UMKM Indramayu Naik Kelas, Jualan-Transaksi Lebih Kekinian

UMKM Indramayu Naik Kelas, Jualan-Transaksi Lebih Kekinian

Sudedi Rasmadi - detikJabar
Senin, 14 Agu 2023 00:30 WIB
Ilustrasi bisnis online
Ilustrasi (Foto: shutterstock)
Indramayu -

Puluhan pelaku UMKM di Kabupaten Indamayu berbondong-bondong untuk naik kelas. Pedagang dari mitra binaan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) cabang Indramayu mulai mengikuti cara berjualan melalui e-commerce hingga memakai sistem pembayaran QRIS.

Rosidah (31) salah satunya. Ia terlihat antusias saat mendengarkan pemaparan dari perwakilan kantor Bank Indonesia tentang pemanfaatan sistem pembayaran di era digital. Bahkan, ia pun mengaku ingin mengembangkan pola penjualannya.

Diceritakan Rosidah, bahwa mulanya ia hanya menjajaki kerupuk dari warung ke warung. Usaha kecil sejak tahun 2016 lalu ia rintis sambil berkeliling ke dua desa di Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu. Tidak sampai disitu, Rosidah kemudian mengembangkan usahanya dengan pembuat aneka keripik dan baby crabs.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Baru di tahun 2019an lah, menjual baby crabs dan lainnya lewat grup di Whatsap dan Facebook. Lumayan sudah banyak pelanggan," kata Rosidah, Minggu (13/8/2023).

Melalui pelatihan tentang literasi keuangan dan sosialisasi ecommerce, Rosidah mengaku tergugah untuk menjajaki barang dagangannya melalui market digital atau aplikasi PaDi UMKM. Sehingga, ia berharap bisa menambah pelanggan termasuk penghasilan.

ADVERTISEMENT

"Biasanya dalam sebulan bisa memproduksi 200 Kilogram Baby Crabs. Itu dijual mentah dan olahan," ungkapnya.

Dalam upaya peningkatan kapasitas pelaku UMKM ini, PT PNM Cabang Indramayu juga membantu para mitra binaan untuk membuka lapak usaha di ecommerce. Mulai dari pembuatan akun, input gambar produk hingga proses jual belinya. Sehingga, diharapkan digitalisasi transaksi itu bisa memudahkan mitra binaan dalam mengembangkan usaha.

Apalagi kata Irmana, PaDi UMKM ini merupakan besutan BUMN yang menjadi atensi bersama. Sehingga, pelaku usaha bisa memiliki potensi penjualan yang lebih banyak.

Di sisi lain, mengikuti perkembangan zaman, peserta pelatihan juga diberikan wawasan tentang sistem pembayaran tanpa uang tunai atau cashless. Yaitu mereka mendapatkan pelatihan tentang pembayaran melalui QRIS.

"Kita yakin dengan digitalisasi transaski itu, transaski mitra binaan pelaku usaha ultra mikro dan mikro lebih mudah lebih murah lebih cepat dan lebih aman. Harusnya penjualan mereka lebih meningkat," kata Pimpinan PNM Cabang Indramayu, Irmana.

Sejauh ini, penggunaan QRIS di wilayah Ciayumajakuning cukup banyak. Bahkan, target Bank Indonesia yang mencapai 350 ribu pengguna QRIS tercapai di tahun awal. Terlebih, penggunaan QRIS yang bisa dimanfaatkan berbagai kalangan bisa semakin meningkat.

Namun, khusus di Kabupaten Indramayu, penggunaan QRIS baru marak dilakukan oleh para pelaku usaha di wilayah perkotaan. Hal itu karena kondisi wilayah yang cukup luas. Kendati demikian, potensi perekonomian di Kabupaten Indramayu dinilai cukup tinggi.

"Indramayu bagus sih, cuma memang kalau di Indramayu kawasannya luas ya, mungkin segmennya hanya di kota-kota aja. Tapi potensinya baik, karena terkait peredaran uang, Indramayu itu paling tinggi secara non tunai," kata Analis Junior Unit Implementasi Kebijakan Sistem Pembayaran KPw BI Cirebon, Wahmi Anestianto.

Wahmi menambahkan, bahwa QRIS tidak hanya memberikan kemudahan melainkan bisa mengindari adanya peredaran uang palsu hingga aman dari kejahatan di Tengah jalan.




(dir/dir)


Hide Ads