawa. Siapapun bisa saja menjadi seorang Samurai asal dia ahli bela diri dan membuktikan kemampuannya dalam pertempuran," ungkapnya.

Setelah itu, tidak sembarang orang bisa menyandang gelar Samurai. Gelar itu hanya bisa didapat apabila dia lahir di dalam keluarga Samurai dan memiliki tuan untuk dilayani. Mungkin saja ada segelintir perkecualian.

"Tetapi pada prinsipnya gelar Samurai hanya bisa didapat lewat jalur keturunan. Otomatis yang berhak menyandang katana di masa itu hanya yang benar-benar Samurai," imbuh dia.

Dijelaskan David, di masa sekarang orang pada umumnya hanya bisa mempelajari seni bela dirinya saja, bukan untuk titelnya. Saat ini, ketika seseorang bergabung di dalam dojo yang mempelajari bela diri tradisional Jepang.

"Mereka membutuhkan waktu bertahun-tahun lamanya untuk menguasai teknik, karena keahlian seorang Samurai itu tidak hanya berpedang (kenjutsu) tetapi juga bela diri tangan kosong serta banyak jenis senjata lainnya seperti busur, tombak dan lain sebagainya," jelas David.

David menegaskan latihan tersebut hanya untuk seni dan menempa diri karena kita tidak mungkin membawa senjata tajam karena menurutnya di masa modern seperti saat ini, sudah ada undang-undang yang mengatur. "Saya dan seluruh member Samurai Academy juga hanya menggunakan senjata di dalam dojo untuk keperluan latihan saja," tuturnya.

(sya/mso)


Hide Ads