Perjalanan Erwin Supriatna, dari Pemungut Sampah ke Galeri Seni

Sukabumi

Perjalanan Erwin Supriatna, dari Pemungut Sampah ke Galeri Seni

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Selasa, 26 Mar 2024 06:30 WIB
Erwin Supriatna, perajin getah dan batu di Kabupaten Sukabumi.
Erwin Supriatna, perajin getah dan batu di Kabupaten Sukabumi. (Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar)
Sukabumi -

Erwin Supriatna (28), warga Kampung Cikiwul Tonggoh Batulawang, Desa Sekarwangi, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, mendulang cuan dari mengukir getah dan batu.

Sejak 2017 menggeluti usaha tersebut, Erwin meraih kesuksesan. Meskipun begitu ia tidak meninggalkan pekerjaannya sebagai pemungut sampah di area Pasar Cibadak, Kabupaten Sukabumi.

"Hari-hari biasanya saya memungut sampah, di Pasar Cibadak dan sekitarnya. Karena penghasilan pemungut sampah enggak cukup, akhirnya saya mencari solusi tambahan menghidupi anak istri," kata Erwin kepada detikJabar, Senin (25/3/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Erwin adalah petugas kebersihan di Koperasi Pasar Cibadak. Ia tidak meninggalkan pekerjaan utamanya itu di tengah kesibukannya sebagai perajin batu dan getah.

"Asal bisa membagi waktu, pulang kerja jam 12.00 WIB langsung ngoprek di batu sampai jam 17.00 WIB. Kalau masa Ramadan kita banyakin stok dulu, nanti biasanya ramai menjelang lebaran dan bulan-bulan berikutnya," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Yang menarik, Erwin masih mengerjakan proses pembuatan ukiran getah dan batu secara manual. Berbeda dengan beberapa perajin lain yang menggunakan laser. Namun pengerjaan tradisional itulah yang justru kemudian menarik minat pembeli dari luar negeri.

Erwin Supriatna, perajin getah dan batu di Kabupaten Sukabumi.Erwin Supriatna, perajin getah dan batu di Kabupaten Sukabumi. Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar

"Bulan kemarin dari Belgia, Vietnam dan Perancis datang ke rumah. Mereka justru kaget karena hasil kerajinan saya dibuat dengan cara manual. Karena kebanyakan sekarang kan pakai laser," ungkap Erwin.

"Saya memang terbuka mulai dari setiap prosesnya, mulai dari pemotongan, memghaluskan sampai mesin finishing untuk tahap akhir," sambung dia.

Berkat usahanya, Erwin mulai memanen hasil di tahun 2020, ia mendapat order dari luar negeri. Sejak saat itu kehidupan ekonomi keluarganya mulai membaik.

"Alhamdulillah, asalnya tinggal dengan mertua sekarang punya rumah sendiri, punya galeri sendiri, bisa membeli mobil, perekonomian membaik. Saya coba pasarkan di media sosial, ternyata banyak orang luar yang tertarik dan ada semacam grupnya," kisah Erwin.

Berbekal aplikasi penerjemah Google, Erwin sukses berkomunikasi dan memasarkan produk ke orang luar negeri.

"Amerika, Kanada, Perancis sampai ke Turki. Komunikasi pakai Google Translate, kalau pasaran saya 70 persen memang masih lokal dan 30 persen luar. Yang repot kalau mister-misternya datang, saya pakai bahasa isyarat," kata Erwin seraya tertawa menutup perbincangan dengan detikJabar.

(sya/iqk)


Hide Ads