Telur Ayam yang Membuat Nita Cuan di Pangandaran

Telur Ayam yang Membuat Nita Cuan di Pangandaran

Aldi Nur Fadilah - detikJabar
Kamis, 28 Mar 2024 06:00 WIB
Nita, penjual telur ayam yang sukses di Pangandaran.
Nita, penjual telur ayam yang sukses di Pangandaran. Foto: Aldi Nur Fadilah
Jakarta -

Nita Rahayu (38) warga Pangandaran sukses membangun bisnis telur ayam yang membuatnya cuan. Proses keberhasilan itu dilakukannya sejak tahun 2013.

Ibu tiga anak itu merintis usaha telur ayam berawal dari berjualan di pasar sebagai penjual toko makanan ringan. Kemudian, usahanya semakin maju saat menjual telur ayam.

"Awalnya dulu punya grosir makanan ringan, kue-kue di pasar. Karena ada saudara yang ternak ayam petelur sendiri tertarik untuk menjual. Waktu itu jadi tertarik untuk jualan karena kebutuhan dan permintaan juga banyak," kata Nita kepada detikJabar, Rabu (27/3/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengatakan setelah ada ketertarikan mencoba untuk ternak ayam petelur sebanyak 200 ekor dengan kandang berada di belakang rumah. "Terus mencoba untuk ternak dengan 200 ekor awal-awal, dengan modal masih sedikit," ujarnya.

Nita getol untuk mempelajari cara beternak ayam petelur. Ia tak putus asa, meski pada awal usahanya hasilnya kurang maksimal. Sebab, hanya sekian persen telur ayam yang dipanennya dengan kualitas bagus.

ADVERTISEMENT

"Karena saya juga pekerja keras jadi pantang menyerah terus dicoba walaupun ada barang sedikit, waktu itu saya mencoba memasukan barang ke beberapa toko. Alhamdulillah banyak yang suka. Berani aja gitu meskipun belum ready stok, jadi ambil barang dulu dari orang," ucapnya.

Kendati demikian, kata Nita, meskipun telur ayam di tokonya hanya sedikit, dia memberanikan diri untuk menjual secara grosir. "Sudah ditawarkan ke toko-toko untuk order, nanti barang mah cari ke orang kalau kosong yang penting suplai lengkap," katanya.

Ia mengatakan saat itu masih belum melakukan ternak telur ayam dengan baik. Sehingga, setiap orderan bekerja sama dengan peternak lain. "Lama-lama berkembang sampai pada akhirnya dipertemukan seseorang dengan salah satu peternak telur. Lalu saya belajar untuk serius memperlebar usaha telur ayam," kata dia.

Setelah ternak sendiri telur ayam dengan serius, Nita mengaku mendapatkan orderan cukup banyak setiap minggunya. "Alhamdulillah semenjak itu satu minggu 7 ton orderan telur ayam. Kalau gak salah tahun 2018," katanya.

Nita menuturkan jika awal-awal usaha ternak ayam petelur digunakan dari modal tabungan sendiri dari hasil berjualan makanan ringan. "Modal awalnya cuman Rp 10 juta dari tabungan sendiri," ucapnya.

Nita, penjual telur ayam yang sukses di Pangandaran.Nita, penjual telur ayam yang sukses di Pangandaran. Foto: Aldi Nur Fadilah

Ia mengatakan usai dikenal sebagai penjual telur dari hasil ternak sendiri permintaan untuk suplai semakin banyak. "Sampai waktu itu ngisi ke semua toko-toko dan hotel di Pangandaran, karena banyak yang pengen jualan lagi saya kasih juga harga untuk yang berdagang lagi," katanya.

Di tengah perjalanan karirnya sebagai pengusaha telur ayam Nita mengalami satu hal yang tidak diinginkan. Dia jatuh sakit yang membuat tidak bisa bangun.

