Bagi Anda penggemar jamu, mungkin tak asing dengan produk dari Rahsa Nusantara. Rahsa telah memproduksi berbagai jenis minuman herbal untuk kesehatan sejak 2016.
Sosok di balik perusahaan tersebut yaitu pasangan Hatta Kresna dan Ayu Budianti. DetikJabar sempat berbincang dengan Ayu Budianti, Co-Founder dan Chief Marketing Officer Rahsa Nusantara. Ayu bercerita ide produk jamu yang dibuatnya berasal dari kebiasaan hidup sehat orang tuanya serta rutin mengkonsumsi jamu tanpa mengandalkan obat kimia.
Baca juga: Mengintip Tantangan Dunia Startup di 2023 |
"Rahsa Nusantara sebenarnya perjalanannya mengadopsi keluarga, bisa menjalankan hidup sehat yang lestari, kita memulainya dari jamu-jamu, suplemen yang benar-benar membantu keseharian keluarga di Indonesia, lebih gampang jalankan hidup sehat dan lestari. Ini adalah local wisdom yang harus kita jaga terus," kata Ayu dalam talk show Gaskeun Startup bersama detikJabar, belum lama ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rahsa Nusantara kini telah memiliki sekitar 80 produk minuman herbal. Ayu mengisahkan, perjalanan usahanya tak mudah. Jatuh bangun sempat dirasakan Ayu dalam merintis bisnisnya.
Namun, dengan usaha gigih serta terus belajar, pengalaman buruk yang didapat membuat perusahaannya terus berinovasi agar bisa bersaing. Kini Rahsa Nusantara memiliki omzet penjualan besar serta mempekerjakan puluhan karyawan. Ayu bahkan sengaja merekrut para tentangganya agar bisa mendapat pendapatan lebih.
"Saya pengen membantu dan belajar bersama perempuan lain. Rahsa Nusantara ada keberpihakan kepada perempuan, saya naikkan value ke sana untuk berikan kesempatan besar bahkan itu masuk peraturan perusahaan, 70 persen karyawan kita perempuan, secara bisnis pun kita layani perempuan," jelasnya.
Ayu berbagi kiat suksesnya selama menjadi pengusaha jamu. Meski ia kerap mendapatkan stigma negatif karena menjadi pemimpin perusahaan, dia mampu membuktikan jika kesuksesan bisa diraih dengan kerja keras.
"Tantangan lebih datang dari eksternal, banyak stigma sosial terhadap founder atau leader perempuan kaya di underestimate in, setelah kita mampu mengenalkan diri kita dan potensi kita sebenarnya itu bukan tantangan lagi dan kita buktikan perempuan dan laki-laki sama lho," kata Ayu.
"Buat aku pribadi pas ngerintis banyak bergabung dengan ekosistem yang benar, aku sangat terbantu ya. Karena dari ekosistem itu, kita dapat akses knowledge, kita dapat akses mindset dan akses pasar dan banyak link-link nya, menerima hal itu harus dengan mindset yang benar ya," sambungnya.