Pedas! Harga Cabai Keriting di Bandung Tembus Rp 90 Ribu

Pedas! Harga Cabai Keriting di Bandung Tembus Rp 90 Ribu

Sudirman Wamad - detikJabar
Selasa, 13 Sep 2022 12:18 WIB
Penjual sayuran di Pasar Kosambi.
Penjual sayuran di Pasar Kosambi. (Foto: Sudirman Wamad/detikJabar)
Bandung -

Sepekan lalu pemerintah telah menaikkan harga BBM. Imbasnya, harga komoditas kebutuhan pokok alami kenaikan. Salah satunya cabai keriting merah yang alami kenaikan harga hingga Rp 30 ribu per kilogramnya.

Pantauan di Pasar Kosambi Kota Bandung, cabai keriting merah yang sebelumnya berkisar Rp 70 ribuan per kilogramnya, hari ini naik Rp 90 ribu per kilogramnya. Sementara itu, bawang merah yang sebelumnya Rp 28 ribu per kilogramnya, kini menjadi Rp 30 ribu.

Kemudian, harga cabai tanjung Rp 80 per kilogramnya dan cabai rawit Rp 60 ribu per kilogramnya. Tomat juga naik dari Rp 8 ribu menjadi Rp 10 ribu per kilogramnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sedangkan harga tepung sudah mengalami kenaikan sebelum harga BBM naik. Harga tepung Rp 10 ribuan per kilogramnya. Harga daging ayam dan sapi masih stabil. Harga daging ayam Rp 36-37 ribu per kilogramnya. Sementara itu, harga daging sapi Rp 140-150 ribu per kilogramnya, tergantung kualitas.

Salah seorang penjual sayuran, Eli Marlina (57) mengatakan kenaikan harga cabai dan lainnya terjadi setelah BBM naik. Eli mengatakan rata-rata kenaikan harga cabai berkisar dari Rp 10 sampai Rp 30 ribu per kilogramnya.

ADVERTISEMENT

"Cabai keriting yang tinggi naiknya, Rp 30 ribu naik per kilogramnya. Tadinya Rp 70 ribuan, sekarang Rp 90 ribuan," kata Eli kepada detikJabar di Pasar Kosambi Bandung, Selasa (13/8/2022).

Lebih lanjut, Eli mengaku kerap menerima keluhan dari pembeli. Kondisi demikian juga membuat pembeli mengurangi volume belanjaannya.

"Ya yang tadinya beli sekiloan, sekarang setengah atau seperempat," kata Eli.

"Kenaikan harga BBM ini berpengaruh banget. Otomatis modal naik juga. Kemudian, ada penurunan pembeli," ucap Eli.

Senada disampaikan pedagang daging sapi, Suryana (54). Ia mengaku jumlah pembeli mengalami penurunan.

"Harga mah stabil. Tapi kan daya beli masyarakat turun, jadi jumlah pembeli juga menurun. Dulu bisa 15 sampai 20 kiloan, sekarang mah 10 kiloan," kata Suryana.

(sud/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads