Sejarah Gedung DENIS Karya Albert Aalbers, Kembaran dari Savoy Homann

Sejarah Gedung DENIS Karya Albert Aalbers, Kembaran dari Savoy Homann

Hanifah Salsabila - detikJabar
Kamis, 07 Des 2023 18:30 WIB
Gedung De Eerste Nederlandsch-Indische Spaarkas (DENIS), sekarang kantor pusat Bank Jabar Banten (BJB).
Gedung De Eerste Nederlandsch-Indische Spaarkas (DENIS), sekarang kantor pusat Bank Jabar Banten (BJB). (Hanifah SalsabilaHa/detikJabar)
Bandung -

Peristiwa perobekan bendera Belanda yang umumnya dikenal masyarakat Indonesia hanya terjadi di Surabaya. Faktanya, peristiwa serupa juga pernah terjadi di Bandung. Peristiwa perobekan bendera Belanda ini bertempat di Gedung De Eerste Nederlandsch-Indische Spaarkas (DENIS). Dalam bahasa Indonesia, nama gedung ini berarti Dana Tabungan Hindia Belanda Pertama.

Saat itu terjadi penyerangan di mana-mana. Hal ini membuat pemuda naik pitam. Ditambah lagi aksi pengibaran bendera Belanda di menara Gedung DENIS sejak bangunan itu berdiri hingga Oktober. Para pemuda tak tinggal diam. Mereka berusaha melawan dengan menyerang tentara Jepang yang menjaga tempat tersebut.

Perlawanan ini kemudian berlanjut hingga pemuda Indonesia berhasil masuk dan turut menyerang tentara Belanda. Endang Karmas dan Mulyono adalah dua pemuda yang berhasil mencapai puncak tertinggi gedung tersebut. Mereka merobek bagian biru pada bendera Belanda, menyisakan bagian berwarna merah dan putih selayaknya bendera Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gedung DENIS dirancang oleh Albert Aalbers, seorang arsitek asal Belanda yang sukses di Indonesia. Ia memulai karir arsitekturnya di Indonesia dengan membuka biro arsitek bernama Rijk Arijan de Waal pada 1930 bersama temannya. Baru pada 1936 lah Gedung DENIS dibangun atas rancangannya. Selain itu, Aalbers juga merupakan perancang Hotel Savoy Homann di Jl. Asia Afrika yang dibangun empat tahun kemudian, yaitu pada 1940. Kedua bangunan ini merupakan salah dua mahakarya Aalbers.

Pada gedung DENIS, Aalbers mengadopsi konsep Art Deco yang disesuaikan dengan tata kota Bandung yang kemudian berpengaruh pada penampakan muka (façade). Berdasarkan peletakannya, Gedung DENIS menggunakan konsep ini dengan peletakan bangunan sudut. Menurut Djefri D. Wana, penerapan rancangan bangunan sudut ini memungkinkan bangunan dapat dilihat dari beberapa arah karena letaknya yang di sudut atau simpang jalan.

ADVERTISEMENT
Gedung De Eerste Nederlandsch-Indische Spaarkas (DENIS), sekarang kantor pusat Bank Jabar Banten (BJB).Gedung De Eerste Nederlandsch-Indische Spaarkas (DENIS), sekarang kantor pusat Bank Jabar Banten (BJB). Foto: Hanifah Salsabila

Bangunan dengan streamline modern memiliki bentuk seperti gelombang atau aliran yang bersih, memberikan kualitas yang aerodinamis. Bangunan ini juga memiliki ciri atapnya yang datar. Sebagaimana konsep Art Deco dengan peletakan bangunan sudut, Gedung DENIS juga memiliki menara yang menjulang ke atas sebagai bagian tertinggi bangunan. Menara ini juga menjadi ciri khas bangunan dengan konsep Art Deco.

Pada zaman penjajahan Belanda, Gedung DENIS difungsikan sebagai kantor bank hipotek pertama di Bandung. Kini, bangunan ini telah menjadi kantor pusat Bank Jabar Banten (BJB).

Di halaman Gedung DENIS yang berbentuk cekungan, terdapat satu dari beberapa stilasi Bandung Lautan Api (BLA), sebagai bentuk tanda bahwa tempat ini memiliki keterhubungan dengan peristiwa Bandung Lautan Api pada 1945 silam. Stilasi BLA memiliki sejumlah informasi seperti jalur pengungsian BLA, potongan lirik lagu Halo-Halo Bandung, dan gambaran bunga patrakomala sebagai bunga khas Bandung.




(tya/tey)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads