4 BPD Bergabung, Tahun Depan bjb Akan Jadi Induk KUB Terbesar

4 BPD Bergabung, Tahun Depan bjb Akan Jadi Induk KUB Terbesar

Erna Mardiana - detikJabar
Selasa, 12 Des 2023 07:06 WIB
Media Gathering Bank bjb di St Regis Jakarta, Senin (11/12/2023). Pertemuan ini membahas tentang kinerja di tengah dorongan konsolidasi perbankan.
Media Gathering Bank bjb di St Regis Jakarta, Senin (11/12/2023). Pertemuan ini membahas tentang kinerja di tengah dorongan konsolidasi perbankan. (Foto: Erna Mardiana/detikJabar)
Jakarta -

Bank bjb tengah mengebut proses tiga bank pembangunan daerah (BPD) menjadi anggota kelompok usaha bank (KUB) menyusul Bank Bengkulu yang telah lebih dulu jadi mitra. Dengan bergabungnya tiga BPD tersebut nantinya, menjadikan bjb menjadi induk KUB terbesar di Indonesia.

Ketiga bank itu adalah Bank Sultra yang pada 29 September 2022 telah sampai tahap letter of intent (LOI). Lalu MoU dengan Bank Maluku Malut pada 4 Oktober 2023 dan terakhir Bank Jambi yang mana pada 20 November 2023 lalu sudah bertemu dengan Gubernur Jambi Al Haris.

"Kami targetkan bisa selesai sebelum 31 Desember 2024. Kalaupun tidak terkejar, kami sudah konsultasi dengan OJK bahwa selama sudah berkomitmen tengah berproses (KUB), tidak apa-apa akan ditunggu," ujar Direktur Utama bjb Yuddy Renaldi usai media gathering di Hotel St Regis, Jakarta, Senin (11/12/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti diketahui, berdasarkan POJK 12/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum, BPD wajib meningkatkan modal intinya minimal Rp3 triliun paling lambat 31 Desember 2024, atau cukup memiliki Rp1 triliun sepanjang BPD tersebut efektif tergabung menjadi anggota dari KUB, di mana apabila tidak dapat terpenuhi maka BPD tersebut wajib menyesuaikan bentuk usahanya menjadi Bank Perkreditan Rakyat (BPR).

"Bank bjb memiliki berbagai pengalaman dan pemahaman yang mendalam mulai dari proses ber-KUB karena saat ini sudah ada bank bjb syariah sebagai anggota KUB pertama, pengalaman IPO, right issue, penerbitan surat berharga, sampai dengan bagaimana bertransformasi dari bisnis model BPD yang konvensional menjadi lebih advanced sesuai perkembangan terkini," jelas Yuddy.

ADVERTISEMENT

Pengalaman dan pengetahuan itu, menurutnya dapat dibagikan kepada seluruh anggota KUB melalui sinergi dan kolaborasi. Sehingga, lanjutnya, seluruh bank mitra KUB dapat meningkatkan daya saing untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat dan dapat mendorong pembangunan ekonomi daerah, terutama pada pemberdayaan sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), serta pembiayaan proyek-proyek pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan.

"bjb membuka peluang kerjasama dengan BPD ini dengan prinsip tumbuh dan besar bersama, jadi bukan bjb kesannya membantu ya, karena para BPD ini semuanya bank sehat kok," ujar Yuddy.

Menurut Yuddy, dengan total aset seluruh BPD di Indonesia per September 2023 sebesar Rp945,7 triliun, BPD yang solid dapat menjadi salah satu kekuatan utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, bersanding dengan perbankan besar lainnya.

"Kolaborasi adalah hal paling penting yang harus dilakukan BPD dalam melakukan inovasi dan transformasi agar bisa bersaing di industri perbankan," tandasnya.

Sementara itu di tempat yang sama, Direktur Eksekutif Segara Institute Piter Abdullah menilai KUB merupakan salah satu strategi yang paling tepat untuk BPD.

"Tidak hanya ketentuan permodalan, tetapi juga persaingan perbankan yang semakin ketat di era digital. Dengan KUB, bank-bank BPD bisa melakukan sinergi untuk membentuk ekosistem yang bisa bersaing," ujar Piter.

Menurutnya peluang KUB yang ditawarkan oleh Bank bjb dengan berbagai potensi sinergitas lainnya yang mengikuti, dapat menjadi sebuah solusi.

Piter menjelaskan, bank bjb saat ini menjadi salah satu bank nasional yang memiliki jaringan luas dan layanan terintegrasi, apalagi sudah tersedia berbagai layanan digital yang memudahkan nasabah. Karena itu, ia yakin, kinerja bank bjb akan tetap solid.

Bahkan, bank daerah yang bergabung dengan bank bjb akan mendapat keuntungan berkat berbagai sumber daya yang sudah dimiliki bank bjb. Apalagi, bank bjb juga terus diarahkan menjadi hybrid banking.

Menurutnya, digitalisasi layanan yang sudah dilakukan bank bjb sudah sangat baik dan akan mampu mengakselerasi kinerja bisnis di masa depan.

"Saya selalu mengatakan, digital bank itu sebuah keniscayaan. Tidak mungkin bank itu tidak mengembangkan layanan digital. Tanpa bertransformasi ke bank digital mereka akan kalah dalam persaingan di masa depan," tegas Piter.

(ern/yum)


Hide Ads