Lesu Sopir Bus Sukabumi gegara Penumpang 'Dibegal' Travel Gelap

Lesu Sopir Bus Sukabumi gegara Penumpang 'Dibegal' Travel Gelap

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Jumat, 05 Apr 2024 14:15 WIB
Terminal Palabuhanratu, Sukabumi.
Terminal Palabuhanratu, Sukabumi (Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar).
Sukabumi -

Herman menatap kosong ke arah keramaian di Terminal Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. Sesekali, ia menendang kerikil menggunakan sepatu lusuhnya. Sejenak ia menatap bus MGI jurusan Bogor-Palabuhanratu yang dikemudikan, kondisinya kosong melompong.

Sudah 20 menit Herman ngetem menunggu penumpang. Di H-5 menjelang Lebaran, keramaian penumpang mudik belum ia rasakan. Menurutnya, rezeki penumpang mudik sebagian habis ditelan travel dan angkutan gelap.

"Menurut saya keramaian penumpang nggak ada, terlalu banyak travel gelap. Sudah seminggu ini di Cibadak sampai ke ujung sekolahan angkutan gelap. Kalau Bogor di terminal, mobilnya diumpetin orangnya yang keluar. Mereka yang narikin penumpang," kata Herman saat ditemui detikJabar, Jumat (5/4/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perusahaan Herman menetapkan tarif bus Rp 65 ribu untuk jauh dan dekat. Herman juga heran orang memilih untuk menggunakan angkutan dan travel gelap dibandingkan angkutan umum.

"Kita tarifnya Rp 65 ribu jauh dekat, mereka (travel gelap) lebih mahal mereka, dia narif Rp 100 ribu seorang, nggak tahu sekarang mungkin lebih ya. Tahun sebelumnya kondisi penumpang saya lebih ramai, sekarang parah dijegal travel gelap," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Herman berharap travel gelap bisa ditertibkan. Menurut dia perusahaannya membayar pajak sementara travel gelap bisa beroperasi tanpa harus memikirkan pajak dan kelengkapan lainnya sebagai angkutan penumpang berbayar.

"Harapannya dihilangkan saja, jangan dibiarkan, kalau dulu rata-rata penumpang bisa sampai 40-45 orang satu rit (satu kali perjalanan), sekarang kurang. Sementara penghasilan saya kan persentase tergantung kepada jumlah penumpang," keluhnya.

Sementara itu, Debi, petugas Dishub di Terminal Palabuhanratu mengatakan kondisi H-5 lebaran belum terlihat adanya lonjakan penumpang secara signifikan. Ada kenaikan sedikit namun tidak seperti tahun-tahun sebelumnya.

"Kondisinya dibandingkan hari biasa ada kenaikan jumlah penumpang ya sedikit, nggak begitu membludak. Mungkin ya sebelum jauh hari sudah ada yang mudik awal, jadi kondisinya tidak seperti tahun kemarin. Mungkin H-2 ya baru ramai," ujarnya.

Soal travel gelap atau angkutan gelap Debi mengatakan, kondisinya sulit diidentifikasi. Persoalan kewenangan penindakan juga Debi mengaku, tidak tahu menjadi kewenangan siapa.

"Harusnya ya mungkin Dishub juga itu apa nggak terlalu ada kewenangan memberantas travel gelap itu, apakah di kepolisian yang bisa. Susah mengidentifikasinya soalnya takutnya banyak pribadi lah, masa harus ditanya ini rombongan atau kemana kan enggak mungkin seperti itu," ucapnya.

Layanan Perpesanan hingga Tarif

NA, salah seorang sopir travel gelap mengaku, sengaja menyewa kendaraan harian yang kemudian dia gunakan untuk mengangkut penumpang. Selain media sosial untuk menyebar nomor kontak dan menawarkan jasa, ia juga membuat grup khusus.

"Nyebar informasi di media sosial, nawar-nawarin buat yang mau mudik. Kita jemput dan antar sampai rumah, biasanya dari Jakarta ke Palabuhanratu, Jampang bahkan pernah lewat sampai daerah Cilograng (Banten)," kata NA.

Pria 32 tahun itu membantah, sudah mengambil rezeki sopir bus. Menurut dia operasinya justru membantu, mereka yang ingin cepat pulang mudik ke rumahnya, selain itu banyak pilihan jalan alternatif untuk memangkas waktu di perjalanan.

"Kita ini semacam travel, berbeda dengan angkutan gelap ya, kalau angkutan gelap bisa jadi karena mereka menunggu penumpang di lokasi yang dilintasi jalur bus. Kalau kita kan jemput atau janjian langsung, enggak sengaja ngetem nunggu penumpang seperti angkutan gelap," tuturnya.

"Saya juga enggak hanya setiap lebaran saja, hari-hari biasanya juga suka banyak yang pesan buat antar jemput. Biasanya seminggu sebelumnya janjian, nanti nunggu pemesan lain, jadi kalau biaya rental mobil Rp 300 ribu ketutup. Tarif satu orang Rp 200 ribu, kalau mudik ada yang sampai bayar Rp 300-350 ribuan," pungkasnya.

(sya/mso)


Hide Ads