Ada Ikon Telur di Kota Tahu, Begini Sejarah Taman Endog di Sumedang

Ada Ikon Telur di Kota Tahu, Begini Sejarah Taman Endog di Sumedang

Nur Azis - detikJabar
Minggu, 03 Jul 2022 13:15 WIB
Ikon telur di Taman Sumedang Tandang atau lebih dikenal dengan sebutan taman endog.
Ikon telur di Taman Sumedang Tandang atau lebih dikenal dengan sebutan taman endog. (Foto: Nur Azis)
Sumedang -

Taman Sumedang Tandang atau lebih dikenal dengan sebutan taman endog (dalam bahasa Indonesia : Taman Telur) menjadi salah satu ikon yang dimiliki Kabupaten Sumedang.

Disebut taman endog lantaran merunut pada monumen raksasa berbentuk telur yang ditopang oleh kedua telapak tangan. Pada monumen itu terdapat sejumlah simbol yang menjadi ciri khas dari Kabupaten Sumedang, termasuk disana terdapat simbol berbentuk piala.

Mungkin banyak dari detikers yang penasaran dengan taman endog itu lantaran selama ini Kabupaten Sumedang dikenal dengan julukan sebagai kota tahu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Taman endog sendiri berdiri di pusat kota Sumedang atau tepatnya di Jalan Mayor Abdurahman. Di dekat sana terdapat pasar tradisional dan pusat perbelanjaan modern.

Taman itu juga sebagai penanda sebuah pertigaan untuk akses menuju Majalengka - Cirebon dan Kabuyutan Cipaku, Darmaraja Sumedang atau menuju akses jalan alternatif ke Kabupaten Garut.

ADVERTISEMENT

Taman dan monumen Sumedang Tandang dibangun pada tahun 1991 saat Bupati Sumedang dijabat oleh Drs. Sutardja.

Pembangunannya sendiri berkat kerjasama antara Pemerintah Daerah Tingkat II Sumedang dengan PT. Djarum. Demikian sebagaimana yang tertulis dalam prasasti di salah satu sisi monumen tersebut.

Disisi lainnya terdapat sebuah pesan bertuliskan :

Sumedang Tandang Nyandang Kahayang

Pembangunan berbagai sendi kehidupan adalah milik kita. Roda kehidupan terus berputar, yang terlahir demi pembangunan, menempuh perjalanan panjang, pembangunan takkan pernah berhenti, kehati-hatian itu adalah kata hati kita, langkah kitalah yang menopang gerak pembangunan, keberhasilan pun sempat kita jelang, tapi perlu kita jaga lir ibarat nanggeuy endog beubeureumna. (Sumedang, 28 Oktober 1991, Bupati Kepala Daerah Tingkat II Drs. H. Sutardja.)

Ikon telur di Taman Sumedang Tandang atau lebih dikenal dengan sebutan taman endog.Ikon telur di Taman Sumedang Tandang atau lebih dikenal dengan sebutan taman endog. Foto: Nur Azis

Sekretaris Daerah Sumedang, Herman Suryatman mengatakan, Taman Sumedang Tandang atau lebih dikenal warga dengan sebutan taman endog merupakan sebuah monumen yang mengandung makna filosofi.

"Monumen itu mengingatkan kita dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara harus seperti nanggeuy endog beubeureumna artinya pembangunan yang telah tercapai harus dijaga secara hati-hati," ungkap Herman kepada detikjabar, Rabu (29/6/2022).

Herman menyebut, taman endog sendiri statusnya saat ini sebagai salah satu taman kota atau ruang terbuka hijau (RTH) yang kini pengelolaannya di bawah Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kabupaten Sumedang.

"Status taman edog itu dari dulu sebagai taman kota sejak dibangun oleh pak Sutardja, makanya harus kita jaga sama-sama," terangnya.

Simbol piala yang terdapat di monumen, menurut Herman, sebagai perlambang sejumlah prestasi yang dicapai pada saat itu.

"Pada saat kepemimpinan pak Sutardja kan banyak juga prestasi yang diraih, makanya itu menyimbolkan prestasi yang dicapai saat itu," paparnya.

Herman menambahkan, monumen taman endog menjadi pengingat bahwa pemerintahan yang dikelola dengan baik dan pembangunan yang dikelola dengan baik maka akan menghasilkan sejumlah prestasi. Dimana prestasi tersebut harus dijaga dan dipertahankan.

"Pada saat kepemimpinan pak Sutardja banyak prestasi, jadi kepemimpinan sekarang pun harus lebih baik lagi dari kepemimpinan sebelumnya," ucapnya.




(tey/tya)


Hide Ads