Curhat Pedagang hingga Pembeli Terigu di Tasikmalaya

Serba-serbi Warga

Curhat Pedagang hingga Pembeli Terigu di Tasikmalaya

Deden Rahadian - detikJabar
Selasa, 23 Agu 2022 19:30 WIB
Salah satu lapak pedagang di Pasar Tasikmalaya.
Salah satu lapak pedagang di Pasar Tasikmalaya. (Foto: Deden Rahadian/detikJabar)
Tasikmalaya -

Belum reda harga telur ayam yang naik drastis, kini warga dipusingkan kenaikan harga terigu. Pantauan detikjabar di Pasar Tradisional Singaparna Kabupaten Tasikmalaya, harga terigu berkisar Rp 11-13 ribu per kilogram.

"Marahal (sangat mahal) bapak, kacida (keterlaluan). Telor masih mahal, sekarang terigu mahal. Di sini sekitar Rp 11-13 ribu per kilogramnya. Naik dari asalnya hanya Rp 8-9 ribu per kilogram," kata Iis Hanifah ditemui di lapak daganganya selasa (23/8/22).

Imbas kenaikan terigu, olahan makanan seperti mi, kerupuk dan bihun turut naik. Harga mi kemasan kecil naik Rp 500 dari asalnya Rp 2 ribu menjadi Rp 2.500 perbungkus. Sementara mi kemasan besar naik dari asalnya Rp 26 ribu menjadi Rp 35 ribu per bal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mi tuh naek pak. Yang kecil naik Rp 500, kalau yang besar naik hampir Rp 10 ribu," tambah Iis.

Kenaikan harga terigu ini juga dikeluhkan konsumen dan produsen kueh. Sebab mereka harus merogok kocek lebih dalam untuk membeli terigu.

ADVERTISEMENT

"Naik juga terigu, abot kanggo abdi mah (berat buat saya mah) segala naik harga teh. Harus bagaimana rakyat kecil teh," ucap Enung, warga.

Hal senada disampaikan Yati Suryati, pedagang kue kemasan. Karena harga terigu naik, harga kue turut naik. Harga bolu kukus naik dari Rp 40 ribu menjadi Rp 45 ribu per buah. Bahkan ia terpaksa menjual bolu dalam jumlah kemasan kecil.

"Bolu kukus biasanya Rp 40 (ribu) sekarang Rp 45 ribu per buah. Saya potong potong aja daripada nggak laku. Saya jual per potong Rp 2.000 pak," ucap Yati.

Selain menghadapi kenaikan harga terigu, ada risiko barang dagangannya tidak laku. Jika tak laku, Yati mengaku akan menjadikan kue yang dijualnya menjadi pakan ikan.

"Kalau nggak laku terus dah nggak bagus, kuenya saya jadikan parab lauk aja (pakan ikan aja)," ungkap Yati.

(orb/orb)


Hide Ads