Seminar Internasional UGJ Cirebon, Stunting-Kekerasan Seksual Jadi Sorotan

Seminar Internasional UGJ Cirebon, Stunting-Kekerasan Seksual Jadi Sorotan

Devteo Mahardika - detikJabar
Kamis, 11 Jan 2024 17:45 WIB
Kegiatan seminar internasional di UGJ Cirebon
Kegiatan seminar internasional di UGJ Cirebon (Foto: Devteo Mahardika/detikJabar)
Cirebon -

Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ) Cirebon menggelar seminar internasional dalam rangka menjalankan Sustainable Development Programs (SDGs) bertempat di Auditorium Fakultas Kedokteran UGJ, Kamis (11/1/2024).

Dalam kegiatan ini terdapat sejumlah narasumber dari berbagai negara diantaranya University Tun Hussein Onn Malaysia, Fatoni University Bangkok Thailand dan Macquaire Sydney Australia.

Rektor UGJ Cirebon, Achmad Faqih menyampaikan, dalam kesempatan ini juga pihaknya melibatkan pemerintah pusat dan daerah untuk berkolaborasi dalam mengimplementasikan SDGs.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari seminar internasional kali ini, sebanyak 181 papper dari hasil penelitian dosen dan mahasiswa yang akan dijadikan jurnal internasional yang telah terakreditasi Kemendikbud.

"Kami juga menghadirkan pemakalah dari luar negeri, sebanyak 6 orang secara online karena kegiatan ini bersifat hybrid. Diantaranya dari Australia, Francis, Malaysia dan Thailand," ungkapnya kepada detikJabar.

ADVERTISEMENT

Dia menilai jika capaian SDGs internasional belum dapat dikatakan maksimal terutama oleh PBB. Oleh karena itu, untuk dapat berkontribusi lebih, selaku akademisi mencoba untuk terus mendorong agar capaian SDGs internasional mampu memberikan nilai positif bagi masyarakat internasional.

"Sejumlah target dari SDGs, diantaranya stunting dan kekerasan seksual menjadi sorotan pada kesempatan ini. Ini kami lakukan sebagai kepedulian dan hadir untuk masyatakat yang lemah, karena keadaan dunia sedang tidak kondusif karena perang terjadi dimana-mana," ujarnya.

Dia juga menyoroti praktek genosida yang masih hingga saat ini. Oleh karena itu, sebagai penggagas acara berskala internasional ini ingin berusaha menyadarkan bahwa kehidupan harus dikelola dengan baik dan menjunjung tinggi perdamaian.

"Mengharapkan hasil kajian dari kegiatan ini bisa memberikan manfaat bagi masyarakat. Terutama untuk masyarakat internasional yang masih belum bisa mendapatkan hak nya secara utuh," paparnya.

Sementara itu, Rahman Kurniawan selaku Manager Pilar Pembangunan Lingkungan Sekretariatan Nasional Kementerian BPN dan Bappenas, menekankan peran perguruan tinggi untuk mendukung percepatan SDGs.

"Target SDGs internasional pada tahun 2030, namun di pertengahan jalan pencapaiannya masih belum maksimal sehingga dibutuhkan akselerasi. Dengan adanya SDGs ini semoga bisa mempercepat capaian itu," jelasnya.

Diharapkannya, UGJ Cirebon dan perguruan tinggi lainnya mampu menjadi SDGs centre. Karena dari puluhan ribu perguruan tinggi yang ada di Indonesia baru 43 diantaranya menjadi SDGs centre.

"Dari jumlah tersebut mayoritas perguruan tingginya ada di pulau Jawa," ungkapnya.

Oleh karena itu, dibutuhkan pemerataan SDGs centre baik di wilayah timur dan tengah Indonesia dari sebaran pendampingan agar capaian SDGs bisa dilakukan dengan baik.

"Karena perguruan tinggi memiliki karakteristik yang berbeda dengan platform lain. Perguruan tinggi punya kepercayaan dari seluruh pihak, jadi itulah di nasional mendorong platform perguruan tinggi diharapkan mampu membentuk centre of excellent," tutupnya.

(yum/yum)


Hide Ads