Cerita Koswara dan Layang-layangnya yang 'Terbang' hingga ke Italia

Kabupaten Pangandaran

Cerita Koswara dan Layang-layangnya yang 'Terbang' hingga ke Italia

Aldi Nur Fadillah - detikJabar
Senin, 06 Nov 2023 08:00 WIB
Koswara saat membuat layang-layang hias
Koswara saat membuat layang-layang hias (Foto: Istimewa)
Pangandaran -

Layang-layang bukan sekedar hobi bagi Koswara (50). Lebih dari itu, layang-layang mampu menghasilkan cuan bagi warga Pantai Timur Pangandaran itu.

Kecintaan Koswara terhadap layang-layang sudah muncul sejak usianya 10 tahun. Tinggal di wilayah pesisir pantai membuat Koswara dengan mudah memainkan layang-layang.

"Kalau orang tua menjemur ikan, pasti saya sambil main layang-layang. Karena sambil bantu-bantu," kata Koswara kepada detikJabar belum lama ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Koswara biasanya memilih waktu saat musim kemarau atau paceklik untuk menerbangkan layang-layang. Di waktu itu, kata dia, angin biasanya lebih besar.

"Apalagi kalau di pantai anginnya besar, maka mudah sekali menerbangkan layangan," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Sejak dulu, lyang-layang menjadi permainan favorit warga Pangandaran. Apalagi di tahun 1980 hingga 1990, dari Pantai Barat hingga Pantai Timur dijejali anak-anak hingga dewasa untuk menerbangkan layang-layang.

Maka tak heran, saat tahun 1993 untuk pertama kalinya festival layang-layang tingkat nasional digelar di Pangandaran. "Waktu itu cakupannya masih Se-Jawa, Lampung dan Bali," katanya.

Festival itulah yang memantik Kokos sapaannya untuk berkreasi. Dia mulai memodifikasi layangan menjadi berbagai macam bentuk. Kokos pun sempat mengikuti ajang festival layang-layang nasional hingga internasional.

"Skalanya juga bukan nasional lagi, tapi internasional. Pernah di Malaysia hingga tampil di Italia," katanya.

Layangan yang ditampilkan bukan jenis layangan biasa, namun lebih ke kategori hias. "Jadi bukan tradisional, lebih ke layang-layang bentuk karakter super hero, kartun dan lain-lain," ucapnya.

Kokos membuat sendiri layang-layang yang akan diikutsertakan dalam festival. Biasanya, dia menggunakan bahan fiber untuk membuat layang-layang berukuran jumbo.

"Karena sering ikut festival, saya pun sering membuat layangan ukuran besar dan berbahan parasut serta kain," katanya.

Dipesan hingga Italia

Kemahiran Kokos dalam membuat layang-layang dilirik mancanegara. Bahkan dia mengaku kerap menerima pesanan dari luar negeri.

"Sempat saya ekspor 150 picis layangan ke Italia berukuran besar, dan ke Malaysia," katanya.

Tarif yang dipatok untuk layangan hias mulai dari Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu untuk satu layangan.

Sementara, untuk layangan Spinner Kite berukuran 18 meter dipatok dengan harga Rp 15 juta dan untuk layangan perahu seharga Rp 7 juta.

Kokos mengatakan dalam sekali festival dirinya bisa dapat untung mencapai Rp 30 juta.

"Biasanya ketika saya terbangin layangan langsung ada yang nawar," katanya.




(dir/dir)


Hide Ads