Asal-usul Ritual Angkat Pohon Keramat di Cirebon

Asal-usul Ritual Angkat Pohon Keramat di Cirebon

Ony Syahroni - detikJabar
Minggu, 16 Okt 2022 08:30 WIB
Ritual pengangkatan batang kayu di Situs Balong Keramat Pangeran Mancur Jaya, Desa Kertawinangun, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
Ritual pengangkatan batang kayu di Situs Balong Keramat Pangeran Mancur Jaya, Desa Kertawinangun, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. (Foto: Ony Syahroni/detikJabar)
Cirebon -

Ritual pengangkatan batang kayu di Situs Balong Keramat Pangeran Mancur Jaya, Desa Kertawinangun, Kacamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon menjadi tradisi yang rutin dilakukan setiap tahun pada 19 Rabiulawal. Batang kayu itu diberi nama Buyut Kayu Perbatang.

Batang kayu tersebut dikeramatkan karena diyakini sebagai peninggalan Pangeran Cakrabuana, putra dari Prabu Siliwangi. Banyak masyarakat yang hadir ketika tradisi pengangkatan Buyut Kayu Perbatang di Situs Balong Keramat Pangeran Mancur Jaya dilaksanakan.

Adapun Situs Balong Keramat Pangeran Mancur Jaya sendiri merupakan situs yang berupa balong atau kolam dengan panjang sekitar 5 meter dan lebar sekitar 2 meter. Balong keramat ini dikelilingi oleh tembok yang terbuat dari tumpukan bata merah dengan tinggi sekitar 1 meter.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarawan Cirebon, Mustaqim Asteja menceritakan sejarah di balik tradisi pengangkatan Buyut Kayu Perbatang di Situs Balong Keramat Pangeran Mancur Jaya Desa Kertawinangun, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon.

Menurutnya, situs balong tersebut duluannya merupakan sumber air yang ditemukan oleh Pangeran Mancur Jaya. Cerita penemuan sumber air itu bermula saat Cirebon di era Kesultanan sedang mengalami kemarau panjang hingga menyebabkan kekeringan.

ADVERTISEMENT

Di tengah kondisi tersebut, Pangeran Mancur Jaya pun kemudian mendapat perintah dari Kesultanan untuk mencari sumber mata air.

"Setelah mencari ke beberapa tempat, akhirnya sampailah Pangeran Mancur Jaya ke tempat yang dulu pernah disinggahi oleh Pangeran Cakrabuana. Di situ ada sebuah pohon yang tadinya pada jaman Pangeran Cakrabuana masih tumbuh, tapi ketika itu karena kemarau panjang pohon tersebut sudah berubah menjadi sebatang kayu," kata Mustaqim.

Ritual pengangkatan batang kayu di Situs Balong Keramat Pangeran Mancur Jaya, Desa Kertawinangun, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.Ritual pengangkatan batang kayu di Situs Balong Keramat Pangeran Mancur Jaya, Desa Kertawinangun, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Foto: Ony Syahroni/detikJabar

"Pangeran Mancur Jaya pun singgah dan duduk di batang kayu tersebut. Saat sedang duduk dia melihat di balik kayu tersebut ada rembesan air. Dengan niat yang baik untuk mencari sumber, Pangeran Mancur Jaya kemudian menutugkan (menghentakkan) batang kayu itu ke tanah yang mengeluarkan rembesan air. Saat itu keluarlah air memancar yang sangat deras," kata dia menambahkan.

Menurut Mustaqim, itu lah sejarah di balik Situs Balong Keramat Pangeran Mancur Jaya yang di Desa Kertawinangun, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Berikut dengan batang kayu yang diberi nama Buyut Kayu Perbatang.

Hingga kini, tradisi pengangkatan Buyut Kayu Perbatang di Situs Balong Keramat Pangeran Mancur Jaya masih terus berlangsung dan rutin dilaksanakan setiap tahun pada 19 Rabiulawal.

Juru Kunci Situs Balong Keramat Pangeran Mancur Jaya, Raden Suparja mengatakan, tradisi pengangkatan Buyut Kayu Perbatang ini dilaksanakan untuk mengenang jasa dari Pangeran Mancur Jaya yang telah menemukan sumber air saat Cirebon di era Kesultanan tengah dilanda kekeringan. Selain itu tradisi ini juga dilakukan untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.

"Karena leluhur kita (Pangeran Mancur Jaya) pada waktu itu sudah menyelamatkan masyarakat dari kekeringan yang sangat panjang. Beliau menemukan mata air yang bisa mencukupi kebutuhan masyarakat. Dan kejadiannya itu pada 19 Mulud atau 19 Rabiulawal, sehingga kita melakukan tradisi ini setiap 19 Mulud," kata Raden Suparja.

"Kami selaku keturunannya selalu melaksanakan tradisi ini sekaligus dalam rangka Muludan (Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW)," kata dia menambahkan.

Sebelum dilakukan pengangkatan Buyut Kayu Perbatang dari dasar balong, ada beberapa prosesi yang dilakukan. Mulai dari pembacaan sholawat, doa, hingga melantukan kidung. Selain itu, sebelum batang kayu diangkat, ada juga Muazin yang mengumandangkan azan.

Memasuki prosesi pengangkatan Buyut Kayu Perbatang, setidaknya ada lima orang pria yang bertugas untuk turun ke dasar balong atau kolam. Sementara di tepi kolam juga ada beberapa orang pria lainnya yang sudah menunggu. Secara perlahan mereka pun mengangkat batang kayu yang dikeramatkan itu dari dasar balong.

Setelah diangkat, Buyut Kayu Perbatang kemudian dimandikan atau disucikan dengan cara disiram dengan menggunakan air. Setelah prosesi ini selesai, batang kayu yang dikeramatkan itu pun kemudian ditutup kain dan ditaburi dengan bunga-bunga.

"Nanti Buyut Kayu Perbatang ini kita turunkan kembali ke dalam balong keramat jam 9 malam. Prosesinya sama seperti saat pengangkatan," kata Raden Suparja.

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads