Kisah Pengusiran Meneer Belanda dari Pabrik Tjipetir Sukabumi

Jabar X-Files

Kisah Pengusiran Meneer Belanda dari Pabrik Tjipetir Sukabumi

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Minggu, 19 Feb 2023 07:20 WIB
Pabrik Guttepercha Tjipetir di Sukabumi
Pabrik Guttepercha Tjipetir di Sukabumi. (Foto: GFJ (Georg Friedrich Johannes) Bley (Fotografer) H. Huysmans (Fotografer) / https://collectie.wereldculturen.nl/)
Sukabumi -

Pabrik Gutta Percha merupakan peninggalan Belanda yang dibangun pada 1855. Kini pabrik itu dikenal dengan nama Pabrik Getah Perca, yang berdiri megah di antara lahan perkebunan milik PTPN VIII Sukamaju, Kabupaten Sukabumi.

Tidak aneh ketika hasil bumi bangsa ini dikenal sejak zaman dahulu. Bahkan itu menjadi salah satu alasan Belanda menjajah Indonesia yang dikenal akan kekayaan alamnya hingga beberapa abad. Ketika aroma perjuangan menggelora, beberapa aset milik para kompeni itupun direbut kembali.

Produksi Gutta Percha mereka menjadi primadona hingga ke belahan bumi Eropa. Tak heran, dalam sebuah foto di area pabrik ada pose beberapa petingginya yang tampil elegan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam sebuah foto yang diperoleh Budi Prayudi, pengawas sekaligus penanggung jawab pabrik Gutta Percha Cipetir saat 2014 silam, terlihat beberapa pria bule yang diyakini sebagai pemilik pabrik asal Belanda. Mereka berpose di depan kantor induk Cipetir.

Di barisan depan, ada lima petinggi pabrik yang duduk. Para pria itu memakai setelan jas putih lengkap dengan dasi gelap. Sebagian pimpinan ada yang menyilangkan kaki lalu tubuh bersandar ke kursi, sisanya berpose biasa sambil menatap serius ke kamera.

ADVERTISEMENT

Di bagian belakang, ada 16 orang yang berjajar membentuk barisan sambil menghadap kamera. Sebagian di antara mereka ada warga pribumi yang tampil elegan dengan jas dan dasi. Ada yang tersenyum, tak sedikit juga hanya memasang mimik wajah serius.

Lempengan Tjipetir yang sempat membuat heboh duniaLempengan Tjipetir yang sempat membuat heboh dunia Foto: Dok Tropen Museum

Menurut Budi, foto ini merupakan dokumentasi Tropenmuseum di Belanda. Dia mendapatkannya dari informasi website resmi museum tersebut. Diduga, pengambilan foto dilakukan saat awal pabrik berdiri, tahun 1921.

Selain foto itu, ada juga gambar lain yang menunjukkan suasana kerja di dalam pabrik dan wajah kepala pabrik pertama.

"Sejak diaktifkan pada tahun 1921, perkebunan Tjipetir dipegang oleh WN Belanda oleh Administratur Van Lennep (warga belanda) menjadi sentra utama Gutta Percha. Dengan luas 782 hektar saat itu kini hanya tersisa 282 hektar saja," terang Budi kepada detikcom di lokasi pabrik, Kamis (4/12/2014).

Kini, area tempat foto diambil itu masih berdiri. Namun karena sudah beberapa kali direnovasi, ada perubahan di bagian tertentu, seperti pintu dan jendela. "Sekarang sudah nggak dipakai lagi. Kalau dulu masih buat kantor," terangnya.

Para pemilik pabrik Tjipetir tinggal di sebuah bungalow mewah di atas bukit. Tak jarang, bungalow itu dipakai untuk tempat menginap para tamu meneer Belanda dari Jakarta. Kini, bangunan mewah itu sudah rata dengan tanah.

Dari video mengenai pabrik Tjipetir yang didokumentasikan pihak Belanda tahun 1925, terlihat bangunan bungalow itu. Luasnya diperkirakan 300 meter persegi dan berada di puncak bukit.

Posisinya sangat strategis. Berada di puncak bukit, setiap orang yang berada di dalamnya bisa memantau kondisi sekeliling, termasuk aktivitas di pabrik. Sejauh mata memandang, hanya pemandangan hutan dan rindangnya dedaunan.

Budi Prayudi, pengawas sekaligus penanggung jawab pabrik tersebut mengatakan, bungalow itu tempat para pembesar pabrik tinggal.

"Itu tempat pembesar dari Batavia juga kalau datang. Ada beberapa kamar milik petinggi pabrik Tjipetir," kata Budi saat berbincang dengan detikcom, Kamis (4/12/2014).

Menurut Budi, setelah Indonesia mendeklarasikan kemerdekaan, para pejuang membakar bungalow tersebut. Alasannya, masih banyak meneer Belanda yang bertahan di sana. Tak sedikit juga tentara yang bersembunyi di lokasi tersebut.

"Setelah dibakar, nggak dibangun lagi sekarang," tambah Budi.

Yang tersisa, kini hanya pondasi saja. Tak terlihat lagi ada sisa-sisa kamar atau fasilitas di dalam bungalow tersebut.

Pabrik Guttepercha Tjipetir di SukabumiPabrik Guttepercha Tjipetir di Sukabumi Foto: GFJ (Georg Friedrich Johannes) Bley (Fotografer) H. Huysmans (Fotografer) / https://collectie.wereldculturen.nl/

Kisah soal pembakaran pabrik itu bermula dari para meneer dan sebagian tentara Belanda masih banyak yang bertahan di pabrik Tjipetir, Cikidang, Sukabumi, meski Indonesia sudah menyatakan diri merdeka. Tak heran, beberapa pejuang berusaha mengusir mereka, bahkan sempat membakar pabrik getah perca tersebut.

Kisah ini diceritakan Budi di lokasi kepada detikcom, Kamis (4/12/2014) silam. Pabrik itu pun menjadi saksi bisu perjuangan pahlawan mengusir penjajah.

"Pasca kemerdekaan, para pengelola termasuk manajemen pengolahan Gutta yang didominasi warga Belanda masih bertahan tinggal di sini, seperti permukiman warga Belanda karena keluarga mereka juga ada yang tinggal di sini. Pejuang beberapa kali memperingatkan mereka untuk keluar karena saat itu lokasi ini juga dicurigai sebagai tempat persembunyian tentara Belanda. Akhirnya pejuang terpaksa membakar pabrik ini untuk mengusir mereka," ungkap Budi.

Budi yang memulai kerjanya sejak tahun 1996 itu mengenali soal sejarah pabrik hingga setiap sudut ruangannya. Dia adalah generasi kedua dari keluarganya yang bekerja di pabrik tersebut. Namun sayangnya, tidak disebutkan secara spesifik kapan waktu pembakaran tersebut.

Menurutnya, Pabrik Gutta sendiri dulunya berangka kayu dan beratap seng. Pabrik itu pertama kali dibangun pada 1885 dan diresmikan tahun 1921. Setelah pembakaran, pabrik sempat direnovasi pada tahun 1986 setelah sebelumnya mengalami beberapa kali perbaikan.

"Sekarang bahan kimia pencampur daun Gutta disimpan di dalam corong besar berbahan aluminium, begitu pun rangka bangunan sudah diganti dengan besi baja. Ada sejumlah bangunan yang dihilangkan seperti gedung besar di depan dan bungalow tempat tinggal manajer pabrik," lanjut Budi.

Baca Artikel Jabar X-Files Lainnya di Sini

(sya/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads