Sekitar Tahun 2014 - 2015 batu akik sempat berjaya dan digandrungi masyarakat. Harganya selangit dan hal tersebut memberikan banyak keuntungan bagi kolektor batu akik.
Meski pamornya sudah redup, Rudy (45) yang memulai bisnis jual beli batu akik sejak Tahun 2014 masih bertahan. Rudy membuka lapak di selasar pertokoan yang ada di Jalan Kebon Kalapa.
Jika dulu banyak masyarakat yang terbawa arus untuk mengkoleksi batu akik, kini yang yang mencari atau menjual batu akik ke lapak dirinya hanya pehobi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Perkembangannya ketika dulu omzet penjualan batu besar, sekarang hanya segelintir pehobi," kata Rudy kepada detikJabar, Rabu (30/3/2022).
Beragam batu akik dijual dijual di lapak milik Rudy, dari mulai batu akik.yang berasal dari Garut hingga luar negeri.
"Macam-macam, ada dari Garut, Bengkulu, Ternate dan sebagainya. Luar negeri juga ada, jenis banyak, ada safir, ruby, aquamatine, ametis dan sebagainya," ungkapnya.
![]() |
Sementara itu, Rudy menyebut untuk saat ini batu akik yang banyak dicari masyarakat yakni batu jenis pirus.
"Sekarang yang banyak dicari batu pirus, punya karakter masing-masing, tidak sama, itu yang dipilih orang batu pirus, itu batu dari luar," tuturnya.
Meski harganya sudah turun, Rudy kasih memiliki batu yang harganya mencapai jutaan Rupiah. "Harga batu Rp 200 ribu sampai jutaan, tergantung jenis batu," ucapnya.
![]() |
Rudy menambahkan, jika dulu dirinya bisa mendapatkan omzet jutaan rupiah, saat ini Rudy hanya mendapatkan omzet ratusan ribu saja per hari. "Omzet per hari Rp 200-300 ribu," tambahnya.
Salah satu pehobi Erik (24) mengatakan, ia kerap mencari batu akik di kawasan Kebon Kalapa. "Kalau enggak di Jalan Kebun Kalapa, saya suka cari ke kawasan Tegalega," ujarnya.
Kedatangan ke lapak penjual batu akik tak hanya untul membeli saja, kadang menjual atau menukar tambah. "Seringnya sih tukar tambah, kalau udah bosen ganti lagi pakai batu lain," pungkasnya.
(wip/yum)