Asa Haryanto Bisa ke Tanah Suci dari Jualan Surabi Solo

Serba-serbi Warga

Asa Haryanto Bisa ke Tanah Suci dari Jualan Surabi Solo

Irsyad Nabalah - detikJabar
Rabu, 06 Mar 2024 06:00 WIB
Haryanto penjual surabi solo di Bandung.
Haryanto penjual surabi solo di Bandung (Foto: Irsyad Nabalah/detikJabar).
Bandung -

Surabi merupakan salah satu jajanan tradisional di Kota Bandung. Jajanan yang dibentuk dari adonan tepung beras menjadi salah satu makanan yang pas sebagai menu sarapan maupun camilan di malam hari.

Selain makanan populer di Bandung, di Daerah Jawa juga memiliki surabi khasnya sendiri, yakni Surabi Solo. Masih sama berbahan dasar tepung beras, namun adonan tipis yang dibakarnya menjadi pembeda. Selain itu bentuknya yang digulung menjadi ciri khas tersendiri yang sangat berbeda sekali dengan surabi khas Bandung.

Salah satu pedagang yang menjual surabi khas Solo di Bandung, yaitu Haryanto (65). Dia membuka lapak dagannya di sekitar Jalan Babakan Sari, Kota Bandung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Haryanto mengaku, memulai bisnis surabinya sejak 2023. Dia tertarik menjual surabi karena makanan tersebut merupakan makanan favoritnya semenjak dahulu saat masih tinggal Kota Solo. Dengan ciri khas Surabi Solo yang lembut dan manis, tidak seperti surabi yang biasa dijualkan di Bandung yang keras dan lebih cocok dengan topping asin.

"Saya dulu sebelum jualan tuh jadi kontraktor gitu, tapi lama nggak dapet jobnya. Jadi nggak ada kejelasan yaudah saya coba bikin kue-kue kering abis itu buat dijualin ke tetangga-tetangga sekitar. Udah kelamaan makin ngga ada yang beli habis itu saya kepikiran buat bikin surabi kaya di tempat asal saya," cerita Haryanto.

ADVERTISEMENT

Selain karena surabi adalah makanan favoritnya, banyak faktor yang mendorongnya memberanikan diri jualan jajanan tradisional tersebut. Apalagi dia mendapat dukungan langsung dari keluarganya.

Dia mengungkap, Surabi Solo seakan menjadi sumber rezeki untuk keluarganya. Lewat berjualan Surabo Solo dia bisa menyekolahkan anaknya hingga untuk makan keluarga.

"Yaa semenjak saya nyekolahin perawat anak yang kedua habis itu uang saya dah habis. Udah ngga ada lagi buat beli apa-apa. Paling, buat makan aja sehari-hari bergantung dari pendapatan jual surabi," dijelaskan Haryanto tentang pendapatannya sehari-hari

"Apalagi nanti kan puasa, paling cuman bisa jualan sore doang. Yaa syukur-syukur lah kalo ada yang beli. Tapi yaa jujur berat ditambah harga tepung sama gula lagi naik-naiknya kaya sekarang makin dikit pendapatan buat makan," tambah Haryanto soal pendapatannya.

Namun, di balik sulitnya bisnis yang dijalankannya, Haryanto sebenarnya memiliki tujuan yang ingin ia capai melalui berjualan surabi.

" Kalau buat target saya sih cuma mau stabil dulu aja pendapatan sehari-hari, dan makin rame. Jadi biar anak saya bisa ngelanjutin jualan saya ini nanti. Tapi kalau menghayal mah saya mau banget kalau ada rezeki bisa berbagi sama yang lebih butuh, terus kalau bisa mah saya mau umroh aja cukup sebelum meninggal," ujar Haryanto tentang tujuan akhirnya.

(mso/mso)


Hide Ads