Geliat Sapu Lidi Pangandaran Menembus Pasar Asia

Geliat Sapu Lidi Pangandaran Menembus Pasar Asia

Aldi Nur Fadillah - detikJabar
Rabu, 26 Mar 2025 09:00 WIB
Suryadi memakai kaos biru sedang ikut menalikan sapu yang siap untuk dikirim
Suryadi memakai kaos biru sedang ikut menalikan sapu yang siap untuk dikirim. Foto: Aldi Nur Fadiilah
Pangandaran -

Bermula dari usaha kecil-kecilan menjual sapu lidi di warung-warung, Suryadi (68), warga Dusun Kemplung, Desa Karangbenda, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran, kini berhasil mengekspor produknya hingga ke Pakistan dan India. Perjalanan bisnisnya yang dimulai sejak krisis moneter 1998 membuktikan bahwa ketekunan dan inovasi dapat membawa kesuksesan.

Dari Warung ke Pasar Ekspor

Suryadi memulai usaha sapu lidinya dengan modal kecil, menjual produknya ke tetangga, warung, dan toko-toko di sekitar Pangandaran. Namun, usahanya mulai berkembang pesat ketika berhasil memasuki pasar Jawa Tengah, khususnya Solo, Pekalongan, dan Klaten.

"Awalnya hanya jual di sekitaran sini, tapi sejak tahun 2000-an mulai berkembang ke luar daerah. Lalu sekitar tahun 2005, ada teman yang biasa ekspor kelapa, dia menawarkan agar saya ikut ekspor sapu lidi," ucap Suryadi kepada detikJabar, belum lama ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keputusan untuk merambah pasar ekspor bukan tanpa tantangan. Saat itu, sistem pembayaran masih konvensional, dan Suryadi harus menitipkan produknya kepada temannya yang sudah berpengalaman dalam ekspor.

"Dulu pembayaran belum secanggih sekarang, saya titip ke teman yang biasa ekspor. Alhamdulillah, akhirnya terjalin kerja sama yang baik dan pembayaran pun lancar," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Sapu Lidi Pangandaran di Pakistan dan India

Ekspor pertama Suryadi ditujukan ke Pakistan, di mana sapu lidinya banyak digunakan oleh perusahaan, kantor, dan instansi pemerintah. "Di sana banyak dibeli oleh perusahaan dan kantor-kantor pemerintah. Kalau di Indonesia, mungkin lebih banyak digunakan oleh petugas kebersihan," kata Suryadi.

Setelah sukses di Pakistan, produk sapu lidinya mulai diminati oleh pasar India, bahkan permintaan dari sana cukup besar. "Sekali kirim ke India bisa sampai lima kontainer," ungkapnya.

Pengiriman ke luar negeri tidak dilakukan setiap bulan, tetapi mengikuti permintaan pasar. Dalam setahun, Suryadi biasanya mengirim tiga hingga empat kali ekspor ke kedua negara tersebut.

Produksi 5.000 Sapu Lidi Sehari

Dalam sehari, Suryadi dan timnya mampu memproduksi hingga 5.000 sapu lidi di halaman rumahnya yang difungsikan sebagai tempat produksi. "Kalau lagi banyak pesanan, dalam sehari bisa bikin 5.000 picis," katanya.

Untuk memenuhi permintaan besar, Suryadi tidak bekerja sendiri. Ia memiliki tiga karyawan tetap yang bertugas meraut ulang, mengikat, hingga pengemasan sapu lidi. Ketika permintaan meningkat, ia juga mempekerjakan warga sekitar dengan sistem upah harian.

Harga dan Keuntungan Bisnis Sapu Lidi

Harga sapu lidi yang dijual Suryadi bervariasi, tergantung pasar yang dituju. Untuk ekspor, satu paket sapu lidi berisi lima buah dijual seharga Rp 14.400. Sementara untuk pasar lokal, terutama warung-warung di Pangandaran, harganya lebih murah, sekitar Rp 4.000 per ikat.

"Penjual sapu lidi di Pangandaran cukup banyak, jadi persaingannya tinggi. Tapi kalau saya, pesanan lebih banyak dari luar daerah," jelasnya.

Dalam sehari, bisnis sapu lidinya bisa menghasilkan pendapatan sekitar Rp 2 juta, meskipun penghasilannya tidak selalu stabil karena ekspor dilakukan beberapa bulan sekali.

