Hobi bisa mengahasilkan uang bukan isapan jempol belaka. Banyak yang telah membuktikan ungkapan itu benar adanya. Seperti yang dilakukan Ade Maolana, pemuda asal Bandung ini telah membuktikan hobi bisa menghasilkan uang jika ditekuni sungguh-sungguh.
Ade, pria kelahiran 12 Maret 1989 ini adalah seorang lulusan Fakultas Adminstrasi Bisnis Universitas Padjajaran yang kini meneruskan usaha orang tuanya berjualan buah di Pasar Caringin, Kota Bandung. Namun Ade juga punya hobi sekaligus lain, yakni mendesain.
Hobi yang ditekuni Ade sejak masih duduk di bangku SMA ini bukan sekadar hobi. Dengan mendesain, Ade telah banyak menghasilkan pundi-pundi rupiah, bahkan dollar. Satu karya yang dibuat Ade sempat 'dibeli' oleh Adobe, perusahaan induk Photosop seharga lebih dari Rp 20 juta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kisah Ade berawal dari ketertarikannya terhadap dunia desain pada tahun 2007 lalu. Saat itu Ade yang masih duduk di bangku kelas 3 SMA mendapat pelajaran desain. Ia kemudian dikenalkan seorang temannya tentang dunia desain untuk pertama kalinya.
"Diajarin temen waktu SMA kelas 3 itu, mulai penasaran. Tapi karena sibuk ujian, ya lupa lagi. Waktu pertama kali belajar itu Corel Draw gitu yang simpel-simpel karena belum umum desain tahun 2007 itu," kata Ade saat berbincang dengan detikJabar belum lama ini.
Namun ketertarikan Ade terbentur kesibukannya menghadapi berbagai persiapan ujian kelulusan. Sehingga mendesain hanya ia lakukan saat senggang saja. Lulus dari SMA, Ade melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.
Bukannya memilih jurusan desain, Ade justru mengambil administrasi bisnis sebagai jurusan saat kuliah di Universitas Padjajaran. Hal itu ia lakukan karena ingin meneruskan usaha orang tuanya sebagai penjual buah.
Pada masa kuliah inilah hobi Ade dalam mendesain kembali terasah. Sebab Ade yang bergabung dengan himpunan mahasiswa banyak diminta membuat poster suatu kegiatan. Ia mengaku hal tersebut membuat kemampuannya dalam mendesain bisa digunakan.
"Setelah beberapa tahun ikut Hima dan banyak kegiatan. Nah di situ butuh desainer buat poster, jadi skil saya kepakai, di situ mulai penasaran lagi mau belajar lagi. Di situ terasah karena karya pengen dilihat orang lain, jadi belajar desain lagi. Jadi terus bikin desain buat Hima itu," ujarnya.
Beres kuliah tahun 2012, Ade kembali berhenti dari kegemarannya mendesain. Kini ia fokus berjualan buah di Pasar Caringin. Hal tersebut dilakukan Ade selama dua tahun dan tak menekuni lagi desain.
Dua tahun mengurus bisnis, Ade mulai bisa membagi waktu. Ia pun menyempatkan diri kembali melakukan hobinya, yakni membuat desain.
"Beres kuliah fokus bantu orang tua jualan, di situ off lagi mendesain karena ya emang hobi doang jadi pilih dagang," ungkapnya.
![]() |
Diminati Juventus
Ade saat itu juga aktif di komunitas Juventus Club Indonesia (JCI) Bandung. Kemampuan desain Ade kembali digunakan untuk membuat poster event komunitas tersebut.
Berjalannya waktu, Ade iseng-iseng membuat artwork sosok pemain idolanya di Juventus. Tak disangka-sangka, karyanya diposting ulang oleh si pemain. Ade pun semakin sering membuat artwork pemain Nyonya Tua.
"Dan ketika desain terus pengen bikin artwork buat pemain nah bikin dibuat kaya superhero gitu, sempet di Twitter itu di-repost dan mulai eksposur saya naik. Jadi semangat bikin terus," ujar Ade menceritakan.
Tanpa disangka, manajemen Juventus mengirim pesan langsung kepada Ade. Ia mengaku saat itu diminta membuat artwork perayaan Juventus yang meraih gelar Scudetto.
