Harga Bahan Pokok di Ciamis Mulai Naik, Cabai Paling 'Pedas'!

Harga Bahan Pokok di Ciamis Mulai Naik, Cabai Paling 'Pedas'!

Dadang Hermansyah - detikJabar
Selasa, 06 Sep 2022 14:49 WIB
Pedagang sayuran di Pasar Manis Ciamis.
Pedagang sayuran di Pasar Manis Ciamis. (Foto: Dadang Hermansyah/detikJabar)
Ciamis -

Pasca Kenaikan harga BBM, Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan (DKUKMP) Ciamis, turun ke Pasar Tradisional, mengecek harga sembako, Selasa (6/9/2022) siang. Hasilnya, sejumlah harga sayuran terpantau naik.

"Memang untuk barang stok baru seperti sayuran, cabai sudah ada kenaikan diangka 20 persen. Memang dampak dari kenaikan BBM di transpor," ujar Kabid Perdagangan DKUKMP Ciamis Asep Sulaeman di Pasar Manis Ciamis.

Sedangkan untuk beras, telur dan daging sapi terpantau stabil. Beberapa bahan pokok yang persediannya masih lama harganya masih stabil, belum ada kenaikan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut pantauan harga di Pasar Ciamis:

Cabai rawit dari Rp 50 ribu kini menjadi Rp 70 ribu.
Cabai merah Rp 50 ribu jadi Rp 70 ribu.
Cabai hijau Rp 35 ribu jadi Rp 40 ribu.
Daging ayam dari Rp 35 ribu jadi Rp 38 ribu.
Daging sapi masih stabil Rp 140 ribu.
Beras premium Rp 12.500.
Beras medium Rp 11 ribu.
Minyak goreng dari Rp 22 ribu jadi Rp 25 ribu.

ADVERTISEMENT

"Selain cabai seperti beras dan daging sapi, kondisinya normal karena memang stok lama. Namun belum tahu ke depannya ketika persediaannya sudah habis harganya naik berapa atau masih stabil," ungkap Asep.

Asep mengatakan harga telur di Pasar Manis Ciamis berangsur mulai turun sejak dua hari terakhir. Awalnya harga telur sampai Rp 32 ribu per kilogram, namun kini Rp 29 ribu sampai Rp 30 ribu per kilogram.

"Untuk harga telur mulai berangsur turun. Memang untuk harga telur ini kemarin dampak dari program BPNT, jadi persediaan sedikit. Kalau sekarang persediaan berangsur normal, sehingga harganya turun," ungkapnya.

Guna mencegah lonjakan harga pasca kenaikan BBM, DKUKMP Ciamis pun terus memantau harga bahan pokok. Kemudian ketika salah satu komoditi mengalami kenaikan, pihaknya akan berkoordinasi antarlintas sektoral.

"Kita juga laporkan ke Pemerintah Provinsi dan Pusat, untuk menjadi kebijakan selanjutnya," kata Asep.

Menurut Asep, keluhan pedagang pasar saat ini lebih kepada penjualan. Beberapa hari terakhir ini pasar sepi pembeli, yang diduga dampak dari kenaikan harga BBM.

"Jadi memang para pedagang mengeluh karena penjualan sekarang sepi. Misalnya pedagang daging sapi, meski harganya normal tapi pembeli berkurang," jelas Asep.

Bupati Ciamis: Jangan Sampai Ada Warga Kelaparan

Sementara itu,menyikapi kenaikan harga BBM, Bupati Ciamis Herdiat Sunarya menginstruksikan seluruh jajarannya memperkuat ketahanan pangan. Hal ini untuk menjaga warga jangan sampai ada yang kelaparan dampak harga BBM naik.

"Antisipasi kenaikan BBM, saya instruksikan ketahanan pangan di setiap daerah kecamatan dan desa. Supaya betul-betul bisa mempersiapkan pangan, sehingga tidak ada masyarakat kelaparan," ujar Herdiat Sunarya, Selasa (6/9/2022).

Herdiat mengakui dampak kenaikan harga BBM sangat dirasakan masyarakat. Namun kenaikan BBM tersebut merupakan kewenangan pusat. Upaya daerah menjaga kebutuhan masyarakat tercukupi.

"Intinya jangan sampai ada gara-gara BBM naik, masyarakat mati kelaparan," ungkapnya.

Herdiat memerintahkan Kepala Dinas Pertanian, Dinas Peternakan untuk meningkatkan ketahanan pangan. Dinas KUKMP untuk aktif memantau setiap perkembangan harga pasar, terutama di Pasar Tradisional yang menjual bahan pokok.

"Lebih banyak menanam tanaman yang cepat panen, seperti jagung, kedelai dan petani. Antisipasi juga melambungnya harga-harga," ungkapnya.

Selain ketiga dinas tersebut, Herdiat meminta semua OPD pun turut membantu dalam mengantisipasi dampak kenaikan BBM di Ciamis.

"Kemungkinan naiknya harga BBM ini akan terjadi inflasi. Jadi setiap OPD harus saling diskusi dan membantu," ucapnya.

Herdiat menegaskan sektor pertanian sangat membantu perekonomian petani. Hal itu terbukti dari 2 tahun pandemi Covid-19, ekonomi Ciamis bertahan karena adanya para petani yang giat dan rajin.

"Petani kita mampu bertahan. Hanya memang kendalanya ketika panen harganya anjlok, ini yang harus kita perhatikan," tegasnya.

(orb/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads