Di antara kendaraan yang lalu-lalang di Jalan Cilamaya, Kota Bandung, terlihat seorang pria duduk santai sambil menyandarkan badannya pada batang pohon rindang. Terlihat pula beberapa balon di depannya yang ditempel tulisan "Dijual, Balon, Seikhlasnya".
Pria berkemeja kotak-kotak dan topi hitam itu akrab disapa Pak Yayat. Pria kelahiran 1962 ini mengaku baru berjualan balon belum lama ini. Sebelumnya, ia sudah mencoba banyak jenis usaha, mulai dari sopir angkot, penjual kopi, hingga kuli bangunan.
"Jualan balon baru bulan puasa kemarin, udah tua gini susah nyari kerja. Sebelumnya saya pernah jadi supir angkot, jualan kopi, kuli bangunan, segala macam dikerjain yang penting halal," jawabnya singkat dengan senyum tipis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yayat bercerita, sebelum menekuni usaha balon, ia sempat berjualan kopi dan minuman. Namun usahanya itu harus bangkrut ketika istrinya jatuh sakit dan dirawat di rumah sakit.
"Lagi enak-enak dagang kopi, istri kena diabetes harus dirawat di rumah sakit. Akhirnya untung sama modal jualan kopi habis semua buat berobat istri," katanya.
Belakangan, Yayat mencoba peruntungan dengan menjual balon. Konsepnya adalah menjual balon seikhlasnya. Dari hasil jualan itu, pendapatannya tidak menentu, tak jarang juga balonnya tidak terjual satupun dalam sehari.
"Ya namanya kerja begini, penghasilan nggak menentu. Orang mau beli balon saya berapa juga saya terima. Kadang ada yang ngasih Rp 2.000, Rp 5.000, saya terima, yang penting orangnya ikhlas. Sering juga pulang ke rumah nggak bawa uang sepeser pun," ungkapnya.
"Kayak kemarin nggak dapat sama sekali, bapak pasrah saja dan nggak pernah mengeluh. Mungkin Tuhan baru kasih rezekinya besok. Alhamdulillah hari ini terjual dua balon, ngasih Rp 2 ribuan, jadi dapat Rp 4.000," tambahnya.
Pembawaannya yang tenang seolah mencerminkan keikhlasan dalam diri Yayat. Dari obrolan dengan detikJabar, pria 62 tahun ini selalu menekankan pentingnya keikhlasan dan berprasangka baik dalam menjalani hidup. Menurutnya, selagi masih bisa berusaha dan berdoa, rezeki selalu datang meski dari arah yang tidak terduga.
"Waktu itu pernah ada yang beli balon saya Rp 500.000 orangnya bawa mobil, disuruh masukin 15 balon ke bagasi mobilnya," ujarnya sambil mengenang hari itu.
"Buat makan sehari-hari alhamdulillah ada saja yang ngasih, kalau ada rezeki lebih saya sisihkan buat beli obat istri," tambahnya.
Yayat mengaku ingin kembali berjualan kopi dan minuman, namun modal menjadi penghalangnya. "Kalau ada modal, saya pingin jualan kopi lagi, cuma kan perlu modal yang gak sedikit. Sekarang mah yang ada dijalanin, jangan khawatir berlebihan. Selagi bisa melangkah pasti ada rezeki, Tuhan Maha Tahu, rezeki sudah yang ngatur," ujarnya.
(orb/orb)