Kapolda Jabar Irjen Pol Suntana mengecek secara langsung pendistribusian minyak goreng (Migor) curah kepada masyarakat saat berkunjung ke wilayah Kabupaten Cirebon.
Pendistribusian minyak goreng curah ini dilakukan di Pasar Pasalaran, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon, Selasa (29/3/2022). Di lokasi pendistribusian, terlihat masyarakat sedang mengantre untuk membeli minyak goreng curah yang dijual dengan harga Rp 15.500/Kg.
Suntana menyatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan instansi terkait untuk memastikan pasokan minyak goreng curah dapat berjalan lancar setiap harinya. Tidak hanya ke Kabupaten Cirebon, melainkan juga ke pasar-pasar yang ada di wilayah Jawa Barat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami akan koordinasikan dengan pemerintahan provinsi dan pemerintah pusat agar minyak goreng curah untuk masyarakat tetap tersedia seperti biasanya," kata Suntana.
Dalam kesempatan itu, Suntana juga menyatakan jika menjelang Ramadan, ketersediaan kebutuhan pokok masyarakat saat ini masih dalam kondisi aman.
"Dari pantauan awal, ketersediaan sembako masih dalam kondisi aman. Kami akan terus mengupdate bersama instansi terkait agar ketersediaan sembako tetap terjamin sampai hari raya Idul Fitri," kata dia.
Warga Tasikmalaya Antre Migor
Sementara itu, ratusan masyarakat antre minyak goreng curah di beberapa toko agen minyak goreng Pasar Cikurubuk Kota Tasikmalaya, Selasa (29/3/2022).
Antrean sudah mengular sejak pagi buta. Mereka terpaksa membuang waktu di antrean demi mendapatkan minyak goreng curah dengan harga Rp 19 ribu per liter. Padahal pemerintah sudah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) seharga Rp 14 ribu per liter.
Mereka yang mengantre adalah para pedagang kuliner, mulai dari rumah makan, pedagang gorengan dan lainnya. Selain itu antrean juga diisi oleh pemilik warung kecil. Mereka datang dari berbagai daerah di Tasikmalaya.
"Buat jual lagi di warung, dijual eceran. Ini antre minyak curah harga Rp 19 ribu per liter," kata Ariani (40) warga Singaparna Kabupaten Tasikmalaya.
Dia mengaku rela antre bukan karena harganya murah, melainkan karena stok minyak goreng curah di Pasar Cikurubuk sudah mulai minim. Setidaknya ini dibuktikan dengan sejumlah agen yang mulai kehabisan stok.
![]() |
"Di agen bisa saya beli habis, tadi saya sudah keliling-keliling di semua agen. Jadi mau tak mau harus antre di sini," kata Ariani.
Ari mengatakan jika pembelian Rp 19 ribu per liter dia berencana menjual di warungnya dengan harga Rp 21 ribu per liter. "Bukannya mau untung besar, tapi kan terlihat sendiri ini antrenya panjang. Wajarlah ngambil untung Rp 2 ribu per liter," kata Ari.
Dia menambahkan pembelian di agen tempat dia mengantre dibatasi, setiap orang hanya dapat membeli maksimal 20 liter saja. "Sudah mahal antre lagi, kacau. Mana buktinya HET Rp 14 ribu?," kata Ari.
Terpisah Wali Kota Tasikmalaya M Yusuf mengakui harga minyak goreng curah di pasaran masih tinggi atau belum sesuai HET.
Dia mengatakan hasil inspeksi para agen atau pedagang beralasan masih menghabiskan stok lama. Sehingga harga jualnya pun masih tinggi.
"Yang saya lihat mereka masih punya stok lama. Jadi jualnya masih mahal dan mereka akan menghabiskan dulu. Baru mereka akan kembali menjual dengan harga subsidi," jelas Yusuf.
Yusuf berharap harga minyak goreng curah bersubsidi di pasaran segera berlaku dengan jangka waktu tak lama lagi.
Soalnya, para pedagang harus menjalankan instruksi pemerintah karena sudah diberikan subsidi untuk minyak goreng curah.
"Mudah-mudahan tak terlalu lama. Masuk Ramadhan harga (Minyak goreng curah) sudah sesuai HET," kata Yusuf.
Yusuf pun mengaku telah memerintahkan Satgas Pangan Kota Tasikmalaya melalui Bagian Ekonomi dan Dinas UMKM Perindustrian dan Perdagangan Kota Tasikmalaya untuk melakukan pemantauan ke lapangan.
"Satgas Pangan saya sudah perintahkan untuk turun lakukan operasi pasar. Biasanya mau Puasa dan Lebaran hampir semua harga kebutuhan pokok naik," kata.
(mso/bbn)