Menolak Menyerah Lewat Miniatur Drum Usai Kena PHK

Sisi Terang

Menolak Menyerah Lewat Miniatur Drum Usai Kena PHK

Dadang Hermansyah - detikJabar
Sabtu, 04 Nov 2023 11:00 WIB
Miniatur drum buatan Kang Jhons.
Miniatur drum buatan Kang Jhons. (Foto: Dadang Hermansyah/detikJabar)
Ciamis -

Terkena PHK dari pekerjaan tak selalu berakhir menyedihkan, tapi bisa menjadikan seseorang lebih kuat untuk menjalani hidup. Seperti yang dialami Abdul Majid, pria asal Lingkungan Rancapetir, Kelurahan Ciamis, Kabupaten Ciamis. Ia sukses menjadi perajin miniatur alat musik, khususnya drum.

Abdul alias Kang Jhons yang menganggur karena terkena PHK dari perusahaan tripleks di Tasikmalaya, memulai perjuangan baru. Sesuai dengan kesukaannya bermusik, terutama bermain drum, Kang Jhons mencoba membuat miniatur drum. Bahan yang digunakan memanfaatkan barang bekas kayu, bambu, pipa plastik (PVC), seng, dan lainnya.

Berkat keuletannya dan belajar otodidak, Kang Jhons dapat membuat satu set miniatur drum dari barang bekas dengan nilai ekonomi tinggi. Kang Jhons berhasil memasarkan produknya di pasar kerajinan di Rajapolah, hingga disebutnya diminati dan dipesan grup band terkenal tanah air. Seperti drummer Jamrud Herman, dan eks drummer Gigi, Budi Haryono, /Rif, Slank, Five Minutes, dan lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Awal mulai bisnis 2006 setelah terkena PHK, bikin miniatur drum belajar otodidak. Dulu kan internet masih belum ramai jadi ngulik sendiri. Pertamanya dibikin dari kayu, kemudian bambu, lalu sekarang dari paralon (pipa PVC)," ungkap pria berusia 42 tahun itu saat ditemui di studionya Jhons drum miniatur di Rancapetir, Ciamis, belum lama ini.

Miniatur drum buatan Kang Jhons.Miniatur drum buatan Kang Jhons. (Foto: Dadang Hermansyah/detikJabar)

Kang Johns bercerita, awal usahanya memang tak berjalan mulus. Pertama dari peralatan yang dipakai untuk produksi masih belum lengkap. Johns pun berinovasi dengan membuat alat sendiri supaya tidak mengeluarkan modal besar.

ADVERTISEMENT

"Dari pemasaran dulu sempat beberapa kali ada penolakan, saya masukan ke Rajapolah. Tapi saya terus mencoba menyempurnakan produk. Akhirnya masuk dan bisa dipasarkan, dari eceran sampai grosiran. Itu perjuangannya lumayan, setahun," katanya.

Sejak internet dan media sosial mulai ramai, Kang Johns pun mulai ikut memasarkan produk drum miniaturnya melalui online. Pesanan pun mulai berdatangan hampir dari seluruh daerah di Indonesia. Saking banyaknya pesanan, Kang Jhons kini hanya membuat satu set drum miniatur atau set studio berdasarkan pesanan atau custom.

Drum miniatur buatan Kang Jhons pun diminati hingga luar negeri. Ia pernah mengirim barang ke Malaysia, Amerika, dan Australia. Namun sayangnya untuk pengiriman ke luar negeri lebih mahal di ongkos dibanding dengan nilai barangnya.

Miniatur drum buatan Kang Jhons.Miniatur drum buatan Kang Jhons. (Foto: Dadang Hermansyah/detikJabar)

"Alhamdulillah. Ada musisi grup band Indonesia pesan beberapa kali, ada Slank, Jamrud, Boomerang, Five Minutes, dan lainnya. Yang dari luar negeri seperti Austrailai dan Malaysia pun itu ternyata musisi juga. Biasanya pesan untuk endorse atau cinderamata," katanya.

Satu set drum miniatur yang dibikin Kang Jhons dibanderol dengan harga sekitar Rp 150 ribu hingga Rp 350 ribu, tergantung permintaan dari pemesan. Sedangkan untuk 1 set studio lengkap dengan gitar dan sound miniatur dibandrol dari Rp 800 ribu sampai Rp 1,2 juta.

"Memang awalnya kami buat dari barang bekas seperti dari kayu, bambu, dan pipa plastik. Tapi ketika permintaan banyak ya otomatis beli, seperti pipa dan seng," ungkapnya.

Bangkit dari keterpurukan karena PHK sekitar 16 tahun lalu, kini Abdul Majid dapat meraup keuntungan Rp 3 juta sampai Rp 10 juta per bulan. Dengan penghasilan itu, Abdul Majid dapat menghidupi keluarganya.

Halaman 2 dari 2
(orb/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads