Antrean-Jeritan Warga Sukabumi dan Sumedang di SPBU

Antrean-Jeritan Warga Sukabumi dan Sumedang di SPBU

Nur Azis, Siti Farimah - detikJabar
Rabu, 31 Agu 2022 23:45 WIB
Suasana di salah satu SPBU di Kota Sukabumi.
Suasana salah satu SPBU di Sukabumi. (Foto: Siti Fatimah/detikJabar)
Sukabumi -

Beredar kabar harga BBM, khususnya jenis Pertalite dan Pertamax akan naik besok, Kamis 1 September 2022. Sejumlah pengendara mengantre untuk mengisi BBM di SPBU Kawasan Jalan RA Kosasih dan Jalan Tipar Gede, Kota Sukabumi, Rabu (31/8/2022) malam.

Pantauan detikJabar pukul 22.10 WIB, antrean panjang itu terjadi sejak sore hari. Pengendara rela menunggu berjam-jam untuk mendapatkan BBM, terutama BBM subsidi. Dua pos yang ramai antrean yakni di pengisian khusus BBM jenis Pertalite.

Salah seorang pengendara roda empat sekaligus sopir angkot asal Sukaraja, Feri (35) mengatakan, biasa mengisi bensin pada malam hari untuk stok narik besok. Dia juga mengaku sudah mendengar kabar kenaikan BBM tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahkan, dia dengan tegas menolak kenaikan B karena akan berdampak besar bagi keberlangsungan pekerjaannya.

"Kalau sopir angkot jelas menolak karena ya dampaknya gede. Apalagi di jalur sini kan dekat cuman 4 kilometer," kata Feri saat ditemui detikJabar.

ADVERTISEMENT

Dia mengungkapkan, jika harga BBM naik maka otomatis tarif ongkos pun akan naik melebihi Rp 6 ribu yang asalnya hanya Rp 4.500. Dia juga menghadapi dilema saat tarif dinaikkan, khawatir tidak mendapat penumpang.

"Sekarang untuk tarif ongkos Rp 4.500 aja udah pada keberatan apalagi sekarang naik bensin. Kalau bensin pertalite Rp 10 ribu otomatis tarif ongkos di atas Rp 6 sampai Rp 7 ribu. Pertanyaannya masyarakat mau nggak naik angkot dengan tarif jauh dekat (sama)," paparnya.

Kenaikan tarif angkot itu, kata dia, sudah dipastikan akan terjadi. Dalam sehari, ia biasa mengisi bensin sebanyak 10 kali atau 10 liter.

"Ya kerasa sendiri lah. Itu pasti naik tarif jelas mengikuti naik BBM," kata Feri.

Pengendara lain, Rizal Aria Nugraha juga mengaku keberatan jika Pertalite naik. Akan tetapi, ia akan mengikuti sesuai kebijakan pemerintah.

"Malam ini kebetulan habis, jadi sekalian isi stok juga. Sudah tahu isu naik BBM, gimana lagi ya ikuti saja masa iya ganti ke solar, pertamax mahal juga," katanya.

"Penghasilan pasti berkurang, biasanya ada buat rokok. Ngikuti gimana baiknya pemerintah aja," sambung Rizal yang merupakan warga Citamiang.

Sementara itu, Hendra (43) pengendara mobil setuju dengan kenaikan harga BBM. Menurutnya, bensin subsidi sudah seharusnya hanya berlaku bagi pengendara umum saja.

"Nggak keberatan. Ya sewajarnya saja. Kalau bisa bensin subsidi untuk kendaraan umum saja, kalau ini kan mampu. Setuju," ujar Hendra.

Dikonfirmasi terpisah, Sales Branch Manager Pertamina Sukabumi Andi Arifin membantah adanya kenaikan harga BBM per Kamis (1/9) besok. "Tidak ada kenaikan harga," kata Andi singkat.

Suara Warga Sumedang

Antrean kendaraan bermotor juga terjadi di Sumedang, salah satunya di SPBU yang berlokasi di Kawasan Barak, Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang.

Dari pantauan di lokasi sekitar pukul 21.00 WIB, antrean kendaraan yang didominasi roda dua tersebut tampak mengular hingga ke tepian jalan raya. Rata-rata dari mereka sengaja mengisi bahan bakar kendaraannya lantaran adanya isu soal rencana kenaikan harga BBM.

"Kata orang-orang BBM akan naik besok, jadi saya full-in saja isi BBM-nya sekalian," ujar Diki, salah seorang pemotor.

Ia yang kesehariannya menggunakan sepeda motor saat bekerja mengaku keberatan jika harga BBM harus naik. "Iya keberatan sih, saya kerja sehari-hari pakai motor nganter-nganterin paket," ujarnya.

Hal yang sama diungkapkan Komarudin, pemotor lainnya. "Iya ini kebetulan bahan bakar mau habis, juga tahu besok mau naik BBM, jadi sekalian aja diisi full," ucapnya.

Senada dengan Diki, ia berharap agar harga BBM jangan sampai naik. Hal itu lantaran akan sangat memberatkan bagi masyarakat ekonomi bawah.

"Sebagai rakyat kecil berat juga, kalau BBM ini naik, karena otomatis ongkos angkutan akan naik, kalau ongkos angkutan naik maka harga-harga pun akan ikut naik juga," terangnya.

Disinggung soal penggunaan aplikasi saat pembelian BBM, menurutnya, penerapan kebijakan tersebut belum saatnya untuk diterapkan.

"Kalau saya pribadi sudah siap, tapi kalau yang tidak punya android masih banyak yang tidak tahu dan malah bikin repot," terangnya.

Sebelumnya, kabar mengenai kenaikan harga BBM yang berlaku besok ramai diperbincangkan di media sosial. Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan pun buka suara merespons rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

"Saya kira itu sudah betul-betul dihitung oleh pemerintah, dan nanti akhirnya akan diumumkan. Ini yang terbaik untuk kita, ini kerja sama kita, dan ini juga bukan masalahnya rakyat miskin atau kaya karena ini masalah bangsa, sama seperti kita menangani COVID-19 lalu," kata Luhut dikutip dari detikFinance.

(orb/orb)


Hide Ads