Sabtu siang di akhir Bulan September 2023, suasana Mal BTM, Kota Bogor cukup ramai dikunjungi warga yang hendak berakhir pekan. Keramaian terlihat dari lantai dasar hingga beberapa lantai selanjutnya, salah satunya di area foodcourt yang ada di mal itu.
Area foodcourt di mal itu bersih, warga yang telah selesai menyantap makanan yang menggunakan kemasan membuang sampah ke tempat yang sudah disediakan di beberapa sudut di mal itu.
Ada yang menarik perhatian detikJabar saat bersantai di area foodcourt mal tersebut, di mana pengunjung yang telah selesai meneguk air mineral dalam kemasan botol membuang sampahnya itu ke dalam sebuah mesin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mesin yang ada di area foodcourt itu bukan mesin yang menjual minuman kemasan menggunakan koin atau mesin anjungan tunai mandiri (ATM), mesin itu merupakan reverse vending machine (RVM) atau mesin penukaran sampah botol plastik menjadi pulsa.
Beragam botol plastik kemasan, khususnya botol plastik bekas air mineral dapat dimasukkan ke RVM. Satu botol plastik itu dihargai Rp 56 dan jika poin sudah mencapai Rp 11.300 dapat ditukarkan dengan pulsa senilai Rp 10 ribu.
Mesin itu disediakan Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) yang bekerjasama dengan Pemerintah Kota Bogor dan penyedia aplikasi yakni Plasticpay dan diluncurkan, Jumat, 24 Juni 2022 lalu oleh Walikota Bogor Bima Arya bersama CEO Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) Vikram Sinha.
Seperti yang dilakukan oleh Rio (24), sudah sejak Bulan Juli dia memiliki akun Plasticpay yang digunkannya untuk menyetor botol dan menghasilkan poin untuk ditukarkan pulsa nantinya.
Rio menyebut, tak hanya sekedar makan siang dan menyetor bekas botol minumannya ke RVM, bahkan dirinya secara sengaja membawa belasan hingga puluhan botol minuman kemasan bekas ke Mal BTM untuk sekedar menyetorkan botol plastik bekas ke mesin itu.
"Saya suka kumpulkan botol plastik bekas, hanya botol bekas minuman kemasan yang biasa saya setorkan, botol bekas minuman orang rumah, teman-teman atau botol yang saya temukan di jalanan yang dibuang oleh pembuang sampah sembarangan. Sampah botolnya gak saya cari secara sengaja, melainkan kalau ada, saya kumpulkan dan disimpan di trash bag, biasanya ke sini satu atau dua minggu sekali. Disetorkan kalau sudah banyak atau pas kebetulan lagi cari kebutuhan ke mal ini," kata pria asal Cibinong ini.
![]() |
Selama beberapa bulan mengumpulkan botol dan disetorkan ke RVM, dia sudah mendapatkan pulsa sekitar Rp 30 ribu. Menurut Rio, jika dikumpulkan secara sengaja hal itu akan terasa berat, tapi jika ditekuni hal tersebut bisa menjaga kebersihan, apalagi seperti diketahui jika sampah plastik sulit terurai.
"Ini terlihat enteng dan murah, saya melakukannya mengalir aja, tidak fokus cari, alhamdulillah gak fokus juga dapat pulsa dan saya tukarkan buat paket data," ungkapnya.
"Apalagi kan dibutuhkan ratusan tahun bahkan bisa mencapai 1.000 tahun untuk mengurai sampah plastik. Nah kan, selain dapat menghasilkan pulsa, kegiatan yang saya lakukan ini dapat menjaga lingkungan," tambah Rio.
Rio menilai, keberadaan mesin itu sangat bermanfaat, apalagi bagi dirinya. Menurut Rio, daripada dibuang langsung ke tempat sampah, jika memiliki botol minum kemasan bekas mending langsung disetorkan ke RVM.
"Saya yakin kalau RVM ini semakin banyak, ada di mana-mana, di ruang terbuka, di tempat umum, tak hanya di mal, bisa juga di hotel atau di tempat wisata bahkan tempat oleh-oleh, warga pasti melek dengan menjaga kebersihan," ujar Rio.
"Bayangin aja sama dampak dari sampah ini, memang kalau secara perorangan tidak akan teras, tapi sebut aja masyarakat Indonesia itu banyak, atau sebut aja satu Bogor jumlah warganya itu berapa, sampah yang dihasilkan segimana, kalau ada RVM dan botol plastik bekas nya dimasukkan ke RVM itu membantu buat kurangi sampah," jelas Rio.
Sebagai warga asli Bogor, dia berharap Pemkot Bogor bisa terus melakukan pengadaan dan bekerjasama dengan penyedia RVM tersebut untuk menambah mesin-mesin itu dan disimpan di tempat keramaian.
