Cuan Menggiurkan Lewat Budidaya Ikan Koi di Kolam Retensi Bandung

Cuan Menggiurkan Lewat Budidaya Ikan Koi di Kolam Retensi Bandung

Wisma Putra - detikJabar
Minggu, 14 Mei 2023 17:30 WIB
Bandung -

Kata siapa kolam retensi hanya berfungsi sebagai tempat penampungan air hujan dan pengendali banjir saja. Di tangan pemuda asal Kota Bandung bernama Rai Racmandika (31), kolam retensi dapat menghasilkan cuan jutaan rupiah.

Dua tahun lalu, Rai bersama teman-temannya yang tergabung dalam ARK Koi Bandung & Dadali Group Domestik membuat keramba jaring apung di Kolam Retensi RW 17 Komplek Sarimas, Kecamatan Arcamanik, Kota Bandung.

detikJabar berkesempatan berkunjung ke keramba jaring apung milik Rai. Dari sekian banyak keramba jaring apung yang ada di kolam retensi itu, Rai memiliki tiga keramba yang digunakan untuk menampung ribuan bibit ikan koi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Budidaya sejak dua tahun lalu, start 2020-2021-an," kata Rai kepada detikJabar belum lama ini.

Rai mengatakan, dia memilih kolam retensi untuk membudidayakan ikan koi, karena dinilai cocok untuk membudidayakan ikan hias tersebut.

ADVERTISEMENT

"Sebetulnya kita melihat potensi yang ada dari sekitar, karena lihat di sini ada DAM penampungan air hujan dan dicek airnya mempuni kita coba diskusikan dengan warga dan ternyata mereka butuh aktivitas di ranah perikanan dan cocok, hasil baik dan pertumbuhannya optimal, mungkin ada beberapa kendala tapi sejauh ini oke," ungkapnya.

Beragam jenis ikan asal Negeri Sakura Jepang ini dibudidayakan Rai. Keramba yang dibuatnya, digunakan hanya untuk pembibitan, sedangkan untuk pembesaran dilakukan di kolam showroom yang ada di tempat lain.

"Kita di sini fokus di pembibitan dan breeding, sampai size satu bulan. Setelah ukuran 20-30 cm kita pindahkan ke fasilitas kita yang lain untuk mendapatkan size maksimal," tuturnya.

Beragam jenis ikan koi dibudidayakan Rai, dari mulai jenis Kohaku, Sanke, Showa, Kumonryu. Menurut Rai, indukan ikan koi yang dimilikinya didatangkan langsung dari sejumlah kota yang ada di Jepang di antaranya dari Niigata dan Sakai.

Rai menyebut, dari tiga keramba miliknya saat ini ada sekitar 5 ribu ekor bibitan yang dihasilkan dari 2 indukan ikan koi yang dimilikinya. Meski anakan ikan koi yang dihasilkan mencapai ribuan, namun yang layak diekspor atau diikutkan kontes hanya 10 persennya.

"Dari 5 ribu ekor ini, benar-benar yang bisa dijual ke penghobi atau pemain kontes paling jadi 100-150 dari 5.000 ekor," ujarnya.

Budidaya ikan koi yang dilakukan Rai di kolam retensi ini tergolong sukses karena dapat menghasilkan ikan koi yang siap ekspor dan siap kontes.

"Karena ini ikan hias, nggak bisa dihitung kiloan, untuk show quality misal 10 persennya dari 100 ekor sekitar Rp 10-Rp 25 juta per ekor di ukuran 25-30 cm," tuturnya.

Memaksimalkan Potensi

Rai juga menyebut membudidayakan ikan di Kolam Retensi sangat menguntungkan. Karena biaya operasionalnya minim.

Jika pada umumnya membudidayakan ikan koi di kolam konvensional membutuhkan banyak peralatan seperti pompa air dan aliran listrik, budidaya ikan koi di kolam retensi dengan menggunakan keramba jaring apung tidak menggunakan banyak peralatan.

"Sangat (menguntungkan), sangat karena memang dengan ada keramba ini yang pertama overhead rendah karena bebas listrik jelas," kata Rai kepada detikJabar, Jumat, 11 Mei 2023.

Budidaya ikan koi di kolam retensi yang dilakukan Rai bersama rekannya yang tergabung dalam ARK Koi Bandung & Dadali Group Domestik ini lebih hemat pakan.

"Jumlah pakan alami sendiri sudah banyak jadi keluaran pakanya sedikit tidak seperti kolam konvensional," ungkap Rai.

Selain itu, pertumbuhan ikan koi yang dibudidayakan Rai di kolam retensi ini lebih cepat pertumbuhannya. Baik pertumbuhan fisik dan warna.

"Pertumbuhan cepat, pakan lebihsedikit, karena banyak pakan alami di sini, sama karena kejemur sinar matahari dengan suhu air yang enggak cepat naik, warna lebih cepat keluar," tuturnya.

Breeding ikan koi dengan cara jaring apung yang disimpan di kolam retensi menurut Rai lebih bagus dibandingkan kolam konvensional.

"Sejauh ini dari fasilitas breeding saya sebelumnya ini paling bagus, karena dia langsung kena cahaya matahari, perusahaan parameter air tidak berubah secara drastis, karena yang menjadi permasalahan adalah perubahan parameter air secara drastis, di sini tidak ada perubahan parameter air secara drastis," jelasnya.

Saat air kolam retensi naik, Rai menyebut tak masalah asal dijaga dan dicek terus kerambanya, dikhawatirkan ada bagian jaring yang sobek.

"Posisi air naik enggak masalah sejauh ini, sempat ada kendala kegesek-gesek ada bagian tali terlepas tapi cepat kita tangani," tuturnya.

Menurut Rai, yang harus diperhatikan budidaya ikan koi di kolam retensi yakni kualitas air. Namun menurutnya, kualitas air di kolam retensi tersebut lebih dibandingkan kolam retensi lainnya yang ada di Kota Bandung.

"Bagus, sejauh ini, karena mikro organismenya sudah terbentuk baik, spiurilina sudah cukup banyak, akhirnya pertumbuhan dari segi tubuh sampai warna optimal," jelasnya.

Namun ada yang harus diperhatikan budidaya ikan koi di kolam retensi, salah satunya hama ikan predator hingga burung pemakai ikan.

"Hama di sini ada ikan predator seperti ikan gabus, ikan nila yang masuk ke jaring yang jadi kompotitor untuk dapatkan makan. Ada burung juga, kaya burung belekok, kuntul, sama burung raja udang. Makanya kita taruh satu orang untuk kontroling," pungkasnya.

(wip/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads