Agis Prayudi (27), seorang pengusaha Startup di Jakarta, pulang ke kampung halamannya di Sukatengah, Desa Purwasedar, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi. Mengisi kepulangannya, ia berkeinginan untuk menelusuri jejak leluhur di kampungnya.
Ia kemudian menyampaikan keingintahuannya itu ke kakeknya. Kemudian ia mendapat petunjuk soal pemakaman di daerah Tempat Pemakaman Umum (TPU) Dukuskadu yang berjarak sekitar 2 kilometer dari tempat tinggalnya.
"Jadi awalnya saya itu sedang mencari silsilah keluarga, mencari leluhur saya. Sampai akhirnya kakek saya bilang uyut saya dimakamkan di TPU Dumuskadu," kata Agis kepada detikJabar, Jumat (8/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Singkat cerita, ia pun mendatangi lokasi yang disebut sang kakek. Tiba di lokasi ia bertemu dengan warga yang tengah membersihkan area makam.
Ia kemudian bertanya lokasi makam zaman dahulu. Menyusuri jalan setapak Agis melangkahkan kakinya menuju lokasi yang ditunjukan warga tersebut.
"Sampai akhirnya saya menemukan makam yang bertuliskan aksara carakan, makam yang saya cari nggak ketemu malah menemukan makam-makam itu. Saya foto dan saya coba share ke grup Facebook. Harapan saya mungkin ada warganet yang tahu artinya siapa tahu ada yang mengerti," ujar Agis.
Agis membagikan foto-foto itu disertai keterangan di grup Facebook 'Jelajah Sejarah Sukabumi'. Sampai kemudian banyak yang berkomentar dan mengartikan. Unggahan itu menurut Agisjuga menarik perhatian pihak Niskala Institute.
"Ada dari Niskala Institute, kemarin dari mereka baru selesai setelah dua hari meneliti makam-makam tersebut. Huruf Cacarakan jadi sampai sekarang bahan itu apakah tembokan semen atau apa gitu. Tulisannya rapi kayak semen basah kemudian di ukir. Sempat ada anggapan itu dibuat oleh ahli pembuat nisan pada zamannya," cerita Agis.
Agis mengungkap lokasi makam itu tersebar, sebagian dimanfaatkan warga untuk menanam padi huma atau padi tadah hujan. Warga setempat dikatakan Agis sudah mengetahui soal keberadaan makam-makam itu dan dianggap sesuatu yang biasa.
"Jadi sebenarnya warga sudah tahu, bahwa disana ada makam lama hanya warga sebatas tahu ya sudah. Malah lahan pemakaman di tanami pare huma. Area pemakaman luas, hanya sudah terlalu lama jadi sebagian ada yang tertutup tanah. Tanah mati jadi enggak ada pemiliknya dimanfaatkan untuk menanam padi," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Belasan makam kuno ditemukan di area Tempat Pemakaman Umum (TPU) Dumuskadu, Kampung Tangkolo, Desa Purwasedar, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi. Sejumlah peneliti dikabarkan sudah mendatangi lokasi itu dan melakukan pemeriksaan.
Plt Kecamatan Ciracap Gingin Ginanjar membenarkan informasi tersebut. Menurutnya ada 11 makam tua di area TPU Dumuskadu tersebut. Namun, hingga saat ini pihaknya belum mendapatkan data dan informasi utuh mengenai penemuan itu.
"Kami baru mengetahui dari info yang beredar, bahkan pihak Desa Purwasedar pun belum melaporkan terkait penemuan 11 makam yang terindikasi kuno. Kunonya itu terlihat dari tulisan-tulisan di batu nisan. Makam tersebut ada di TPU Dumuskadu," kata Gingin saat dihubungi detikJabar, Jumat (8/7/2022).
(sya/mso)