"Harapan saya semakin dibanyakin, ditambah, tidak hanya di mal ini saja. Oh iya, enggak usah ke Mal BTM aja, asalkan ada RVM yang sama, yang disediakan Palaticpay kita tetap bisa dapat poin dan nantinya poin itu bisa ditukarkan," terang Rio.
Selain Rio, Marsel juga membenarkan jika keberadaan RVM tersebut sangat bermanfaat untuk mengurangi sampah plastik khususnya bekas minuman kemasan.
"Bermanfaat menurut saya, saya belum lama sih download aplikasinya, tahu dari saudara juga soal mesin ini. Tapi ya alhamdulillah, saya bisa jaga kebersihan dengan membuang sampah bekas minuman kemasan ke mesin ini," tambah Marsel.
Atasi Permasalahan Sampah di Bogor
![]() |
Kabid Dinas Lingkungan Hidup Kota Bogor Wawa mengatakan, timbulan sampah di Bogor dalam satu hari kurang lebih mencapai 650 ton. Berdasarkan komposisi sampah untuk sampah anorganik ada di angka 30 persen.
"Tapi ini belum termanfaatkan semua, masih ada yang dibuang dan dicampur dengan organik, kalau yang sudah masuk bank sampah dari 30 persen itu. Kita punya 300 bank sampah, sehari bisa kumpulkan sampah layak daur ulang bisa mencapai 2 ton per hari. Memang dari komposisi 30 persen itu belum termanfaatkan, baru yang dari bank sampah aja yang sudah termanfaatkan," kata Wawa dihubungi via sambungan telepon belum lama ini.
Wawan menyebut, kehadiran RVM tersebut diharapkan dapat mengurangi sampah dari sumber disamping pemanfaatan sampah organik yang dilakukan oleh warga Bogor.
"Menurut kami dengan hadirnya mesin itu, menyambut baik, ada salah satu upaya pengurangan sampah mulai dari sumber, disamping masyarakat bisa mengolah sampah dari rumah. Hadirnya mesin ini, yang dari Indosat penempatan ada di mal, harapannya masyarakat tidak lagi buang ke tempat sampah tapi buang langsung ke mesin ini," tuturnya.
"Selain membuang, masyarakat bisa mendapatkan poin dan bisa ditukar menjadi pulsa, ini berikan edukasi baik, kalau sampah kita buang (ke TPS) kita keluarkan biaya untuk mengangkut dan lain-lain, ketika sampah dibuang di tempat semestinya bisa memberikan nilai ekonomis. Hadirnya mesin ini, bisa langsung terkonversi dari sampah menjadi pulsa," jelas Wawa.
Dari hasil pengamatan Dinas LH Kota Bogor, Wawa menyebut, kehadiran mesin sampah itu diminati mulai dari anak-anak sekolah hingga pengunjung mal pada umumnya. Bahkan dari laporan yang diterimanya ada pengunjung yang membawa tas besar dan sengaja menyetorkan botol plastik bekas ke RVM.
"Anak-anak sekolah, kadang bawa ke bank sampah atau dibawa ke BTM untuk langsung dapat poin. Saya pernah lihat pengunjung bawa tas besar, ternyata isinya botol plastik semua. Waktu awal-awal sempat antri, bagi yang udah tahu ketika hasilkan botol plastik langsung buang ke situ," tuturnya.
Wawa mengatakan, sebetulnya setelah Mal BTM ada mal lain yang meminta kepada pihaknya untuk menyediakan mesin yang sama, namun menurutnya mesin itu dapat dihadirkan tergantung pemilik aplikasi dan mesin itu biasanya ditempatkan di tempat-tempat yang menjadi pusat keramaian.
"Beberapa mal pengen banget seperti Mal Ekalokastari, dapatnya gimana, caranya gimana, memang Plasticpay masih menyasar tempat yang paling banyak dan menghitung pengunjungnya, gak tahu pertimbangannya apa, kita ingin Kota Bogor sebanyak-banyaknya," tuturnya.
Selain di Mal BTM, Wawa juga menyebut RVM juga ada di Alun-alun Bogir dan di salah satu toko pakaian yang ada di Kota Bogor.
Jempol di Bima Arya
![]() |
Sementara itu, dikutip dari website resmi Dinas Kesehatan Kota Bogor, Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, kehadiran RVM diharapkan dapat mengurangi timbulan sampah di Kota Bogor.
"Kolaborasi dengan Indosat ini untuk membangun kebiasaan baru. Ada insentif bagi warga, terutama bagi anak-anak muda, menukarkan botol plastik menjadi pulsa," kata Bima.
Orang nomor satu di Kota Bogor ini acungkan jempol atas kerjasama yang dilakukan bersama Indosat. Menurutnya, kerjasama ini merupakan program menjaga lingkungan berkelanjutan dengan menggunakan solusi teknologi inovatif.
Apalagi menurutnya, Plasticpay nantinya akan menjadikan sampah botol plastik tersebut kerajinan yang bernilai ekonomi, mulai dari tas, sajadah, topi, sendal hingga sepatu dan juga menjadi bagian dari pemberdayaan komunitas mitra UMKM.
