.webp)
Replika perahu tradisional khas Indramayu karya Darmin (39), warga Desa Karangsong, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu ini terlihat usang. Dua jenis perahu ini hanya sisa dari kejayaannya sebagai perajin. Sebab kini penjualannya semakin lesu.
Darmin bercerita, di tahun 2011 lalu ia mengaku telah melakukan riset di sepanjang pesisir Indramayu. Berbagai jenis perahu telah ia temukan melalui wawancara dengan nelayan dan dari lontar naskah kuno.
"Awalnya penasaran di lambang Indramayu ada gambar perahu. Terus saya telusuri dan mendapat 8 jenis perahu tradisional khas Indramayu," kata Darmin, Sabtu (29/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian di tahun 2014, Darmin mengaku telah mengaplikasikan hasil risetnya ke dalam replika. Sayangnya, buku berisi tentang perahu tradisional Indramayu itu telah hilang.
"Saya membuat perahu 8 jenis itu dengan teliti dan sesuai karakter dari hasil riset. Lengkap dengan setiap komponen di dalamnya. Sayangnya buku saya telah hilang," ujar Darmin.
"Saya menulis tentang perahu di antaranya ada perahu sekonthing, dorit, sampai perahu sopean yang saat ini masih digunakan," lanjut Darmin.
 Darmin dan replika perahu buatannya. Foto: Sudedi Rasmadi/detikJabar |
Rupanya, hasil karyanya banyak dilirik khayalak ramai. Terlebih adanya dukungan dari CSR Pertamina, replika perahu buatan Darmin laris terjual. Tak hanya di domestik, karyanya pun pernah di pesan hingga luar negeri.
"Tahun 2015 sampai 2018 lagi laris-larisnya. Harga minimal tembus 3 juta sampai 6 juta rupiah per replika," jelasnya.
Tidak tahu penyebabnya, kerajinan replika ala Darmin semakin sepi. Terlebih saat di hantam gelombang pandemi COVID-19 lalu. Usahanya semakin lesu.
"Kemudian saya hanya menerima pesanan online membuat perahu remote control, dijual melalui online," kata Darmin.
Kini, Darmin mengaku masih rutin membuat replika perahu. Hanya, aktivitas tersebut dilakukannya ketika mendapat pesanan. "Sekarang kalau ada pesanan yang digarap," kata Darmin.
(orb/orb)