"Kemudian di-notice sama orang Juve langsung dari Italia. Dia kirim pesan dan minta artwork perayaan Scudetto Juve. Saya kasih desain dan pas kebetulan Juve ke Indonesia, saya dikasih Jersey bertanda tangan pemain. Nangis saya terharu diapresiasi," jelasnya.
Namun semangat Ade membuat karya artwork pemain Juventus berhenti setelah ia mendapati banyak karyanya yang dibajak pihak lain. "Tapi setelah itu saya males jadinya buat artwork pemain bola, soalnya sering dibajak karyanya, sering dibikin PO kaos, diposting ulang nggak dikasih kredit," paparnya.
Temukan Gaya Sendiri
Pada 2017, Ade mulai mempelajari desain secara general. Dari yang awalnya hanya membuat desain artwork pemain sepakbola, Ade kemudian membuat desain yang lebih umum. Saat itu ia merasa banyak gaya desain yang belum ia mengerti.
Ade pun bertemu dengan komunitas desainer Indonesia. Ia lantas mendapat banyak ilmu hingga akhirnya menemukan sendiri gaya desain yang hingga kini ia pertahankan.
"Di situ saya mulai nemu style saya dan mulai dikenal oleh orang lain dan saya mulai punya identitas. Proses satu dua tahun punya karakter sendiri. Nama stylenya Surealisme," ungkapnya.
![]() |
Klien Pertama
Setahun berikutnya, Ade mendapat klien pertamanya. Saat itu kata dia, seorang penyanyi lokal dari Afrika meminta untuk dibuatkan desain cover album. Ade yang baru pertama kali mendapat orderan semangat membuat desain untuk kliennya itu. Desain buatan Ade dihargai 60 Dollar Amerika.
"2018 mulai ada klien. Klien pertama itu orang Afrika, harganya 60 dollar. Dia penyanyi lokal sepertinya minta dibuatkan cover album. Kalau lokalnya bikin buku tahunan gitu kalau gak salah, Rp 500 ribu," ujarnya.
Saat itu, ia mengungkapkan dalam satu bulan bisa membuat 3-4 desain. Namun lagi-lagi, kesibukannya dalam berjualan buah memaksa Ade melepas pekerjaan sebagai desainer untuk sementara.
"Tapi lama-lama karena lapak sibuk ya biasa jarang lagi ngedesain project paling bikin buat posting di instagram doang," ucap Ade.
![]() |
Dibeli Adobe
Baru pada tahun 2020, saat pandemi COVID-19 melanda, Ade kembali aktif mendesain. Di tahun itulah, ia mendapat rezeki yang tak disangka-sangka. Induk perusahaan Photoshop, Adobe mengirim email dan menawarkan project untuknya.
Awalnya Ade mengira email dari Adobe tersebut adalah penipuan. Sebab ia tak menyangka bakal mendapat notice langsung dari perusahaan sebesar Adobe.
"Dibeli Adobe itu pertama 2020, pas covid agak aktif desain saya. Jadi si Adobe itu tiap bulan milih desainer dari seluruh dunia buat jadi ambassador. Saya kepilih bulan November itu dapat kontrak di email," ingatnya.
"Awalnya saya kira penipuan, memang awalnya pengen di-notice sama Adobe langsung dan kesampaian di 2020. Dapat email buat kerja sama satu bulan jadi ambassador," sambungnya.
Kerja sama dengan Adobe itu membuat nama Ade semakin dikenal. Proyek demi proyek pun didapat Ade sejak saat itu. Bahkan Adobe untuk kedua kalinya memberi kepercayaan Ade untuk kerja sama.
"Kebetulan kemarin bulan September 2021 juga dapat lagi kontrak dari Adobe. Bikin step by step desain kerja sama sama Photoshop," ujar Ade.
Untuk bayarannya, Ade mengaku mendapat uang hingga Rp 21 juta dari Adobe dengan menjadi brand ambassador. "Yang Adobe itu sampai Rp 21 juta dan nggak bikin karya yang pertama 2020 itu. Kalau yang kedua Rp 14 jutaan Adobe juga 2021 kemarin," pungkasnya.