Sulitnya mendapat pekerjaan setelah lulus sekolah bukan berarti akhir perjuangan dalam berkarier. Berdagang menjadi salah satu alternatif untuk mengubah takdir menjadi lebih baik.
Proses perjuangan tersebut pernah dialami pemuda bernama Asep Hermawan (21). Ia pernah dilanda frustasi sebelum kini menjadi pedagang jalakotek yang sukses.
Saat berbincang dengan detikJabar, Asep mengaku mulai membuka usaha jajanan khas Majalengka ini berawal dari sulitnya mencari pekerjaan. Ia mengaku tidak pernah mendapat panggilan dari setiap perusahaan yang pernah ia lamar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya buka usaha ini berawal sulitnya mendapat pekerjaan. Alhamdulilah saya dapat jalannya di sini," kata Asep.
"Enggak kehitung udah berapa pabrik yang pernah saya lamar. Pokoknya dulu ngelamar ke pabrik-pabrik tuh enggak pernah dapat panggilan. Saya lulusan SMA tahun 2019," ucap pria asal Desa Girimulya, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Majalengka.
![]() |
Tak hanya melamar ke perusahaan industri, Asep juga sudah malang-melintang mencari pekerjaan ke berbagai bidang. Hingga akhirnya Asep bisa merasakan bekerja di salah satu perusahaan. Namun ia merasa tidak nyaman.
"Satu kali saya pernah kerja sama orang lain. Saya pernah jadi rentenir, kalau orang-orang sini mah biasanya nyebut 'Bank Emok'. Cuma waktu itu mikirnya daripada enggak ada kerjaan, jadi diambil aja. Tapi nggak betah, nggak sesuai dengan keahlian saya, jadi saya keluar," ujar dia.
Setelah lelah mencari pekerjaan, Asep mulai bekerja mandiri dengan cara berdagang jalakotek. Ia terinspirasi jualan makanan khas Majalengka itu dari sering membantu ibunya membuat adonan jajanan jalakotek.
Jalakotek sendiri adalah makanan yang bagian luarnya berupa kulit dari adonan tepung terigu dan tepung tapioka. Di dalamnya terdapat isian berupa tahu dan sayuran. Sepintas, makanan ini mirip dengan pastel.
"Nah di tahun 2020, saya akhirnya ada ide buatnyoba jualanjalakotek resep ibu. Ibu saya juga jualanjalakotek, cuma di waktu bulan puasa aja. Nah sayanyoba rutin promosi jual lewatFacebook,WhatsApp, danInstagram," jelasnya.
Simak Video "Video: Kebakaran Sukahaji Bandung, Pedagang Kayu Ada yang Rugi Sampai Rp 150 Juta"
[Gambas:Video 20detik]