Generasi anak muda saat ini banyak yang tertarik bekerja di perusahaan rintisan atau biasa dikenal startup. Bahkan tak sedikit yang bercita-cita membuat startup sendiri.
Namun mungkin banyak juga yang belum mengetahui apa arti dari startup itu sendiri. Apa definisi startup dan kriteria sebuah usaha disebut startup pun bisa jadi berbeda.
Seperti saat berbincang dengan para pentolan Komunitas Startup Bandung dalam program Gasskeun Startup, Badami Yuk! di detikJabar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Startup itu dia harus bisa scale up dengan cepat. Dengan bantuan teknologi startup bisa langsung bersaing sama usaha-usaha yang udah gede duluan. Kalau kita mulai dari awal kan pasti berat banget. Gampangnya kaya ojek online, itu kan dia bisa tiba-tiba bersaing sama bisnis besar hanya dengan teknologi, menjadi tidak tersaingi jadi bisa tersaingi," ujar Danang Juffry, Community Manager and Developer Relations Google Indonesia yang juga Vice President Startup Bandung.
![]() |
Ia menambahkan, sebuah startup itu biasanya ada 3 ciri. Pertama, pertama marketnya besar. Kedua, produknya disruptive, artinya perusahaan yang sudah ada sebelumnya solusinya bisa jadi ketinggalan zaman.
"Kerasa kan, seperti kita pakai transportasi online, kita bisa lihat drivernya seperti apa, nyampenya kapan, sampai dimana, lebih transparan dan lebih enak kita sebagai konsumen," jelas Danang.
Ciri startup yang ketiga yakni biaya marginal costnya kecil atau biaya yang dikeluarkan untuk melayani lebih banyak pelanggan sama dengan saat melayani sedikit pelanggan.
"Misalnya nih kita punya restoran. Nah, 1 restoran ini bisa layani seribu orang. Kalau kita mau layanin dua ribu orang, kita harus buka restoran kedua, restoran ketia, otomatis kalau kita buat restoran kedua itubiayanya tinggi juga. Nah berbeda dengan bikin TikTok, meski penggunanya banyak, enggak ada TikTok 2. Mau yang pakai seribu, sejuta, tiktoknya satu aja," tuturnya.
Nah, selain apa itu startup, banyak istilah-istilah lainnya di dunia startup yang perlu kamu tahu. Apalagi buat kamu yang tertarik untuk bekerja di startup atau bahkan ingin membuat startup sendiri.
Berikut ini daftar istilah di dunia startup :
1. Disruptive
Startup hampir selalu membawa inovasi yang disruptive, yang artinya menawarkan kebaruan.
"Startup itu bisa bikin inovasi yang bikin pesaingnya jadi obsolete (usang, tidak terpakai, kuno) jadi jadul," tutur Grahadea Kusuf, Director Startup Bandung.
Membuat suatu inovasi yang sebelumnya tidak ada menjadi ada alias from sero to one. Seperti Dea, begitu Grahadea akrab disapa membuat startup Kuassa miliknya.
"Banyak orang bikin alat musik kan, nah kalo saya bikin versi digitalnya. Jadi pesaingnya lebih sedikit, bisa dibilang pemainnya belum terlalu banyak," katanya.
2. Venture Capital
Venture capital adalah perusahaan yang memberikan usaha pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal ke suatu perusahaan atau startup.
"Setelah membuat produk from 0 to 1, startup kemudian melihat bahaimana tanggapan pasar. Jika produknya dirasa cukup baik untuk dilanjutkan lebih besar lagi, barulah startup kemudian mencari investor yang lebih besar, yakni venture capital," tutur Danang.
3. Angel Investor
Seperti namanya, angel investor menjadi investor malaikat yang berjasa di awal terbentuknya startup. Mereka adalah orang-orang pertama yang memberikan modal pada sebuat startup yang baru saja berdiri.
Angel investor biasanya adalah teman atau keluarga dari founder startup.
"Angel investor itu punya kepercayaan pada si startup yang baru ini. Makanya mereka itu kaya penolong banget. Enggak ada nilai minimal berapa untuk jadi angel investor. Beda-beda, dari ratusan ribu sampai miliar tapi masih di bawah venture capita," jelas Founder investor.id Nur Islami Javad yang juga Vice President Startup Bandung.
4. Pivot
Pivot adalah perubahan strategi bisnis startup menyikapi perkembangan industri. Pivot seperti halnya perahu yang berganti haluan agar bisa mencapai tujuan yang diinginkan.
"Mudahnya sih, pivot itu seperti ganti genre," kata Danang.
5. Valuasi
Valuasi adalah nilai ekonomi dari startup atau bisnis baru. Angka valuasi ini biasanya dijadikan acuan untuk mengukur seberapa besar potensi bisnis sebuah perusahaan, dalam hal ini startup.
Valuasi ini penting untuk mengetahui seberapa besar potensi startup untuk kemudian dikembangkan lebih besar lagi. Misalnya dengan melakukan merger atau menjual startup kamu ke pihak lain.
(tey/tey)