Merawat Eksistensi Tari Jaipong di Sumedang

Merawat Eksistensi Tari Jaipong di Sumedang

Nur Azis - detikJabar
Minggu, 18 Sep 2022 21:30 WIB
Tari Jaipong
Tari Jaipong (Foto: Nur Azis/detikJabar).
Sumedang -

Di tengah gempuran budaya modern, kesenian tradisional berupaya tetap eksis di Kabupaten Sumedang. Salah satunya seni tari jaipongan.

Seperti yang tampak dari sejumlah penari jaipong yang unjuk gigi dihadapan warga saat tampil di kawasan Alun-alun Sumedang pada Sabtu (17/9/2022) malam.

Beragam keindahan gerakan tari jaipong sukses menghibur warga yang mengisi waktu liburnya pada malam itu. Hal itu tentunya cukup menarik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pasalnya terhitung jarang liburan malam minggu diisi dengan hiburan berupa seni tradisional. Terlebih para penampil kesenian khas Jawa Barat ini rata-rata masih remaja bahkan ada yang masih anak-anak.

Sementara itu, ratusan warga yang menonton pun bukan hanya dari kalangan orang tua. Bahkan, kalangan milenial cukup antusias menyaksikan penampilan dari para penari jaipongan.

ADVERTISEMENT

Ketua Forum seni tari jaipongan se-Sumedang Nanu Ruhyana mengatakan seni tari jaipong yang ditampilkan ada yang klasik dan ada yang telah dikreasikan atau disebut dengan istilah ceta.

"Kalau jaipongan yang klasik ini gerakannya berpedoman pada gerakan-gerakan dasar yang diberikan oleh bapak Gugum Gumbira, kalau yang ceta atau kreasi itu banyak sekali perpaduan gerakan ketuk tilu, pencak silat, tari wayang dan tari modern," ungkapnya kepada detikjabar di lokasi malam itu.

Dalam kesempatan itu, ia mengapresiasi kepada pihak penyelenggara yang telah mau menampilkan seni tradisional, khususnya tari jaipongan.

"Saya ucapkan tetimakasih kepada penyelenggara yang telah mau menggelar acara-acara seperti ini khususnya seni tradisional dalam hal ini khususnya tari jaipongan," ujarnya.

Ia menyebut, saat ini ada sekitar 24 sanggar yang terdaftar dalam forum seni tari jaipongan Sumedang. Dari jumlah sanggar itu, minimalnya ada sekitar 60 orang yang berlatih disana.

"Minimalnya satu sanggar itu ada 60 orang latihan disana dari mulai anak-anak hingga usia dewasa," terangnya.

Ia berharap dengan adanya kegiatan acara seperti ini dapat lebih mempopulerkan seni-seni tradisional yang ada di Kabupaten Sumedang.

"Harapan lainnya semoga pemerintahan bisa lebih memperhatikan seni-seni tradisional yang ada di Kabupaten Sumedang," ucapnya.

Sejarah Lahirnya Seni Tari Jaipongan

Dilansir dari situs kemdikbud.go.id, seni tari jaipongan merupakan genre seni tari yang lahir dari kerjasama antara dua orang seniman asal Bandung dan Karawang bernama H. Suwanda dari Karawang dan Gugum Gumbira dari Bandung pada sekitar tahun 1976.

Suwanda saat itu dikenal sangat mahir memainkan alat musik berupa gendang dari padepokan Suwanda Grup. Ia saat itu sukses meramu tepak-tepak gendang ketuk tilu, wayang, kendang penca (pendak silat), doger, banjet, dan bahkan tarling.

Semua kesenian itu diramunya hingga kemudian melahirkan seni jaipong. Pada tahun yang sama, Suwanda ditarik ke Bandung oleh Gugum Gumbira untuk bergabung dengan grup kesenian milik Gugum Gumbira yakni grup Jugala.

Lewat kolabari keduanya, Suwanda yang ahli memainkan musik gendang dan Gugum Gumbira ahli dalam koreografi tarian maka terciptalah beberapa tarian jaipong.

Hingga lewat kolaborasi keduanya pula seni tari jaipong menjadi kesenian Sunda yang sangat populer bukan hanya di dalam negeri melainkan mancanegara.

(mso/mso)


Hide Ads