"Artinya, dari hulu plastik bisa dikumpulkan dengan lebih efisien melalui reverse vending machine Indosat ini. Kemudian oleh Plasticpay, botol plastik ini diolah menjadi sesuatu yang bernilai dan bermanfaat. Jadi, dari masalah menjadi berkah, dari sampah plastik menjadi pulsa," terangnya.
Komitmen Indosat Jaga Lingkungan
![]() |
Terpisah, SVP-Head of Corporate Communications Indosat Ooredoo Hutchison Steve Saerang menuturkan, Program Sampah Jadi Pulsa didukung penuh oleh Pemerintah Kota Bogor.
"Selama satu tahun beroperasinya RVM program sampah jadi pulsa, telah terkumpul lebih dari 10 ribu botol plastik atau setara dengan 199 kilogram botol plastik," kata Stave dalam keterangan tertulis yang diterima detikJabar.
Menurut, untuk di Kota Bogor RVM dibawah naungan Indosat ada satu unit yakni di Mal BTM. Steve menyebut, Program Sampah Jadi Pulsa merupakan salah satu program CSR IOH di dalam pilar lingkungan.
"Program ini bertujuan untuk mendukung program pemerintah dalam mengurangi limbah botol plastik dan menjaga kelestarian alam dengan pemanfaatan teknologi digital. Indosat merasa terhormat dapat berkolaborasi dengan Pemerintah Kota Bogor dan para pihak, meluncurkan program ini ke tengah masyarakat untuk mendorong perilaku hidup bersih dan mengelola sampah menjadi sesuatu yang memberi manfaat dan menciptakan nilai tambahan," jelasnya.
Steve juga menuturkan, program ini cukup efektif dalam membantu pengelolaan sampah plastik dan membantu masyarakat bersama-sama dalam memilah sampah, yakni botol plastik, dengan cara fun atau gembira.
"Program Sampah Jadi Pulsa mengajak masyarakat untuk memilah sampah dalam hal ini botol plastik, dengan cara yang fun serta mendapatkan pengalaman digital dengan adanya RVM dan benefit berupa pulsa yang diberikan oleh Indosat," tuturnya.
Tak Hanya Program Sampah Jadi Pulsa
Stave mengatakan ke depannya Indosat akan terus berupaya untuk mendukung pelestarian lingkungan melalui program CSR di pilar Lingkungan.
"Selain program Sampah Jadi Pulsa, Indosat juga telah berkontribusi dalam konservasi kelautan dan perikanan yang kami jalankan sejak tahun 2022 di Jembrana, Bali, melalui 4 kegiatan di antaranya rehabilitasi habitat laut, pengelolaan sampah plastik di daerah pesisir, penguatan komunitas konservasi penyu dan penguatan mata pencaharian Masyarakat di pesisir," katanya.
Menurutnya di tahun 2023 ini, Indosat juga membuat suatu program digitalisasi pelestarian mangrove di Kalimantan Utara. Program kolaborasi Indosat dengan GSMA (Global System for Mobile Communication Association) ini merupakan langkah nyata untuk mengatasi isu perubahan iklim lewat pemanfaatan teknologi digital.
"Upaya bersama yang sejalan dengan komitmen Pemerintah Indonesia ini akan meningkatkan ketahanan lingkungan sekaligus meningkatkan perekonomian yang tidak hanya bagi masyarakat sekitar, tapi juga mempercepat pertumbuhan ekonomi bangsa," paparnya.
Selain itu, program tersebut dilakukan dalam dua bentuk kegiatan. Pertama adalah pemetaan wilayah laut dan pesisir dengan menggunakan Open-source & Geospatial Mapping di wilayah pesisir dan laut Kalimantan Utara khususnya di Desa Setabu, Kecamatan Sebatik Barat, serta melibatkan warga serta tokoh masyarakat sekitar dengan menggunakan aplikasi Qfiled yang dapat diperbarui secara berkala.
Dengan aplikasi Qfield tersebut, Indosat bersama GSMA dan mitra lainnya juga memberikan pelatihan pemetaan untuk memetakan area wilayah pesisir dan pantai, serta memproduksi digital map untuk kegiatan selanjutnya. Keberhasilan dari kegiatan ini dapat dimanfaatkan untuk disosialisasikan kepada pelaku usaha lain serta melindungi mangrove dalam jangka panjang.
"Kegiatan kedua adalah memperkenalkan solusi digital berbasis Internet of Things (IoT) kepada para petambak lokal untuk memantau kadar air dalam tambak, khususnya yang berdekatan dengan wilayah tumbuh mangrove. Tujuannya adalah agar produktivitas tambak-tambak kecil meningkat serta menghindari mangrove dari ancaman penebangan oleh para petambak besar," pungkas Stave.
Tata Cara Gunakan RVM
![]() |
(wip/orb)