Terminal Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka mulai terasa hangat dengan adanya penerbang jemaah umrah beberapa waktu lalu. Dengan demikian, hal itu menandakan denyut nadi bandara tersebut kembali berdetak.
Kembali menggeliatnya aktivitas penerbangan di Bandara Kertajati ini, membuat maskapai penerbangan luar negeri melirik bandara terbesar kedua di Indonesia itu. Saudia Airline adalah maskapai yang saat ini tengah melirik bandara tersebut.
Hal itu seperti yang dilihat detikJabar pada Selasa (6/12/22) siang ini, saat kedatangan sejumlah otoritas penerbangan Arab Saudi atau GACA untuk memastikan kelayakan bandara tersebut.
VP of ICT and Corcomm Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Agus Sugeng Widodo mengatakan mereka datang ke BIJB untuk memastikan kesiapan penerbangan umrah dan haji.
"Sebetulnya sudah layak. Untuk memastikan saja mereka tentang kesiapan untuk umrah. Karena mereka juga punya airline namanya Saudia Airline, itu juga akan dibawa ke sini, dan tentu yang paling besar nanti adalah untuk haji," kata Widodo.
"Karena mereka harus melihat seluruh apa yang tertulis di dalam AIP (Aeronautical Information Publication), itu harus sesuai. Sehingga mereka dari GACA, Dirjen Perhubungan Udara nya Saudi itu memastikan yang ada di sini," ujar dia menambahkan.
Lebih jauh Widodo menyampaikan, mereka memastikan kesiapan mulai dari tempat penyimpanan air zam-zam nanti sebelum dibawa ke asrama haji, tempat Catering hingga sistem standard bandara.
"Karena setiap negara itu mempunyai standard penerbangan, yang pada umumnya itu sama, tetapi ini ada yang lebih spesifik yang diminta oleh Arab Saudi," jelas dia.
Disampaikan Widodo, mereka melakukan assessment ini, karena pesawatnya dipastikan akan datang ke bandara tersebut. "Pasti akan datang ke sini. Setelah ini akan melihat asrama haji ke Indramayu," ucap dia.
Sementara itu, selain maskapai dari Arab Saudi, Widodo menyampaikan, maskapai dari Malaysia dipastikan akan mangkal di Bandara Kertajati. Namun, masih ada beberapa kendala yang harus dituntaskan.
"Sebenarnya ada Malaysian Airline, tapi masih ada sesuatu yang perlu diselesaikan. Tapi kalau ASA, itu langsung. Karena kita bilateralnya cukup kuat dengan Saudi Arabia. Karena pesawat luar negeri yang paling banyak itu Saudi," ujar dia.
(mso/mso)