Jelajah Gua Kutamaneuh, Petilasan Prabu Siliwangi di Sukabumi

Jelajah Gua Kutamaneuh, Petilasan Prabu Siliwangi di Sukabumi

Siti Fatimah - detikJabar
Minggu, 20 Mar 2022 06:46 WIB
Gua Kutamaneuh.
Gua Kutamaneuh. (Foto: Siti Fatimah/detikJabar)
Sukabumi -

Siapa yang tak pernah mendengar sosok Prabu Dewataprana Sri Baduga Maharaja atau dikenal dengan nama Prabu Siliwangi? Ia merupakan sosok pemimpin Kerajaan Padjadjaran sekitar tahun 1482 hingga 1521 masehi silam.

Namanya yang begitu besar membuat segala sesuatu yang berkaitan dengan Prabu Siliwangi diburu banyak orang, termasuk petilasan atau tempat peristirahatannya.

Salah satu objek wisata Gua Kutamaneuh di Kampung Babakan Ciburial, Desa Cikujang, Kabupaten Sukabumi konon disebut sebagai petilasan Prabu Siliwangi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelum memasuki gua, nampak ada dua patung macan bertengger di sisi kanan dan kiri. Pintu gua terlihat seperti pintu masuk rumah pada umumnya.

Gua Kutamaneuh.Gua Kutamaneuh. (Foto: Siti Fatimah/detikJabar)

Namun, di bagian dalam terdapat bebatuan besar dan ada pintu masuk gua yang sesungguhnya. Ukurannya sangat kecil dan hanya bisa dilewati oleh satu orang saja. Di dekat Gua Kutamaneuh terdapat sumber mata air yang hingga kini digunakan masyarakat saat melakukan ritual di sana.

ADVERTISEMENT

Nama Kutamaneuh sendiri diambil dari makna kuta atau singkatan dari kata Makuta atau topi raja, sedangkan maneuh artinya tetap atau diam pada tempatnya. Goa yang memiliki luas sekitar 1,2 hektare ini diyakini sebagai lokasi sakral karena kisahnya yang disebut sebagai tempat perisitirahatan Raja Pajajaran Prabu Siliwangi serta anaknya Raden Kian Santang.

"Gua Kutamaneuh disebut petilasan Prabu Siliwangi, tempat ngahiang tapi intinya ada hubungan dengan raja Sunda zaman dulu. Disebut tempat sanghyangnya," kata Ketua Yayasan Dapuran Kipahare Irman Firmansyah kepada detikJabar.

Gua Kutamaneuh.Gua Kutamaneuh. (Foto: Siti Fatimah/detikJabar)

Sejarah Gua Kutamaneuh diterangkan pada zaman Pajajaran, dimana saat itu ada dua kawasan yang dijadikan sebagai pusat keramaian yaitu Kutawesi dan Kutamaneuh. Kedua daerah itu lantas menjadi kawasan terjadi serangan Banten ke Sukabumi pasca Prabu Siliwangi mangkat.

"Karena pada waktu Pakuan dikalahkan Banten yang pasukannya ke arah timur Cibadak, Gunung Walat kemudian ke Kutawesi. Nah, masyarakat Kutawesi sudah dihancurkan mereka lari ke Kutamaneuh karena Kutamaneuh lokasinya banyak bukit-bukit jadi mereka agak terisolir, susah ditembus," paparnya.

Gua Kutamaneuh.Gua Kutamaneuh. (Foto: Siti Fatimah/detikJabar)

Sampai saat ini, menurut penuturan warga sekitar, Gua Kutamaneuh masih dijadikan sebagai lokasi wisata religi. Sayangnya, saat detikJabar mengunjungi lokasi tersebut nampak tak terawat layaknya situs bersejarah pada umumnya.

Sekadar informasi, Gua Kutamaneuh menjadi salah satu tempat pengambilan tanah-air oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil untuk prosesi Kendi Nusantara di Ibu Kota Negara (IKN) Kalimantan Timur.

(ors/bbn)


Hide Ads