Salah satu yang bertahan berjualan dengan cara lama itu adalah Ekom (65). Ia merupakan penjual perabot keliling. Barang dagangannya dibawa dengan cara dipikul di pundaknya setiap hari.
"Buat cari uang aja sih, buat makan sehari-harinya. Kalau ada sisa-sisa mah dikumpulin uangnya biar bisa pulang ke rumah, tapi sekarang mah udah susah banget jualin perabotan, udah ga ada yang beli," ucap Ekom kepada detikJabar belum lama ini.
Ekom merasakan betul bagaimana sulitnya berjualan dengan cara konvensional di era serba canggih. Toko perabotan besar dan toko online jadi saingannya. Hal itu jelas berdampak pada pendapatannya.
"Biasanya omzet yang saya dapet tuh sekitar Rp 100.000 per harinya. Malah kalau lagi laku-lakunya bisa dapat sampai Rp 200.000. Tapi makin ke sini makin turun terus, dari yang Rp 100.000 per hari, terus ke Rp 50.000 per harinya, sampai udah nggak ada lagi yang beli. Ini kayak sekarang belum kebeli satupun," keluh Ekom.
Ekom sendiri setiap harinya memikul dagangannya untuk berkeliling mulai dari sekitar Jalan Kosambi, Cihapit, Jalan Natuna, Jalan Jawa, Jalan Krakatau, hingga Jalan Salam, Kota Bandung dari pukul 05.30-15.00 WIB dengan jalan kaki sebagai rute dan jadwal tetap berjualan Ekom.
Sebelum berjualan, Ekom biasanya membeli dahulu barang-barang perabotan tersebut. Sehingga ia bisa punya barang yang dibutuhkan konsumennya.
"Saya biasa beli dulu mah setiap hari kayak sapu sama pel, itu pasti sehari-hari ada aja yang beli. Jadi paling sering belanja ngestok sapu sama pel, tapi akhir-akhir ini belum belanja lagi saya teh, udah tiga harian belum belanja-belanja lagi," ucap Ekom.
Ekom mengaku keuntungan yang ia peroleh dipakai untuk makan sehari-hari serta disimpan untuk bekal pulang menemui anak-cucunya. "Kalau ada untung mah saya simpen uangnya buat pulang ke rumah di Ciamis ketemu anak sama dua cucu saya. Itupun biasa saya pulang sebulan sekali, hasil dari jualan perabotan ini," tuturnya.
Ia sendiri masih punya mimpi yang terus dijaganya. Kelak, ia ingin punya usaha lain yang bisa membuatnya lebih santai. Sehingga ia tak perlu lagi berjualan dengan cara seperti sekarang.
"Kalau ada uang lebih sekarang mah kalau bisa hasil dari jualan perabot ini mau saya jadiin modal usaha yang lain, soalnya udah jarang yang mau beli perabotan, selain itu juga saya makin kesini ga kuat buat mikul dan kelililingnya di jalanan," tambah Ekom.
Dengan Ekom yang tinggal sendirian di kota yang bukan tempat tinggalnya dalam kontrakan yang ia sewa, semakin hari ia merindukan tempat tinggal yang ditempati anak dan kedua cucunya. "Bahkan kalau udah bisa stabil saya punya uang cukup mah saya pengen tinggal di rumah saya aja di Ciamis, ngabisin waktu yang saya punya sama orang-orang terdekat saya," pungkasnya. (orb/orb)