Sopir angkot di Kabupaten Cianjur, mengeluhkan kelangkaan BBM jenis pertalite yang terjadi belakangan ini. Para sopir terpaksa membeli Pertamax, meski membuat pendapatan menurun.
Salih (45), salah seorang sopir angkot mengaku kebingungan akibat kosongnya Pertalite di sejumlah SPBU. Pasalnya para sopir harus mengeluarkan uang lebih untuk biaya BBM.
"Biasanya untuk bensin isi Rp 100 ribu, itu sudah cukup untuk beroperasi seharian. Tapi karena susah cari Pertalite, jadinya isi bensin minimalnya Rp 150 ribu per hari," kata dia, Senin (18/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, jika ada SPBU yang masih ada stok, antreannya panjang. "Kalau antre, bisa lama. Sedangkan untuk sopir angkot time is money, waktu adalah uang. Karena kan harus cari penumpang, telat sedikit bisa diambil pengemudi lain," kata dia.
Dia mengaku dengan sulitnya mencari Pertalite dan terpaksanya ia membeli Pertamax membuat pendapatannya menurun. Bahkan tidak jarang dia harus menombok pada pemilik angkot.
"Kalau normal dapat Pertalite, ke rumah bisa bawa uang Rp 60 ribu sampai Rp 100 ribu per hari. Tapi karena susah, jadinya di bawah Rp 50 ribu. Kadang tidak dapat uang, karena penumpang juga susah sekarang," ucap dia.
Salih berharap pemerintah, terutama Pertamina bisa menyelesaikan masalah kelangkaan pertalite di Cianjur. Sehingga para sopir angkot tidak terbebani dan kebingungan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Jangan sampai masyarakat kecil menjerit baru ada solusi, diharapkan secepatnya stok aman lagi. Pertalite tersedia setiap waktu lagi di semua SPBU," ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, BBM bersubsidi jenis pertalite mengalami kelangkaan di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Bahkan Minggu (17/7/2022) siang, stok di sejumlah SPBU mengalami kekosongan.
Pantauan detikJabar, ada beberapa SPBU yang mengalami kekosongsn stok pertalite, di antaranya SPBU Bojong, SPBU Sukaluyu, SPBU Lingkar Timur, SPBU Ciwalen, bahkan SPBU Warungkondang.
Sales Branch Manager Pertamina Cianjur Bagus mengatakan untuk stok BBM di depot aman dan kuota setiap SPBU masih sama. Namun pengiriman ke setiap SPBU mengalami kendala akibat kepadatan arus lalulintas di arah Cianjur menuju Bandung.
"Kita alami kendala distribusi, armada terjebak kemacetan. Baik saat pengisian ke SPBU ataupun saat kembali mengisi ke depot," kata dia.
Selain itu, lanjut dia, ada peningkatan konsumsi BBM jenis Pertalite yang membuat stok per harinya menjadi cepat habis.
"Di momen libur sekolah itu, konsumsi bahan bakar atau demandnya mengalami peningkatan. Jadi untuk stoknya dipastikan aman, tidak ada pengurangan sedikitpun. Tapi ada kenaikan demand," ujar dia.
Bagus menjelaskan untuk mencegah keterlambatan distribusi, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian terkait rekayasa lalulintas yang padat.
"Kita juga sudah meminta apabila memang memungkinkan ada pengaliran arus dari arah Cianjur menuju Bandung, supaya armada bisa kembali ke depot dengan cepat dan supply ke SPBU tidak terlambat," kata dia.
"Kita juga sudah minta masing-masing SPBU untuk menambah penebusan atau build up stok cukup banyak, melebihi dari biasanya," kata dia menambahkan.
(mso/mso)