Penurunan angka pernikahan di Indonesia memberi imbas negatif terhadap bisnis jasa penyelenggara pernikahan atau wedding organizer (WO), tak terkecuali bagi pelaku usaha WO di Tasikmalaya. Dalam tiga tahun terakhir para pelaku usaha ini mulai merasakan dampaknya, sehingga menuntut mereka untuk mampu bertahan di masa sulit ini.
"Angka pernikahan di Indonesia itu sedang turun, terus berkurang dalam tiga tahun terakhir. Otomatis market kita pun berkurang, dalam situasi ini tentu kita harus pandai-pandai memposisikan laju usaha kita," kata Olivia Darmawan, panitia ajang Tasik Wedding Festival 2024 di Graha Asia Plaza Kota Tasikmalaya, Jumat (23/8/2024).
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024, Olivia memaparkan angka pernikahan di Indonesia mengalami penurunan. Terdapat beberapa daerah mengalami fenomena tersebut. Jawa Barat menjadi daerah dengan penurunan angka pernikahan yang cukup signifikan, turun sampai 29.000 dari tahun sebelumnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau secara kasar, lebih banyak orang bercerai dari pada yang menikah. Kebetulan suami saya bekerja di Pengadilan Agama, pendaftaran perceraian itu sehari bisa sampai 50 berkas, sementara pernikahan jauh di bawahnya," kata Olivia.
Dia menambahkan ada banyak faktor yang memengaruhi, seperti keinginan mengejar kesuksesan dalam pendidikan atau pekerjaan, berkurangnya tekanan sosial dan faktor sosial dan perilaku anak-anak muda.
Meski ceruk bisnisnya sedang tak baik-baik saja, namun Olivia mengatakan para pelaku usaha jasa pernikahan masih menyimpan optimisme dan masih tetap mampu mendapatkan konsumen. Pelaku-pelaku usaha baru pun masih terus bermunculan.
"Strateginya ya kita harus bikin brand position yang tepat. Nah justru dengan Tasik Wedding Festival ini menjadi cara kami untuk dapat menggaet konsumen, sekaligus menjadi wahana bagi para pelaku usaha untuk bisa meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan. Selaras dengan tema festival tahun ini yaitu grow up together (tumbuh bersama)," kata Olivia.
Setidaknya ada 25 pelaku usaha yang ikut ambil bagian dalam festival yang berlangsung selama akhir pekan ini. Sebagai mana diketahui bisnis pernikahan ini memiliki banyak sub sektor. Mulai dari jasa catering, fotografi, tata rias, dekorasi, grup musik hingga produsen kerajinan untuk souvenir pesta pernikahan.
Tren Konsep Pernikahan 2024
Sementara itu terkait tren konsep pernikahan tahun 2024, Olivia juga menemukan fenomena menarik. Hal ini berkaitan dengan mulai banyaknya anak muda Generasi Z yang mulai menikah.
"Terkait tren konsep pernikahan tahun ini, secara umum trennya masih ke konsep yang simpel. Tapi kehadiran klien Gen Z yang mulai menikah cukup memberi warga tersendiri. Mereka itu perfeksionis tapi inginnya simpel, nah tren ini yang menjadi tantangan bagi kami agar bisa menjabarkan ekspektasi mereka," kata Olivia.
Dia juga menambahkan belakangan ini banyak klien yang sudah membawa gambaran konsepnya sendiri atau istilahnya moodboard. Sehingga fenomena ini memberi warna dan tantangan tersendiri bagi pelaku usaha WO.
"Sekarang banyak klien atau calon pengantin yang datang membawa moodboard, jadi kita harus bisa menjabarkan keinginan mereka," kata Olivia.
Terkait konsep pernikahan adat Sunda secara utuh atau orisinal, Olivia mengatakan sejauh ini peminatnya masih ada, meski tak terlalu banyak. Mayoritas pengantin hanya mengambil beberapa bagian saja. Seperti pakaian dan prosesi-prosesi yang dianggap tak merepotkan dan sudah menjadi tradisi yang memasyarakat.
"Kalau yang full prosesi pernikahan adat Sunda masih ada, tapi segmen tertentu. Karena umumnya pengantin sekarang ingin yang simpel, penerapan adat Sunda hanya diambil beberapa prosesinya saja. Misalnya dari cara berpakaian, kemudian prosesi huap lingkup, tarik bakakak dan saweran," kata Olivia.
(iqk/iqk)