Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kabupaten Sukabumi mengatakan, saat ini banyak perusahaan padat karya di Kabupaten Sukabumi pindah ke Garut hingga Jawa Tengah. Menurutnya, mereka meninggalkan Sukabumi karena tak kuat dengan beban upah yang ditetapkan ditambah krisis global.
"Jadi begini ada pengusaha khususnya di industri padat karya yang membangun atau pun membuat usahanya relokasi atau investasi baru di wilayah yang UMK rendah itu betul," kata Sudarso Rais kepada detikJabar, Kamis (23/2/2023).
Dia mengatakan, pembukaan pabrik baru itu hanya berlaku bagi perusahaan yang masih memiliki modal besar. "Maka lebih baik berinvestasi ke wilayah Kabupaten atau Kota lain yang UMK lebih rendah," ungkapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan data yang dimiliki Apindo, sedikitnya ada 20 perusahaan yang sudah berinvestasi dengan angka fantastis di luar daerah. Dia menjelaskan, beberapa pertimbangan pengusaha untuk membuka atau berinvestasi di daerah dengan UMK kecil karena UMK kecil dan persaingan usaha.
"Di sana cukup besar investasinya hingga bisa buat perusahaan baru. Ada di Garut, di Jawa Tengah, jadi masih dalam satu grup usaha yang ada di Sukabumi, padat karya yang membuat atau membangun investasi baru," sambungnya.
Di Kabupaten Sukabumi UMK ditetapkan Rp3,3 juta sedangkan UMP di Jawa Tengah hanya Rp1,9 juta. Dengan selisih UMK antara Kabupaten Sukabumi dan wilayah lain yang lebih rendah tersebut, kata dia, maka pengusaha sudah dapat membuat industri baru.
"Selisih dari upah itu saja sangat khawatir. Kemudian faktor kompetisi apabila di Sukabumi ini order satu produk misalkan 1 dolar harga ongkos pengerjaannya, itu di wilayah kota lain yang UMK-nya masih rendah itu bisa mencapai 0,8 dolar, jadi lebih rendah otomatis daya saing kita lebih sulit dibanding daerah lain. Sehingga buyer akan order ke wilayah yang harganya lebih rendah," jelasnya.
Pembukaan perusahaan baru atau investasi di wilayah yang UMK-nya rendah juga disebutnya sebagai salah satu upaya pengusaha untuk mempertahankan industri di tengah krisis global. "Ini akan berdampak sangat buruk terhadap dunia usaha dan industri di Kabupaten Sukabumi," tuturnya.
Kepada pengusaha yang masih bertahan, pihaknya mengimbau agar menjaga kondusivitas hubungan kerja. Selain itu, dia juga berharap Pemerintah Daerah dapat bersikap adil dan tidak membuat kebijakan yang merugikan industri padat karya.
"Kalau dengan Pemda harapan kita jangan membuat satu kebijakan yang akan merugikan sektor dunia usaha dan industri ataupun membuat satu kebijakan yang tidak ada kepastian hukum," tutupnya.
(yum/yum)