Harga telur ayam melesat naik belakangan ini. Kondisi serupa nyaris nerata terjadi di beberapa daerah lainnya di Indonesia.
Dilansir dari detikFinance, harga telur saat ini merupakan yang tertinggi dalam sejarah 5 tahun terakhir. Berdasarkan pantauan di situs https://infopangan.jakarta.go.id/, Rabu (24/8/2022), harga rata-rata telur di wilayah DKI Jakarta mencapai Rp 31.046/kg.
Harga serupa juga ditemukan melalui situs https://ews.kemendag.go.id/. Berdasarkan situs Kemendag tersebut, per 23 Agustus kemarin harga telur nasional mencapai Rp 31.000/kg.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan pada situs klikindomaret harga telur ayam negeri isi 10 Rp 21.500. Begitu pula pada situs Alfagift, harga telur ayam pack 10 pcs mencapai Rp 21.200.
Sebagai informasi, sebelumnya Ketua Umum DPP IKAPPI Abdullah Mansuri mengatakan kenaikan harga telur itu merupakan yang tertinggi dalam sejarah 5 tahun terakhir. Dia meminta Kementerian Perdagangan dapat menyelesaikan persoalan tersebut.
"Menurut kami ini harga tertinggi dalam sejarah 5 tahun terakhir Kementerian Perdagangan bekerja. Kami berharap agar persoalan di lapangan seperti persoalan pangan, petelur, persoalan distribusi menjadi persoalan yang fokus harus diselesaikan, bukan lari dari persoalan," kata Abdullah dalam keterangan tertulis.
Seperti diketahui, telur adalah komoditas yang cukup besar permintaannya di masyarakat. Harga yang tinggi menyebabkan masalah di masyarakat.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengungkap penyebab meroketnya harga telur ayam. Harga telur belakangan melesat bahkan mencapai Rp 33 ribu/kg.
Zulhas mengatakan, tingginya harga telur karena harga telur itu sempat turun sampai Rp 26 ribu/kg. Dengan harga tersebut, Zulhas menilai pengusaha mendapat pendapatan yang kurang layak.
Atas kondisi ini, mereka melakukan afkir dini. Alhasil, jumlah pasokan telur pun berkurang.
"Oleh karena itu, itu yang pertama sebabnya. Ini kan pengusaha-pengusaha besar apa yang disebut dengan afkir dini. Induknya yang petelur-petelur diafkir dini, disembelih, dijual," katanya di Kompleks DPR.
Penyebab selanjutnya ialah karena Kementerian Sosial (Kemensos) meningkatkan pemberian bantuan sosial. Kondisi ini mendorong permintaan telur.
"Kedua sebabnya adalah ini Kementerian Sosial rapel bantuan sosialnya itu 3 bulan dan sebagian besar telur, jadi permintaan tiba-tiba melonjak naik," katanya.
Menurutnya, meningkatnya harga telur merupakan siklus. Ia yakin, di akhir September harganya turun di bawah Rp 30 ribu/kg. Untuk meredam harga telur, pihaknya telah memanggil pengusaha untuk menghentikan afkir dini.
"Saya sudah panggil 1-2 hari ini pengusaha-pengusaha besar di bidang ini agar mereka menghentikan afkir dini itu sehingga telurnya bisa banyak lagi," jelasnya.
(sya/orb)