Sekadar diketahui, Spotify sudah punya nama besar berkat bisnis streaming musik dengan fitur personalisasi penggunanya. Fitur personalisasi pengalaman pengguna atau user experience tersebut merupakan karya dari AI dan 9.800 karyawan lainnya pada akhir 2022.
Mengutip dari detikFinance, Spotify telah melakukan tiga kali PHK pada tahun ini, yaitu 590 posisi pada bulna Januari, 200 posisi pada bulan Juni, dan 1.500 posisi baru saja terkena PHK di minggu kemarin.
"Spotify memanfaatkan AI di seluruh platformnya, meluncurkan AI DJ, menyimulasikan pengalaman radio tradisional, di 50 pasar tambahan, dan meluncurkan AI Voice Translation untuk podcast. Ditambah dengan peluncuran buku audio ke pelanggan premium, kami yakin Spotify memiliki beberapa peluang untuk mendorong keterlibatan dan pada akhirnya monetisasi yang lebih kuat," ujar Justin Patterson, analis riset ekuitas di KeyBanc Capital Markets, dalam catatan penelitian, dikutip dari CNN, Kamis (14/12/2023).
Saham perusahaan induk Spotify Technology SA naik lebih dari 30% selama enam bulan terakhir dan naik lebih dari 135% year to date.
Spotify juga bergabung dengan perusahaan teknologi lain dalam melakukan penghematan karena permintaan di era pandemi telah berkurang. Mereka juga harus membayar lebih dari US$ 1 miliar yang dihabiskan untuk podcasting, yang sebagian besar digunakan untuk kesepakatan dengan selebriti untuk membuat podcast yang tidak pernah terwujud dan mengakuisisi studio podcast yang kemudian ditutup.
Pada bulan November lalu, Spotify meluncurkan kemitraan dengan Google Cloud untuk merombak cara aplikasi tersebut merekomendasikan buku audio dan podcast melalui penggunaan salah satu model bahasa Google Cloud, yaitu Vertex AI Search.
Spotify juga mengenalkan AI DJ pada bulan Februari dan mulai menggunakan OpenAI "Whisper" yang merupakan alat terjemahan suara untuk menerjemahkan episode podcast berbahasa Inggris ke dalam bahasa Spanyol, Prancis, dan Jerman.
Dalam catatan penelitiannya, Douglas Anmuth, direktur pelaksana dan analis internet di JP Morgan, mengatakan bahwa selain investasi artis pada iklan, investasi pada podcast berpotensi mendorong engagement dalam jangka panjang.
Selain itu, Spotify juga menggunakan AI untuk fitur personalisasinya, seperti untuk membuat playlist Daily Mix, Discover Weekly, dan On Repeat yang menggabungkan lagu-lagu yang paling sering didengarkan oleh pengguna.
Fitur tersebut dapat ditambahkan oleh Spotify setelah mengakuisisi perusahaan analisis musik, The Echo Nest Corp, untuk menggabungkan pembelajaran mesin dan pemrosesan bahasa alami.
Artikel ini telah tayang di detikFinance dengan judul AI Jadi Biang Kerok Spotify PHK Besar-besaran. (sud/sud)