Bahasa yang Dipakai Warga Kampung Inggris di Sukabumi

Bahasa yang Dipakai Warga Kampung Inggris di Sukabumi

Siti Fatimah - detikJabar
Minggu, 11 Des 2022 10:00 WIB
Suasana di Kampung Inggris, Sukabumi.
Suasana Kampung Inggris di Sukabumi. (Foto: Siti Fatimah/detikJabar)
Sukabumi -

Di Kabupaten Sukabumi, ada salah satu kampung yang dinamakan Kampung Inggris. Lokasinya berada di Jalan MH. Holil, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi.

Menariknya, asal-usul nama Kampung Inggris ini cukup sederhana. Bukan karena ada orang Inggris yang tinggal di sini atau jadi tempat belajar bahasa Inggris, tapi karena banyaknya orang asing yang datang ke kampung ini sejak 100 tahun lalu.

Kedatangan orang asing dari Belanda, Inggris, Polandia, hingga Jerman ini untuk melihat proses pembuatan kerajinan tanduk kerbau atau sapi. Sebab Kampung Inggris sejak tahun 1922 dikenal sebagai sentra pembuatan kerajinan tanduk.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau menurut orang tua bapak dulu ya asal mulanya disebut Kampung Inggris karena kan ini daerah kerajinan, banyak orang-orang bule datang ke sini. Kalau orang tua dulu kan setiap orang bule, mau orang Belanda, mau orang Polandia itu kan disebutnya orang Inggris," kata sesepuh Kampung Inggris, Maman S Kasin (66) saat ditemui detikJabar belum lama ini.

Sejak saat itu, kata dia, kampung yang tak jauh dari pusat kota itu mulai dikenal dengan nama Kampung Inggris. Pada zaman dulu, seluruh warga di Kampung Inggris berprofesi sebagai pengrajin tanduk.

ADVERTISEMENT

"Makanya dari situ ya nular sampai sekarang jadi Kampung Inggris," ujarnya.

Kerajinan tanduk dari Kampung Inggris di Sukabumi.Maman memperlihatkan kerajinan tanduk dari Kampung Inggris di Sukabumi. Foto: Siti Fatimah/detikJabar

Lalu apakah warga di Kampung Inggris jago bahasa asing? Maman mengungkapkan, saat itu ada beberapa yang bisa dan tidak bisa berbahasa asing. Hingga hari ini, bahasa ibu masih digunakan oleh kebanyakan warga di Kampung Inggris.

"Ada yang bisa bahasa Inggris ada yang nggak, cuman katelahna (terkenalnya) Kampung Inggris. Kalau orang 'Inggris' suka datang ke sini 1-2 bus, itu waktu bapak kecil," ujarnya.

"Mereka lihat-lihat barang kerajinan, pesan-pesan sendok kecil dari tanduk. Beli saja, kan showroom-nya ada di Sarinah, Thamrin, jadi kata mereka itu pengen lihat cara bikinnya langsung. Lalu tourguide-nya (mengajak mereka) ke sini," sambungnya.

Sementara itu, Yayasan Dapuran Kipahare memiliki catatan sejarah soal keberadaan Kampung Inggris. Sebelum dikenal dengan nama Kampung Inggris, perkampungan ini memiliki 15 pesantren dan menjadi pusat penyebaran Islam pada tahun 1889.

Sentra kerajinan tanduk di Kampung Inggris pada masa lalu.Sentra kerajinan tanduk di Kampung Inggris pada masa lalu. Foto: Dok. Yayasan Dapuran Kipahare

Kemudian pada 1922 beberapa tokoh setempat menjadi pengrajin tanduk sapi atau kerbau. Dari situlah, sentra pembuatan tanduk berkembang pesat hingga berubah nama menjadi Kampung Inggris.

Meski nama daerah ini disebut Kampung Inggris, kebanyakan warga yang tinggal justru tak bisa menggunakan bahasa asing. Sehingga warga kebanyakan hanya berbicara menggunakan bahasa Sunda atau Indonesia.

"Hanya merujuk pada kunjungan orang asing ke kerajinan tanduk saja. Orang sana nggak bisa membedakan orang Belanda, Inggris, Swedia, Jerman pokoknya orang bule disebut orang Inggris," kata Ketua Yayasan Dapuran Kipahare Irman Firmansyah.

Dia mengungkapkan, area yang disebut Kampung Inggris saat ini masih ada meski telah menyusut. "Ya masih ada dan bertahan, tapi sekupnya (wilayahnya) kayaknya hanya pas area masuk hingga lokasi pengrajin tanduk," tutupnya.

(yum/orb)


Hide Ads