Wisatawan Perlu Tahu, Ini Ragam Pantangan di Kampung Adat Miduana

Kabupaten Cianjur

Wisatawan Perlu Tahu, Ini Ragam Pantangan di Kampung Adat Miduana

Ikbal Selamet - detikJabar
Minggu, 10 Jul 2022 06:00 WIB
Potret Kampung Adat Miduana yang masih terjaga tradisi dan kebudayaannya
Kampung Adat Miduana (Foto: Ikbal Selamet/detikJabar)
Cianjur -

Kampung Adat Miduana mulai membuka diri dan menjadi objek wisata baru di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Namun jika berkunjung ke kampung tersebut ada pantangan atau larangan yang harus dipatuhi dan tidak boleh dilanggar.

Ketua Adat Kampung Adat Miduana Yayat, menjelaskan ada beberapa larangan yang berlaku di Kampung Miduana, yakni untuk wisatawan dan untuk warga kampung.

"Pantangan (larangan) untuk wisatawan lebih ke perilaku dan tatakrama, sedangkan untuk warga lokal meliputi tata cara bertani dan kepercayaan lainnya," ujar Yayat belum lama ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya untuk wisatawan atau yang akan berkunjung, harus didampingi oleh pimpinan adat. Jika tidak, minimalnya harus jelas tujuan akan bertemu dengan siapa di kampung tersebut.

"Kalau wisatawan lebih baik didampingi tokoh adat di Kampung Miduana, atau paling tidak oleh warga lokal. Tujuan pun harus jelas akan menemui siapa. Jika datang tanpa didampingi dan tujuannya tidak jelas, biasanya akan terjadi hal yang tidak diinginkan," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Selain itu, saat berkunjung wisatawan tidak boleh sompral dan berkata tidak pantas.

"Tidak boleh berkata kasar, sompral, atau menyebutkan kata-kata tidak pantas lainnya. Harus jaga etika ketika masuk ke Kampung Adat Miduana," ucap dia.

Tak hanya itu, ada kepercayaan yang juga dijunjung oleh masyarakat yang sebaiknya diikuti oleh wisatawan. Dimana jika sudah masuk salah satu rumah dan akan pergi ke kamar mandi, mesti melewati gowah atau lokasi penyimpangan padi di rumah tersebut.

"Kalau ini berlaku untuk wisatawan dan penduduk kampung. Kepercayaannya harus lewat gowah kalau akan ke kamar mandi, jika tidak akan bernasib kurang baik nantinya," ujar dia.

Selain itu, lanjut Yayat, ada juga pantangan yang berlaku untuk masyarakat kampung, tepatnya saat menanam padi. Menurutnya warga tidak diperbolehkan menanam padi ketan di bagian hulu dari lahan yang akan ditanami padi.

"Kalau pun mau lokasinya tidak di bagian yang dilarang, jika tidak akan menimbulkan penyakit," kata dia.

"Kami berharap wisatawan yang datang dapat mengikuti dan menghindari pantrangan yang berlaku, terutama terkait etika dan bertutur kata," ucap Yayat menambahkan.

(yum/yum)


Hide Ads