Pangeran Suryanegara, Pemberontak yang Tanah Makamnya Dibawa ke IKN

Pangeran Suryanegara, Pemberontak yang Tanah Makamnya Dibawa ke IKN

Ony Putra - detikJabar
Kamis, 17 Mar 2022 07:45 WIB
Situs Makam Pangeran Suryanegara.
Situs Makam Pangeran Suryanegara. (Foto: Ony Putra/detikJabar)
Cirebon -

Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil membawa tanah dan air keramat dari 27 Kota/Kabupaten yang ada di Jabar saat bertemu Presiden Joko Widodo di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur.

Tanah dan air keramat yang dibawa Ridwan Kamil, salah satunya berasal dari Kota Cirebon yang diambil dari situs Makam Pangeran Suryanegara. Siapa sebenarnya Pangeran Suryanegara?

Menurut pemerhati sejarah sekaligus budayawan Cirebon, Jajat Sudrajat, Pangeran Suryanegara merupakan adik dari Sultan Sepuh V Keraton Kasepuhan Cirebon, Pangeran Matangaji.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pangeran Suryanegara dikenal sebagai sosok pemberontak yang kerap melakukan perlawanan terhadap pemerintahan kolonial saat itu.

"Beliau (Pangeran Suryanegara) bertanggungjawab meneruskan perjuangan kakaknya (Pangeran Matangaji). Pada saat itu yang dilawan adalah kezaliman kolonial," kata Jajat saat berbincang dengan detikJabar.

ADVERTISEMENT

"Ini adalah salah satu figur atau simbol perlawanan masyarakat Cirebon terhadap pemerintahan kolonial. Kemudian, sebagai penerus perjuangan kakaknya, Pangeran Suryanegara juga memiliki andil dalam syiar Islam," sambung dia.

Menurut Jajat, makam Pangeran Suryanegara sendiri awalnya di Gunung Sembung, Desa Astana, Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon, tempat di mana para Sultan dan kerabat Kesultanan Cirebon dimakamkan.

Sumur situs Makam Pangeran Suryanegara.Sumur situs Makam Pangeran Suryanegara. (Foto: Ony Putra/detikJabar)

Namun, karena alasan tertentu, makam Pangeran Suryanegara akhirnya dipindahkan ke suatu tempat yang sekarang dikenal sebagai situs Makam Pangeran Suryanegara. Lokasinya di Wanacala, Kelurahan Harjamukti, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon.

"Secara pitutur maupun secara dibukukan, bahwa makam Pangeran Suryanegara aslinya di Gunung Sembung. Tapi karena satu dan lain hal, kemudian dipindahkan ke sebuah tempat yang kita kenal dengan nama Wanacala," kata Jajat.

"Ada tekanan dari pemerintah kolonial yang tidak menghendaki Pangeran Suryanegara dimakamkan di Gunung Sembung. Karena bagi kolonial sosok Pangeran Suryanegara ini adalah pemberontak, sehingga dianggap tidak layak untuk dimakamkan di situ. Ini berdasarkan pitutur dan catatan yang ada," ungkap Jajat.

Menurut Jajat, nama Wanacala terdiri dari dua kata, yakni Wana yang berati Hutan dan Cala yang berarti Perlawanan. Sehingga Wanacala sendiri artinya Hutan Perlawanan.

"Sampai dengan detik ini alhamdulillah di makam Pangeran Suryanegara kalau malam jumat atau jumat kliwon masih ramai peziarah yang datang untuk berdoa dan mendoakan," ujar Jajat.

Tanah dan Airnya Diyakini Berkhasiat

Juru Kunci Situs Makam Pangeran Suryanegara, Dewata mengatakan, para peziarah yang datang ke situs tersebut berasal dari berbagai daerah. Ada yang berasal dari Cirebon, Kuningan, Indramayu, Majalengka, dan beberapa daerah lainnya.

Ia menuturkan, selepas berziarah, para pengunjung biasanya membawa tanah dan air dari lokasi tersebut. Sebab, tanah dan air ini diyakini memiliki khasiat tertentu.

Untuk tanahnya, kata Dewata, diambil dari sekitar area situs Makam Pangeran Suryanegara. Sementara airnya diambil dari sumur yang lokasinya masih berada di area situs tersebut.

"Tanah yang dibawa paling sekitar tiga genggam tangan dan airnya sekitar satu botol air mineral yang besar," ujar Dewata.

Dewata juga membenarkan jika tanah dan air dari situs Makam Pangeran Suryanegara ini diambil untuk dibawa ke IKN Nusantara, Kalimantan Timur.

"Iya, memang benar. Diambilnya kamis malam jumat, bakda maghrib. Kalau untuk apanya saya juga kurang tahu. Katanya mau dibawa ke Kalimantan," ucapnya.




(ors/bbn)


Hide Ads