Sejarah Kabupaten Galuh Berubah Nama Jadi Ciamis

Dadang Hermansyah - detikJabar
Kamis, 15 Sep 2022 01:00 WIB
Gong perdamaian Ciamis (Foto: Dadang Hermansyah/detikJabar).
Ciamis -

Kabupaten Ciamis dulunya bernama Galuh. Saat ini Pemkab tengah mengkaji perubahan nama kembali menjadi Galuh. Lalu bagaimana ceritanya, Galuh bisa berubah menjadi Ciamis?

Kerajaan Galuh Setelah Kerajaan Sunda Runtuh

Dikutip dari buku 'Galuh Dari Masa ke Masa' yang ditulis oleh Prof Nina Lubis (Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya UNPAD), Lahirnya Kabupaten Galuh tak terlepas dengan sejarah runtuhnya Kerajaan Sunda pada 1579 akibat serangan Maulana Yusuf dari Banten.

Selepas Kerajaan Sunda runtuh, Kerajaan Galuh yang dipimpin Maharaja Sanghyang Cipta Di Galuh berdiri sendiri hingga tahun 1595. Pusat kekuasaannya dari Cimaragas hingga Manonjaya (Tasikmalaya).

Pada tahun 1595, Panembahan Senapati, pendiri dinasti Mataram berhasil menanamkan pengaruh politik di Kerajaan Galuh. Pada saat itu Prabu Galuh Cipta Permana memindahkan pusat Kerajaan Galuh ke Gara Tengah (Cineam).

Sepeninggal Maharaja Sanghyang Cipta Di Galuh, wilayah Galuh terbagi jadi 3 pusat kekuasaan, yakni di Gara Tengah, Kertabumi dan Kawasen.

Pada tahun 1601, suksesi kepemimpinan di Mataram dari Panembahan Senapati kepada Sultan Agung berdampak pada kehidupan politik di Kerajaan Galuh. Sultan Agung kemudian mulai memperkuat kekuasaan politiknya di Galuh, lalu mengangkat Adipati Panaekan sebagai Wedana Mataram di Galuh.

Galuh yang semula adalah kerajaan diubah statusnya menjadi kabupaten. Sedangkan gelar raja atau prabu diganti menjadi adipati.

Pada masa terjadi perbedaan pendapat kaitan dengan pengusiran VOC di wilayah Mataram. Hal ini yang mengakibatkan Adipati Panaekan dibunuh pada 1625. Mas Dipati Imbanagara kemudian menggantikan Adipati Panaekan sebagai Bupati Galuh.

Singkat cerita, nasib serupa dialami Mas Dipati Imbanagara yang dituduh bersekongkol dengan Dipati Ukur. Diketahui, Dipati Ukur yang merupakan komandan pasukan Mataram melakukan perlawanan, tujuannya untuk membebaskan wilayah Priangan dari kekuasaan Mataram.

Pada tahun 1636, Sultan Agung pun menghukum mati Dipati Imbanagara. Kemudian Mas Bongsar Putra Dipati Imbanagara diangkat jadi Bupati Galuh (pusat Gara Tengah) pada tahun yang sama. Mas Bongsar dianugerahi gelar Raden Panji Aria Jayanegara.

Galuh Jadi Kabupaten Imbanagara

Sultan Agung menyarankan kepada Mas Bongsar agar menggunakan nama ayahnya, Imbanagara, sebagai nama kabupaten yang dipimpinnya. Sehingga sejak tahun 1636, pusat kekuasaan Galuh berakhir eksistensinya dan dijandikan menjadi Kabupaten Imbanagara.

Sejak saat itu, Kabupaten Imbanagara merupakan salah satu pusat kekuasaan di Galuh selain Bojonglopang (Kertabumi) dan Kawasen. Tahun 1641, wilayah Galuh dipecah menjadi 5 kabupaten. Yakni Imbanagara, Bojonglopang, Utama, Kawasan dan Banyumas.

Mas Bongsar kala itu menilai Gara Tengah merupakan daerah yang menyimpan kenangan buruk. Ayah dan kakeknya terbunuh sebagai korban pertentangan politik. Untuk itu, ia memindahkan ibu kota kabupaten ke Calingcing, lalu ke Panyingkiran dan terakhir di Barunay pada 12 Juni 1642. Barunay kemudian berubah nama menjadi Imbanagara.

MasBongsar memerintah KabupatenImbanagara selama 42 tahun. Sepeninggal MasBongsar atau Raden Panji AriaJayanegara, KabupatenImbanagara berlangsung hingga tahun 1815. Selama ratusan tahun sebagai KabupatenImbanagara, daerah lain sepertiKertabumi,Kawasen,Panjalu danKawali dihilangkan menjadi bagian wilayah KabupatenImbanagara.




(mso/mso)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork