Hujan deras mengguyur sebagian wilayah Kota Bandung, salah satunya di sekitaran Gedung Sate. Bangunan bersejarah yang dijadikan sebagai tempat kerja Gubernur Jabar.
Kala itu, Festival Garuda Jaya yang digagas SLB Negeri Cicendo dan didukung berbagai pihak, termasuk Pemprov Jabar, tengah digelar di Plaza Gedung Sate. Tepat di bagian atas kantin Gedung Sate. Pagi yang cerah, berganti dengan siang yang basah.
Acara Festival Garuda Jaya itu menampilkan pameran, bursa kerja dan berbagai kreasi penyandang disabilitas. Sejak pagi, Kamis (14/7/2022), sejumlah penyandang disabilitas yang hadir sibuk mempersiapkan diri untuk tampil di panggung Festival Garuda Jaya. Ada yang sibuk menari di samping tenda, melatih gerakan pantomim dan lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Chandra Adrian siswa kelas IX SMP LV Mekarsari 1 Bandung sibuk berbincang menggunakan bahasa isyarat dengan Michael, siswa SMA LB Cicendo. Michael memang sudah tampil lebih awal ketimbang Chandra.
Keduanya adalah penyandang tuli. Tampak begitu asik. Festival seakan milik berdua. Saat itu, Chandra masih mengenakan pakaian biasa. Sedangkan Michael mengenakan kaos putih bercorak garis hitam-putih.
"Chandra nanti tampilnya. Siangan, sekarang persiapan," kata Ahmad selaku Guru Seni SLB Mekarsari 1 saat berbincang dengan detikJabar.
![]() |
Saat itu, cuaca masih cerah. Gedung Sate masih disorot sinar matahari. Pengunjung pun masih padat, termasuk para pejabat. Zuhur tiba. Cuaca masih sama. Pejabat juga sudah meninggalkan festival usai memberi sambutan dan keliling pameran.
Hujan mengguyur Gedung Sate dan membasahi tenda-tenda pameran sekitar pukul 13.00 WIB lebih. Chandra masih belum berganti baju untuk tampil. Rencananya, Chandra tampil sekitar pukul 14.30 WIB. Sebagian pengunjung masih setia berada di tenda depan panggung festival. Selebihnya, meneduh.
Singkatnya, Chandra pun tampil. Chandra tampil usai penampilan pencak silat dari salah satu SLB di Bandung. Chandra mengenakan topi, baju bercorak garis hitam-putih, celana hitam dan sepatu. Ia tampil sebagai seniman pantomim.
Semangat Chandra luar biasa, meski hujan terus mengguyur. Aksinya tetap apik, guyuran hujan tak bikin kendor performa Chandra. Tepuk tangan dan pelukan dari gurunya menjadi penyambutan hangat setelah Chandra tampil.
Chandra tersenyum sembari mengangkat kedua jempolnya. menunjukkan rasa bahagia karena berhasil tampil dan membuat pengunjung festival terkesima.
"Memang dari kecil, Chandra hobi pantomim. Selama latihan pun tak pernah ada kesulitan, karena pantomim itu hobinya dia. Seni yang ia sukai," kata Ahmad.
Belajar Kelembutan Hidup
Ahmad menceritakan Chandra selalu antusias saat ada kesempatan tampil. Kecintaan Chandra terhadap seni bagian dari cara melatih suasana hatinya. Menurut Ahmad, Chandra belajar kelembutan bersikap dalam seni pantomim.
"Seni membantunya terus berkembang. Pantomim itu membuat dia ingin menjadi lebih lembut (bersikap)," kata Ahmad.
Selain seni, Chandra juga tercatat sebagai atlet paralimpik. Chandra kerap mengikuti kejuaraan paralimpik antarpelajar tingkat daerah. Ia merupakan atlet angkat berat kelas 80 kilogram.
"Olahraga itu bagian dari cara Chandra untuk menjaga fisiknya. Simbol kekuatan bagi Chandra," kata Ahmad.
Sebagai guru, Ahmad selalu berupaya memberikan terbaik untuk murid-muridnya. Ia ingin muridnya percaya diri untuk mengekspresikan diri, baik melalui seni, olahraga dan prestasi lainnya. Sebab, tak ada batas untuk menunjukkan kualitas.
![]() |
Senada juga disampaikan guru SLB Negeri Cicendo Witri Erdiawati SR, yang juga guru Michael. Michael pernah menjuarai pantomim tingkat Kota Bandung.
"Dari SMP sudah suka pantomim. Kesenian yang bisa dimaksimalkan anak-anak kami adalah lebih fokus ke visual, seperti pantomim, menari dan lainnya," kata Witri.