Ratusan pengusaha kain bordir di Lewibudah, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Tasikmakalaya, Jawa Barat terancam gulung tikar hingga Selasa (3/1/23). Penyebabnya, harga bahan baku bordir berupa benang dan kain melejit sangat tinggi.
Harga benang menembus Rp 28 ribu per rol dari semula hanya Rp 21 ribu per rol. Bahkan, kenaikan benang bisa mencapai Rp 10 ribu per gulung.
Akibatnya, 50 persen anggota Paguyuban perajin Bordir di Kabupaten Tasikmalaya alami gulung tikar.
"Di Kampung saya di kampung Sindang ada 100-an mesin, tapi yang operasi paling 20 persenan. Sisanya itu gulung tikar pada dijual harga murah mesinnya," kata Deden Daris, pengusaha bordir saat ditemui Selasa, (3/1/23).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, harga jual kain bordir di Pasar Tanah Abang hanya Rp 35 ribu tidak pernah berubah.
"Ya harga (bahan baku) benang sudah tidak sesuai lagi dengan biaya produksi dan ongkos (pekerja). Sementara harga jual kain bordir itu di Pasar tetep dari waktu harga harga benang Rp 2500, harga kainya Rp 35 ribu. Sekarang juga harga benang naik tetep, bordir Rp 35 ribu," keluh Deden.
Kenaikan harga bahan baku ini imbasnya, banyak mesin bordir yang dijual murah. Mesin bordir baru bisa mencapai Rp 200 juta per unit, karena pengusaha bangkrut dijual murah aja Rp 60 juta saja.
Imbasnya lagi, banyak pekerja di bengkel kerajinan bordir miliknya itu terpaksa diberhentikan. Biasanya 12 mesin dioprasikan enam pekerja, sekarang paling dua orang saja.
"Mesin (di bengkel bordir saya) semuanya ada 12 unit, sedangkan pekerjanya saat ini hanya satu orang paling banter dua orang," tambah Deden.
Deden berharap supaya pihak pemerintah memperhatikan permasalahan ini. Dia juga memohon supaya harga bahan baku benang dan kain organdi untuk kerajinan bordir ini kembali seperti semula.
Pengusaha lain mengaku imbas covid 19 sangat dirasakan pengusaha ini. Mereka juga susah menjual produknya karena baru bayar setelah seluruh barang laku dijual pedagang.
"Sebelum Covid 19 aman. Sekarang sampai dititik ini. Kami kesulitan sekali, kata Yuyun, pengusaha lainya.
(yum/yum)