Diandra, seorang ojek online (ojol) asal Kota Bandung mengelus dada saat gagal mendapatkan harga Pertalite sebelum naik. Diandra hanya berjarak dua motor yang lainnya yang ikut mengantre.
Kedua motor di depan ojol berusia 21 tahun itu berhasil mendapatkan harga Pertalite yang masih Rp 7.650 per liter. Sedangkan, Diandra gagal. Ia harus gigit jari. Sebab, harga Pertalite yang ia beli sudah naik menjadi Rp 10.000 per liter.
Dua motor di depannya membuat Diandra kecewa. Padahal, ia telah berkeliling di tiga SPBU lainnya, sebelum akhirnya memilih mengisi BBM di SPBU Jalan LLRE Martadinata.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Duh, sudah naik tadi. Padahal dua langkah atau 2 motor lagi tadi bisa dapat harga normal (harga sebelum naik). Pas saya isi BBM, sudah naik," kata Diandra kepada detikJabar, Sabtu (3/9/2022).
Awalnya Diandra optimis bisa mendapatkan harga Pertalite sebelum naik. Setelah mengantre 15 menit. Akhirnya, giliran Diandra mendapatkan kesempatan dilayani pegawai SPBU. Sayangnya, pemerintah telah mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi dan non-subsidi.
Diandra mengaku sebelumnya sudah berkeliling ke tiga SPBU lain, yakni di kawasan Jalan Dago, Dipati Ukur (DU), dan Suci Bandung. Rasa sesak di dada dirasa Diandra. Satu jam lebih ia berkendara demi bisa mengisi penuh kendaraannya untuk mencari nafkah.
"Saya tadi isi Rp 25 ribu, harga sudah Rp 10 ribu per liter. Tapi, tidak penuh," ucap Diandra.
Pria yang sebulan lagi melepas masa lajangnya itu pun kecewa dengan keputusan pemerintah. Biaya hidup kini semakin mahal. Biasanya, Diandra menghabiskan Rp 20 ribu untuk BBM dalam sehari.
"Harusnya, tarifojol juga naik. Sekarang mahal bangetBBM. Tidak setuju naik," kataDiandra.
Jeritan Ojol Kabupaten Bandung Usai BBM Naik
Sementara itu, driver ojol asal Kabupaten Bandung Hamid (43) mengaku keberatan dengan kenaikan BBM bersubsidi. Dia dengan tegas menolak adanya kenaikan BBM.
"Kami keberatan lah dengan adanya kenaikan BBM ini. Jadi makanya saya mah menolak naik lah," ujar Hamid saat ditemui detikJabar, Sabtu (3/9/2022).
Pihaknya menjelaskan telah mengetahui kabar mengenai kenaikan BBM tersebut dari media sosial. Sehingga saat ini dirinya mengaku pasrah.
"Saya mendengar tadi di berita pada jam 14.30 WIB. Ya saya mah pasrah aja we," katanya.
Hamid mengungkapkan hingga saat ini kenaikan tersebut belum berpengaruh terhadap orderannya. Namun, kata dia, hal berbeda jika tarif ojek online dari pusat telah dinaikan.
"Ke orderan mah belum ada efeknya. Kalau ke orderan mah kan lebih kepada tarifnya, sementara kan tarifnya dari pusat sendiri belum naik kan," ujarnya.
Diketahui saat ini harga BBM jenis Pertalite naik dari Rp7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter. Kemudian BBM jenis Solar subsidi naik dari Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter. Sementara harga BBM non subsidi Pertamax naik dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500.