"Tidak semudah dalam cerita, di tengah usaha saya lagi naik-naiknya, saya jatuh sakit selama 5 tahun, sembuh itu baru 2 tahun lalu sampai nggak bisa apa-apa itu prosesnya panjang. Waktu itu sempat usaha saya diurus suami dan ke orang lain juga," ucapnya.

Ia mengatakan waktu itu tidak menyangka usaha lagi naik justru jatuh sakit. "Waktu itu sakitnya lumayan repot," katanya.

Nita enggan menyebutkan penyakit yang dialaminya cukup lama. Namun, dia sebutkan sampai tidak pernah keluar rumah dan tidak bisa bangunn. "Jangankan melihat dunia luar waktu itu, dapur saya sendiri juga tidak tahu, sampai sudah pakai popok," katanya.

Ketika diberikan kesempatan untuk sehat, Nita mengaku bersyukur dapat sembuh dan normal seperti biasanya. "Alhamdulillah saya bersyukur 2 tahun lalu saya pulih seperti semula bisa aktivitas lagi," ungkapnya.

Penghasilan dari Usaha Telur Ayam

Nita berkata pendapatan dalam sebulan saat ini untuk pesanan telur ayam ada sebanyak 20 ton. "Itupun kalau lagi ramai, paling sedikit 20 ton per bulan," katanya.

Menurutnya, kalau penghasilan per bulannya tidak tentu karena naik turun sesuai harga dan kebutuhan. "Sebetulnya hampir sama dengan beras. Kalau omzet Rp 500 juta per bulan ada sama modal biaya operasional. Alhamdulillah ada terus," ucapnya.

Dengan penghasilan itu, Nita dan keluarga saat ini mengaku sangat bersyukur karena bisa kembali bangkit usai sakit dan dihantam pandemi COVID-19.

"Alhamdulillah cobaannya banyak untuk mencapai ke titik ini, usaha masih bertahan sampai sekarang. Sering dilibatkan pemda di bazar yang ada di Kabupaten Pangandaran," katanya.

Ia mengatakan saat ini sudah sekolahkan anak yang masih SMP dan menimba ilmu di pondok pesantren terbaik. "Jadi semua anak masih sekolah belum ada yang kuliah. Alhamdulillah terbiayai semuanya," kata dia.

Nita, penjual telur ayam yang sukses di Pangandaran.Nita, penjual telur ayam yang sukses di Pangandaran. Foto: Aldi Nur Fadilah

Berikan Kenyamanan dam Kemudahan Pembayaran Melalui QRIS BRI

Nita mengatakan untuk mempermudah pembayaran bagi pelanggan di bazar dan pasar-pasar murah menyediakan merchant BRI melalui QRIS. "Kalau pembayaran digital kami selalu siapkan QRIS BRI. Mudah dan simpel," ucapnya.

Menurut dia, pembayaran memakai QRIS BRI dapat memudahkan pengaturan keuangan. "Karena seimbang, cash juga banyak pakai QRIS juga ada," ucapnya.

Regional CEO BRI Bandung Sadmiadi mengatakan tujuan Qris adalah mempermudah sistem pembayaran digital. Selain itu, pihak BRI sangat mendukung dari adanya QRIS karena proses transaksi lebih cepat, mudah dan aman.

"BRI menyambut baik dengan adanya qris sebagai salah satu opsi alat pembayaran, QRIS juga membantu merchant BRI menyediakan pilihan pembayaran yang mudah karena merchant cukup menyediakan satu kode QR yang bisa digunakan untuk berbagai sumber dana baik melalui mobile banking maupun uang elektronik (e-wallet)," kata Sadmiadi saat dihubungi detikJabar.

Menurutnya, nilai perputaran transaksi melalui QRIS BRI naik sekitar 7 juta transaksi dari 1.9 juta di tahun 2022. "Tahun 2023 ini menjadi 8.9 juta transaksi yang dilakukan melalui QRIS," ucapnya.

(sud/sud)


Hide Ads