Rencana mogok produksi para perajin tahu tempe di Jawa Barat kembali muncul. Tak terkecuali di Kota dan Kabupaten Tasikmalaya. Mereka berencana menghentikan produksi mulai Jumat (28/10) hingga Minggu (30/10).
Hal ini disebabkan kenaikan harga bahan baku tahu tempe yang menembus Rp 14.200 per kilogram. Dalam Surat Edaran (SE) Paguyuban Tahu - Tempe Jawa Barat, nomor 009/PTT/JBR/X/2022 menyepakati aksi mogok produksi perajin dan pedagang tahu tempe di pasar Tradisional.
Selain itu, harga tahu naik sebesar Rp 5 ribu per papan. Mereka juga menuntut agar pemerintah memperhatikan dan memberikan kebajakan terhadap bahan baku tempe dan tahu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Alasan para pengusaha dan pedagang tahu tempe di Jawa Barat melakukan mogok antara lain semakin melonjaknya harga bahan baku di pasaran. Harga bahan baku sudah menyentuh harga Rp 1.420.000 per kwintal. Sebelumnya, harga kacang kedelai berkisar Rp 1.100.000 per kwintalnya," kata Imin Muslimin, Sekretaris Paguyuban Tahu - Tempe Tasikmalaya saat ditemui di pabriknya, Senin (24/10/22).
Selain perajin, para pedagang tahu tempe turut mogok jualan sehari setelah perajin tahu tempe mogok.
Lain halnya dengan perajin tahu di Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya. Mereka mengaku sudah mendapatkan edaran terkait mogok produksi. Namun, perajin belum memastikan untuk turut dalam aksi mogok.
"Edaran kami sudah dapat untuk mogok produksi. Tapi kami belum tau bagaimana. Kita serahkan aja pada perajin. Mau produksi silakan, gak produksi juga silakan," kata Yanto, perajin tahu tempe dihubungi detikJabar, Senin (24/10/22).
Bupati Tasikmalaya, Ade Sugianto meminta agar perajin tahu tidak melakukan aksi mogok produksi. Selain demi menjaga kebutuhan masyarakat, pihaknya juga merasa prihatin dengan nasib pekerja di pabrik tahu dan tempe.
Pemerintah daerah tengah memikirkan solusi untuk perajin tahu tempe saat harga kedelai mahal. Salah satu contohnya, pemberian subsidi transportasi penyaluran kedelai.
"Jangan mogoklah, kasihan masyarakat. Kalau mogok kasihan juga pekerja pabrik kan. Kita coba pikirkan solusinya, seperti misal berikan subsidi transportasi untuk penyaluran kedelai," kata Ade ditemui di acara bimbingan teknis peningkatan kapabilitas petani pelaku usaha holtikultura di salah satu Hotel di Kota Tasikmalaya, Senin (24/10/22).
Masyarakat berharap agar perajin tahu dan tempe tidak mogok produksi.
"Jika memang akan naik harga, tinggal diumumkan saja. Jangan pakai acara mogok segala," kata Wina, konsumen.
(yum/yum)