Pedagang sapi di Kabupaten Bandung Barat (KBB) dihadapkan pada posisi serba sulit akibat mewabahnya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) jelang Idul Adha pada Juli mendatang.
Selain karena pasokan sapi dari Jawa Timur dihentikan sementara sehingga berdampak pada merosotnya stok sapi, keresahan lainnya yakni harga jual sapi yang bakal mengalami kenaikan.
"Di daerah yang enggak terdampak (PMK) seperti KBB pasti mahal karena kan enggak bisa ambil dari luar lagi (stok sapi) terutama Jawa Timur," ungkap Entang, pedagang sapi di Bandung Barat, Rabu (17/5/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Entang menyebut tahun ini harga sapi yang akan dijual menjelang Idul Adha sudah mengalami kenaikan. Misalnya sapi bobot 340-350 kilogram berkisar di harga Rp 25 juta. Sementara sapi bobot 380-420 kilogram seharga Rp 27,5 juta.
"Kalau tahun lalu kan yang 350 kilogram masih di harga Rp 21 juta sampai Rp 22 juta, tahun ini naik ke Rp 25 juta, paling mentok saya jual Rp 24 juta. Kalau yang 380 kilo mentok dijual Rp 26 juta," ujar Entang.
Saat ini Entang hanya memiliki stok sekitar 100 ekor sapi. Namun jika menilik penjualan sapi pada momen Idul Adha tahun lalu jumlah tersebut baru setengahnya.
"Sisa stok sekitar 100 ekor. Sebetulnya Segitu belum aman, karena hanya sebagian dari tahun lalu yang saya jual sampai 200 ekor sapi," tutur Entang.
Entang mengatakan belum bisa memprediksi berapa persen penurunan penjualan sapi menjelang Idul Adha tahun ini di tengah terjangan wabah PMK usai 2 tahun diterjang pandemi COVID-19.
"Sekarang belum bisa dilihat menurun atau enggak, karena kan baru mulai menjual. Sudah ada beberapa yang booking. Tapi mudah-mudahan enggak ada penurunan, soalnya 2 tahun pandemi COVID-19 juga kita sudah rugi cukup besar. Mudah-mudahan segera ada solusi," ujar Entang.
(tey/tya)