Dukungan KUR BRI untuk Perluasan Usaha

Kesuksesan Suryadi dalam bisnis sapu lidi tidak lepas dari dukungan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI. Pada awalnya, ia kesulitan mendapatkan modal untuk memperluas pasar hingga ke luar daerah. "Waktu itu saya pinjam ke BRI lewat KUR buat beli mobil bak dan biaya operasional pengiriman ke Jawa Tengah," katanya.

Mobil bak yang ia beli dari pinjaman pertamanya masih terparkir di samping rumahnya, menjadi saksi perjalanan panjang usahanya. Seiring waktu, ia kembali mengajukan pinjaman untuk memperbesar usaha, dengan jumlah terakhir mencapai Rp 150 juta.

"Pinjam KUR itu berkali-kali, alhamdulillah lancar semua sampai sekarang," ungkapnya.

Dari hasil usahanya, Suryadi mampu menyekolahkan kedua anaknya hingga sukses. Salah satu anaknya kini telah menjadi prajurit TNI, sementara anak lainnya bekerja di sebuah perusahaan di Kalimantan. "Dari dulu saya ingin anak-anak bisa sekolah tinggi. Alhamdulillah, sekarang sudah tercapai," katanya dengan penuh syukur.

Kini, di usianya yang semakin senja, Suryadi mulai mewujudkan impian lamanya: mengurus kebun dan memiliki sawah sendiri. "Sejak dulu, saya ingin punya sawah dan kebun di masa tua. Alhamdulillah, sekarang sudah punya," ujarnya sambil tersenyum.

Ekspor Melampaui Target

Sepanjang tahun 2024, kinerja perdagangan luar negeri Jawa Barat menunjukkan pertumbuhan yang positif, melampaui target yang telah ditetapkan. Data terbaru menunjukkan bahwa pencapaian ekspor mengalami peningkatan yang signifikan, sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang stabil.

Ekspor nonmigas Jawa Barat mengalami kenaikan sebesar 3,47%, dengan total nilai mencapai US$ 37,53 miliar sepanjang Januari-Desember 2024. Secara kumulatif, total nilai ekspor Jawa Barat, termasuk migas, tercatat US$ 37,87 miliar, meningkat 3,39% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat, Noneng Komara Nengsih, mengungkapkan bahwa capaian ekspor ini melampaui ekspektasi. "Surprise, ekspor nonmigas kita naik 3,47% pada tahun 2024, Alhamdulillah," ujarnya pada Jumat (7/2/2025), sebagaimana dikutip dari detikJabar.

Struktur ekspor Jawa Barat masih didominasi oleh sektor industri pengolahan, yang menyumbang 98,64%dari total ekspor. Sektor lainnya memberikan kontribusi lebih kecil, yakni sektor migas sebesar 0,89%, kemudian pertanian sebesar 0,42%, pertambangan dan lainnya sebesar 0,05%

Jawa Barat tetap menjadi kontributor utama ekspor nasional, dengan menyumbang 14,31% dari total ekspor Indonesia sepanjang 2024. Sementara itu, beberapa komoditas utama adalah kendaraan dan bagiannya sebesar 21,01% , mesin serta perlengkapan elektrik sebesar 15,71%, mesin dan peralatan mekanis sebesar 8,36%, barang-barang rajutan sebesar 5,15%, dan Alas kaki sebesar 4,96%.

Pencapaian Target Ekspor

Sampai dengan Desember 2024, ekspor Jawa Barat berdasarkan penggunaan Form SKA & DAB telah melampaui target yang ditetapkan. Nilai ekspor mencapai US$ 14,42 miliar, atau 137,99% dari target yang direncanakan.

Sementara itu, Regional CEO BRI Bandung Sadmiadi mengatakan tahun 2024, total kredit yang disalurkan BRI mencapai Rp1.354,64 triliun. Dari jumlah tersebut, 81,97% atau sekitar Rp1.110,37 triliun dialokasikan khusus untuk sektor UMKM. Dukungan ini diwujudkan melalui sinergi dalam Holding Ultra Mikro (UMi) yang melibatkan PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM).

Sejak dibentuk, Holding UMi telah memberikan layanan keuangan dan pemberdayaan kepada 35,9 juta nasabah. Layanan ini diperkuat dengan 1.032 Sentra Layanan Ultra Mikro (SENYUM) yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, memastikan akses keuangan lebih luas bagi pelaku usaha mikro.

"BRI tidak hanya memberikan akses permodalan, tetapi juga membangun ekosistem pemberdayaan UMKM yang berkelanjutan. Berbagai program telah dihadirkan untuk meningkatkan kapasitas dan daya saing UMKM," kata Sadmiadi.

(sud/sud)


Hide Ads